Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Semarang

Bandara Ahmad Yani Kembali Jadi Bandara Internasional, Pengusaha: Akan Makin Semarak dan Hidup

Kembalinya status Bandara Jenderal Ahmad Yani di Semarang menjadi bandara internasional disambut gembira oleh pelaku usaha di Jawa Tengah.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
TRIBUN JATENG/HERMAWAN HANDAKA
Petugas Air Traffic Control (ATC) Airnav Indonesia Bandara Ahmad Yani Semarang tengah bertugas mengendalikan lalu lintas penerbangan, Kamis (9/8/2018). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kembalinya status Bandara Jenderal Ahmad Yani di Semarang menjadi bandara internasional disambut gembira oleh pelaku usaha di Jawa Tengah.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Tengah, Harry Nuryanto Soediro menilai, status baru ini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian di wilayah tersebut.

Harry menjelaskan, dengan kembalinya status bandara internasional, pintu gerbang ekonomi Jawa Tengah yang kembali dibuka untuk mancanegara diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di wilayah ini.

"Yang selama ini pintu gerbang ekonomi mancanegara tertutup dan sekarang dibuka, otomatis akan memperkuat posisi Jawa Tengah dalam perdagangan internasional.

Dengan adanya bandara (internasional) ini, para investor akan mudah aksesnya untuk bisa menanamkan investasi di Jawa Tengah," kata Harry melalui sambungan telepon, Senin (28/4/2025).

Seperti diketahui, per tanggal 25 April 2025, bandara Jenderal Ahmad Yani kembali berstatus bandara internasional. Hal itu seperti yang tertuang dalam Surat Keputusan Menteri Perhubungan nomor KM 26 tahun 2025.

Harry melanjutkan, keberadaan bandara internasional akan memberikan dampak positif bagi berbagai sektor, termasuk travel agent, restoran, kuliner, dan transportasi.

Ia optimistis, dunia usaha terutama sektor pariwisata akan semakin semarak dan hidup.

Menurutnya, rute Semarang-Singapura yang pernah ada sebelumnya menunjukkan okupansi yang cukup tinggi.

Selain itu, rute ke Malaysia juga sudah mendapatkan perhatian dari kedutaan setempat.

"China pun siap menyambut direct langsung wisatawan dari negara China ke Semarang.

Rute-rute itu yang akan kami coba upayakan agar PT Angkasa Pura bisa membawa peluang maskapai-maskapai untuk membuka rute-rute penerbangan internasional," terangnya.

Dari sisi infrastruktur, Harry menyatakan saat ini kondisi infrastruktur di Jawa Tengah sudah cukup baik.

Meskipun masih ada fokus perbaikan di wilayah selatan, menurutnya pemerintah provinsi sudah berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur di daerah tersebut.

“Sepanjang jalan di Jawa Tengah sudah diuntungkan, karena punya infrastruktur yang baik, jalan tol yang baik, menggabungkan wilayah Semarang - Surabaya, Semarang - Jakarta, Semarag - Jogja dan sebagainya ini sudah siap. 

Proyek pariwisata dan investasi di wilayah selatan, seperti Cilacap, memiliki potensi yang besar. Kami berharap infrastruktur di wilayah selatan ini dapat terus ditingkatkan," ungkapnya.

Sementara itu, dengan dibukanya bandara internasional, Harry juga mengungkapkan rencana para pelaku industri pariwasata untuk mengembangkan paket wisata yang diharapkan dapat menarik para wisatawan ke Jawa Tengah.

"Dari travel agent sudah ada angan-angan akan direct umroh.

Nanti juga ada paket-paket wisata yang akan dibikin untuk para wisatawan yang direct dari negara asal menuju Jateng, karena wisata kita juga cukup menarik.

Kemudian juga menyelenggarakan B2B dengan event-event di sini, seperti expo, kita perluas expo ini menjadi mancanegara," imbuhnya.

Kosultan perhotelan, yang juga penasehat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah, Bambang Mintosih mengungkapkan, kembalinya status Bandara Jenderal Ahmad Yani sebagai bandara internasional dapat membuka peluang baru bagi sektor pariwisata di Jawa Tengah.

Menurutnya, peluang ini harus segera dimanfaatkan para pelaku usaha di sektor tersebut. Terlebih, ungkapnya, sektor perhotelan masih mengalami lesu seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran 2025.

"Segmen traveler oleh Pak Luthfi (Gubernur Jateng) ini kan juga sebagai antisipasi supaya tidak bergantung kepada pemerintah. Ini kami dukung, ini bagus," ungkapnya.

Ia pun menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha dalam menyusun strategi untuk menarik wisatawan mancanegara, terutama dari Malaysia.

Menurutnya, Malaysia merupakan pasar yang sangat potensial bagi pariwisata Jawa Tengah.

"(Malaysia) Ini cukup intens untuk shopping.

Kadang-kadang, kedatangan wisatawan ini tidak bisa diprediksi, contohnya wisata religi. Kita perlu menyiapkan paket yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan mereka,” katanya.

Salah satu ide yang ia usulkan adalah konsep “on request,” di mana pelaku wisata dapat bekerja sama untuk menawarkan paket yang lebih fleksibel dan sesuai dengan permintaan wisatawan.

"Dulu kita pernah bikin double top di Malaysia, bersama-sana pelaku wisata. Jadi yang jualan adalah hotel-hotel, travel, dan tujuan wisata.

Jadi harus jemput bola, jangan menunggu. Hotel sudah tidak bisa lagi menunggu," imbuhnya. (idy)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved