Berita Semarang
Beban Sarjana Susah Cari Kerja, Najib Anak Kos Pilih Berkreasi hingga Jadi Juragan Kaligrafi
Berbekal kemampuan desain grafis di Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat UIN Walisongo Semarang, Najib berinisiatif memproduksi hiasan.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: M Syofri Kurniawan
Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan Work Form Home (WFH) bagi pegawai atau karyawan justru menguntungkan usahanya.
Masyarakat yang biasanya sibuk bepergian atau bekerja di luar, saat pandemi, lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.
Mereka menyibukkan diri dengan aktivitas di rumah, termasuk menghias rumah. Dari situ Najib ketiban berkah.
“Momennya itu pas bareng ramai orang beli tanaman hias. Karena banyak di rumah, mereka jadi memikirkan untuk mempercantik rumah,” katanya.
Omzet penjualan hiasan dinding Najib melonjak. Ia menggencarkan promosinya bukan hanya di akun media sosial, namun juga merambah di e-commerce. Najib juga terus berinovasi dengan desain-desain terbaru dan kece untuk melengkapi katalog produknya.
Ia yang awalnya hanya memproduksi hiasan dengan kata-kata, akhirnya merambah ke seni tulisan Arab atau kaligrafi. Ia harus banting setir membuat kaligrafi karena permintaan pembeli.
Tak dinyana hasilnya melebihi ekspektasi. Usai memproduksi hiasan kaligrafi, omzetnya kian tinggi. Banyak pelanggan, khususnya umat muslim, suka menghias dindingnya dengan tulisan ayat-ayat suci.
“Saya sempat tolak pesanan kaligrafi karena belum pernah bikin. Tapi pesanan berikutnya akhirnya saya sanggupi, saya belajar bikin dan bisa,” katanya.
Hiasan bertema kaligrafi yang tidak terpikirkan sebelumnya, justru kini jadi produk andalannya dengan penjualan tertinggi. Ia pun tertagih untuk terus berkreasi mendesain kaligrafi bernilai seni tinggi.
Seiring perkembangan bisnisnya yang menggembirakan, Najib terus menambah karyawan tetap hingga kini genap 5 orang. Mereka berbagi tugas untuk mendesain grafis, memproduksi dan packaging, hingga admin yang bertugas mengelola akun media sosial dan market place.
Satu admin lainnya ia tugaskan khusus untuk siaran langsung (live) mempromosikan produk di platform e-commerce.
Di lantai dua rumah produksinya, ia membangun studio khusus untuk acara siaran langsung. Dengan latar dinding penuh hiasan cantik, seorang admin perempuan luwes menyapa dan memperkenalkan produk ke netizen. Ia bicara dan berinteraksi dengan netizen selama 2 jam tanpa jeda.
“Ada atau tidak ada yang beli, saya tetap suruh karyawan Live untuk interaksi dan menjaring pelanggan,” katanya.
Ia menjual pajangan dindingnya dengan harga beragam, dari yang termurah Rp 20 ribu sampai Rp 400 ribu tergantung model dan ukuran.

Harga Beras Medium di Semarang Tembus Rp15 Ribu per Kilogram, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Percontohan Nasional, Koperasi Merah Putih Gedawang Tembus Omzet Rp 69 Juta dalam 1,5 Bulan |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Anjurkan Pedagang Kelontong Kulakan di Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Pemkot Semarang Wajibkan ASN Jadi Anggota KKMP, Wali Kota: Akan Dipantau Kepala Dinas dan Kabag |
![]() |
---|
Sosok Rohmat Sukur, Warga Semarang Terlibat Penculikan Kacab Bank BUMN: Sering Nyupiri Bos |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.