Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Beban Sarjana Susah Cari Kerja, Najib Anak Kos Pilih Berkreasi hingga Jadi Juragan Kaligrafi

Berbekal kemampuan desain grafis di Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat UIN Walisongo Semarang, Najib berinisiatif memproduksi hiasan.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
LIVE E-COMMERCE: Seorang karyawati sedang siaran langsung di E-Commerce untuk berinteraksi dan memperkenalkan produk ke pelanggan atau netizen di rumah produksi DipajangID, Jalan Plamongan Permai, Kelurahan Pedurungan Kidul, Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, Rabu (30/4/2025). (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Lahir dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan di Pati, Jawa Tengah, Muhammad Syafiun Najib berjuang mati-matian untuk kuliah. Ia berpikir titel kesarjanaan bisa mengubah nasibnya mendatang. Tapi menjelang lulus, ia justru gusar. Cita-cita yang ia rangkai lama mendadak buyar.

Ia melihat teman-temannya yang lebih dulu lulus sulit mendapat pekerjaan. Ia pun pesimis bisa bekerja sesuai impian usai ijazah Strata 1 (S1) di tangan. Apalagi jurusan yang dia ambil kurang mentereng.  

Berangkat dari kegelisahannya itu, justru lahir ide brilian. Ia harus berwirausaha.

Baca juga: Camilan Chimu: Cita Cinta Teguh dan Herna Rintis Usaha saat Pensiun

Berbekal kemampuan desain grafis yang ia asah saat aktif di Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Najib berinisiatif memproduksi hiasan.

“Saya belajar produksi hiasan dinding otodidak. Kalau desain grafis, saya menekuninya sejak di pers mahasiswa. Suka bikin cover majalah kampus,” kata Syafiun Najib, Owner Dipajangid, Rabu (30/4/2025).

Bermodal Rp 500 ribu, ia membeli bahan-bahan termasuk papan Medium Density Fiberboard (MDF) untuk media pajang. Najib menyulap tempat kosnya jadi bengkel produksi. Ia mulai berkreasi mendesain kata-kata populer untuk menghiasi dinding.

Perlahan ia mulai menerima pesanan. Produknya mulai disukai pelanggan. Dari awalnya terbatas teman, pemasaran produknya kian menjangkau banyak kalangan. Najib mempromosikan produknya di Instagram dengan akun @dipajang.id.

Meski usahanya sudah berjalan, ia merasa pendapatan yang dia dapat masih kurang. Selepas kuliah, Najib melamar kerja ke perusahaan sebagai desainer grafis.

“Saya masih sambil bikin hiasan kalau ada yang pesan, tapi juga bekerja karena butuh bulanan,” katanya.

Sukses Usai Dipecat

Syafiun Najib, owner DipajangID
TUNJUKKAN PRODUK: Syafiun Najib, owner DipajangID, menunjukkan produk kaligrafinya di bengkel produksinya, Jalan Plamongan Permai, Kelurahan Pedurungan Kidul, Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, Rabu (30/4/2025). (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI)

Pandemi Covid 19 membuat kenyamanannya bekerja terusik. Perekonomian yang lesu karena pandemi jadi alasan perusahaannya mengurangi jumlah karyawan. Najib diputus kontrak. Ia tentu syok karena dipecat dalam kondisi belum siap.

Terlebih mencari pengganti kerja saat pandemi sangat sulit. Tapi rupanya Tuhan punya takdir lain untuknya.  

Najib memutuskan fokus membesarkan usahanya.

“Sempat drop usai dipecat. Tapi hikmahnya saya bisa fokus menekuni usaha,” katanya.

Ia sempat pesimis usahanya bisa berkembang di tengah situasi sulit pandemi. Tapi siapa sangka, saat banyak pelaku usaha lain bertumbangan, bisnisnya justru bertumbuh.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved