Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Beban Sarjana Susah Cari Kerja, Najib Anak Kos Pilih Berkreasi hingga Jadi Juragan Kaligrafi

Berbekal kemampuan desain grafis di Surat Kabar Mahasiswa (SKM) Amanat UIN Walisongo Semarang, Najib berinisiatif memproduksi hiasan.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
LIVE E-COMMERCE: Seorang karyawati sedang siaran langsung di E-Commerce untuk berinteraksi dan memperkenalkan produk ke pelanggan atau netizen di rumah produksi DipajangID, Jalan Plamongan Permai, Kelurahan Pedurungan Kidul, Kecamatan Pedurungan Kota Semarang, Rabu (30/4/2025). (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI) 

Menariknya, meski punya pabrik dan sejumlah karyawan tetap, Najib tak punya lapak atau galeri khusus untuk memamerkan produknya ke pelanggan.

Ia hanya memajang produknya di lapak-lapak online miliknya, baik di akun medsos maupun e-commerce.

Di era digital, toko offline tidak begitu penting. Buktinya, Najib yang sejak awal merintis usaha hingga maju seperti sekarang, hanya mengandalkan toko online dan promosi digital.

“Lantai pertama tempat saya untuk produksi, lantai dua studio. Untuk tokonya saya full online, gak ada yang offline,” katanya.

Bukan hanya dalam memasarkan, untuk sistem pembayaran, ia juga hanya melayani pembayaran secara digital. Najib menolak pembayaran tunai bukan tanpa alasan.

Ia pernah memiliki pengalaman kurang mengenakkan ketika bertransaksi tunai dengan pelanggan.

Najib susah mencari kembalian hingga terpaksa mendiskon pembelian yang membuatnya tak jadi untung.

Najib memanfaatkan aplikasi BRImo di handphone nya untuk bertransaksi dengan pelanggan.

Najib juga menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) produk Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk melengkapi sistem pelayanan transaksi digital kepada pelanggan.

Dengan QRIS, pelanggannya cukup memindai kode batang yang tertera alamat tujuan pengiriman tanpa harus repot menulis nomor rekening.

Dengan transaksi digital, Najib juga tidak lagi repot mencari uang kembalian atau menenteng uang cash yang rawan tindak kejahatan.

Najib sendiri mengaku pernah punya pengalaman pahit kehilangan uang tunai hasil penjualan di tas selempang miliknya.

“Uang tunai saya untuk beli bahan 7 juta pernah hilang dicuri orang. Kalau nontunai aman,” katanya.

Kesuksesan yang diraih sekarang membuat najib berkesimpulan, ijazah bukan penjamin orang mendapat pekerjaan. Justru ilmu dan pengalaman selama kuliah dan berorganisasi jauh lebih berharga. Itu jadi modal penting untuk sukses bekerja maupun berwirausaha.

Ia merasa, apa yang dilakukan dan diraihnya sekarang adalah bagian dari bentuk pengamalan ilmu dan pengalaman semasa belajar silam.

“Ternyata bukan ijazah yang terpakai, tapi ilmu dan pengalaman saat kuliah yang justru menunjang kesuksesan usaha saya,” katanya. (aqy)

Baca juga: Keluarga Habis Ditelan Bencana, Suwarni Penyintas Longsor Bangkit berkat Usaha Keripik Herbal

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved