Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Dari Dapur Semarang ke Meja Dunia: Perjalanan Rasa Ika Yuanita Dibalik Produk Kingkaf

"Kingkaf sudah punya website sendiri. Kingkafindonesia.com, pelanggan tinggal klik, lalu memesan," sambungnya

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
Tribunjateng/Rezanda Akbar
TAHU BAKSO - Ika Yuanita saat sedang membuat Tahu Bakso Kingkaf Frozen di dapur rumahnya yang terletak di Kingkaf Garden Jalan Gombel Indah No.17, Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang/ (TRIBUNJATENG.COM / REZANDA AKBAR D.) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ika Yuanita tak pernah mengenyam pendidikan formal di bidang kuliner. Dia bukan jebolan sekolah tata boga, bukan pula anak chef ternama.

Perempuan tangguh di balik merek Kingkaf itu memulai segalanya dari nol. Dia belajar memasak bukan dari buku resep, tapi dari kegagalan demi kegagalan yang tak terhitung jumlahnya.

Hari demi hari dia habiskan di dapur, mengolah, mencoba, mencicipi lalu mengulang dari awal.

Tak ada guru, hanya kemauan keras. Dan dari sanalah, perlahan tapi pasti, lahir rasa yang akhirnya bisa diterima lidah-lidah jauh di seberang negeri.

Hari ini, Ika memproduksi tahu bakso seorang diri, karena karyawannya sakit dan perlu istirahat.

Meski begitu, tangannya tetap cekatan, meracik step by step untuk membuat tahu bakso yang sering terbang ke seberang benua seperti Eropa, Australia hingga Amerika. 

Ika tahu betul, membangun usaha bukan perkara berdiri sendiri. Dia tak hanya berjualan tahu bakso namun juga membangun jaringan.

Menggandeng para pelaku UMKM, para peternak lokal yang bersertifikasi halal, dan pengrajin tahu rumahan yang tangannya lihai dan menjaga kualitas. Semua dia libatkan, satu per satu, dalam perjalanan usahanya.

Tahu bakso buatan Ika berbahan dasar dada ayam tanpa tulang dan kulit. Ika ingin menciptakan rasa yang otentik, bakso kenyal namun padat tak didominasi tepung dan dibalut oleh tahu yang tak berbau.

Tahu baksonya ada dua rupa: siap saji dan siap masak. Yang siap masak dikemas dalam bungkusan beku, seperti umumnya produk rumahan. 

Tapi yang siap saji itu andalannya untuk luar negeri kemasan vakum yang rapat, rapi, tahan lama.

TAHU BAKSO - Ika Yuanita saat sedang membuat Tahu Bakso Kingkaf Frozen di dapur rumahnya yang terletak di Kingkaf Garden Jalan Gombel Indah No.17, Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang/ (TRIBUNJATENG.COM / REZANDA AKBAR D.)
TAHU BAKSO - Ika Yuanita saat sedang membuat Tahu Bakso Kingkaf Frozen di dapur rumahnya yang terletak di Kingkaf Garden Jalan Gombel Indah No.17, Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang/ (TRIBUNJATENG.COM / REZANDA AKBAR D.) (Tribunjateng/Rezanda Akbar)

Ika sempat kebingungan untuk pertama kalinya mengirim produknya ke Negeri Paman Sam. Dibungkus dengan styrofoam seadanya, dengan harap-harap cemas menunggu kabar dari seberang.

"Saya ketar-ketir. Takut basi di tengah jalan. Tapi ternyata sampai juga, tidak ada komplain," ucapnya, sembari mengaduk adonan, Rabu (30/4/2025).

Dari kegelisahan itu, lahirlah inovasi: kemasan vakum, lebih ringkas, lebih aman, lebih tenang di hati. Tapi bukan berarti lantas mudah. 

Ekspor makanan seperti tahu bakso bukanlah usaha yang disambut pasar dengan tangan terbuka. Tidak ada pembelian kontainer demi kontainer. Yang datang justru pesanan kecil tapi setia.

Alih-alih menitip di toko oleh-oleh, Ika membangun jaringan reseller. Mulai dari Indonesia hingga tersebar ke beberapa negara seperti Australia, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat.

"Pasarnya segmented tapi ada terus, saya pakai bahan yang benar-benar premium untuk jaga kualitas karena katanya. 

Dalam satu plastik vakum tahu bakso itu, tak ada yang melihat letihnya panasnya dapur, lelahnya membungkus, dan degup-degup kecil yang selalu muncul tiap kali barang dikirim ke luar negeri. 

Tapi Ika terus berjalan. Tak menunggu investor besar. Tak menanti keajaiban.

Pelaku UMKM binaan BRI itu, hanya ingin satu hal: rasa yang dia racik sendiri, bisa sampai di ujung dunia dan dikenang di lidah orang-orang yang merindukan rumah.

Selain produk tahu bakso, camilan pisang salenya juga melalang buana bersamaan dengan tahu bakso ke Amerika.

Punya Beragam Produk Unggulan 

TAHU BAKSO - Ika Yuanita saat sedang membuat Tahu Bakso Kingkaf Frozen di dapur rumahnya yang terletak di Kingkaf Garden Jalan Gombel Indah No.17, Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang/ (TRIBUNJATENG.COM / REZANDA AKBAR D.)
TAHU BAKSO - Ika Yuanita saat sedang membuat Tahu Bakso Kingkaf Frozen di dapur rumahnya yang terletak di Kingkaf Garden Jalan Gombel Indah No.17, Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang/ (TRIBUNJATENG.COM / REZANDA AKBAR D.) (Tribunjateng/Rezanda Akbar)

Selain kedua itu, ada hampir sepuluh jenis produk yang dia kembangkan. Mulai dari minuman rempah, kopi arabika, robusta, liberika, teh celup herbal, hingga sale pisang dan kerupuk udang. 

Semua produk itu yang awalnya hanya eksperimen dapur kini telah menjangkau pelanggan di luar negeri.

"Ini ada produk barunya Jaenak dari nama Jahe Enak itu Fermentasi Jahe, rencana mau dikirim ke Brazil," jelas Ika.

Minuman Jahe memiliki rasa yang segar dan cocok diminum saat dingin, namun tetap mempunyai kehangatan dari jahe. 

Selain itu teh rempah buatan Ika juga jadi favorit di benua Eropa. 

Dikemas dalam bentuk teh celup, minuman tradisional itu tampil lebih modern dan praktis. 

Ada juga kopi jahe lemon madu fermentasi racikan yang terdengar rumit tapi ternyata punya penikmatnya sendiri.

“Awalnya justru dari kopi, Kingkaf diambil dari nama King Kafein karena dahulu fokusnya kopi, dari situ ada kafe dan sediakan makanan kemudian kami explore,” tuturnya. 

Dari kopi, dia melangkah ke restoran, lalu pelan-pelan menciptakan produk baru. 

Namun saat ini, produk kopi roastednya masih diminati oleh pasar-pasar di Indonesia juga dikirim ke kota-kota besar lainnya.

Dia juga mengelola dari beberapa titik produksi tahu bakso dan minuman di rumah, pisang sale di Kendal, dan kerupuk di kawasan industri di Semarang.

Melaju Bersama Rumah BUMN BRI 

Langkah Ika makin mantap sejak bergabung dengan Rumah BUMN pada 2023. 

Di sana, dia mendapat pelatihan, pendampingan, dan yang tak kalah penting pengakuan. Produk Kingkaf pernah menyabet juara pertama dalam ajang BRIncubator. 

Dia bahkan sempat diajak jadi pembicara di hadapan ibu-ibu Bhayangkari, ibu-ibu PKK tentang berbagi pengalaman dalam membesarkan usaha.

“Saya diajari cara bikin landing page, diajarin promosi digital, sampai dikasih alat-alat untuk bikin konten,” katanya. 

"Kingkaf sudah punya website sendiri. Kingkafindonesia.com, pelanggan tinggal klik, lalu memesan," sambungnya.

Beragam pelatihan dan Bazaar dari Rumah BUMN BRI Semarang untuk memperluas pemasaran diperoleh oleh Ika untuk memajukan usaha yang dia rintis dari nol. 

Menurut Ika fasilitas tersebut sangat bermanfaat baginya dalam memajukan usahanya. Untuk menunjang penjualan mulai dari dalam negeri hingga luar negeri.

Di balik pencapaian itu, ada konsistensi dan kepekaan yang dia jaga. Dari sekadar ingin membuat tahu bakso yang enak, Ika menjadikan rumahnya sebagai laboratorium cita rasa. 

Di setiap kemasan, ada cerita tentang Semarang, tentang usaha yang dirintis dari nol, dan tentang perempuan yang percaya bahwa produk rumahan bisa sampai ke pasar global asal dikerjakan dengan hati.

Di balik etalase-etalase kecil milik UMKM yang kini tampil percaya diri di berbagai pameran, ada sosok-sosok yang bekerja dalam senyap salah satunya Fakhrul Ihsan Saputra. Sebagai petugas di Rumah BUMN BRI.

Dia menjadi penghubung antara harapan para pelaku usaha kecil dan kesempatan yang lebih besar.

"Kami dengan senang hati akan membantu siapa saja yang ingin bergabung," katanya pelan tapi pasti. 

Di matanya, UMKM bukan sekadar penggerak ekonomi mereka adalah orang-orang yang berani bermimpi, meski dengan modal terbatas.

Rumah Kreatif BUMN BRI bukan hanya tempat singgah, tapi ruang tumbuh. Di sana, para pelaku usaha diberi pelatihan, diajak memahami kualitas produk, strategi pemasaran, hingga diajak tampil di panggung besar seperti BRI EXPO(RT) tempat di mana harapan bisa bertemu pasar.

Rumah Kreatif BUMN terus membuka pintu: bukan hanya agar UMKM bertahan dalam gempuran zaman, tapi agar mereka tumbuh, naik kelas, dan berdiri tegak di pasar yang lebih luas.

"Banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan untuk pelaku UMKM sebagai ilmu untuk memajukan usahanya, tentu komitmen BRI berjalan beriringan dengan harapan pelaku UMKM untuk memajukan perekonomian Indonesia, dari industri rumahan," katanya. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved