Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

Terbongkar Gara-Gara HP Rusak, Aksi Cabul S pada Anak di Jepara Terungkap

HP rusak jadi awal terbongkarnya aksi cabul S (21) terhadap puluhan anak di Jepara. Video tak senonoh ditemukan orang tua korban.

Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG/TITO ISNA UTAMA.
PREDATOR SEKS - Tersangka S (21) saat digelandang oleh Anggota Ditreskrimum Polda Jateng untuk melakukan pengeledahaan sekaligus olah TKP di kediamaan rumah Tersangka yang ada di Desa Sendang, Kecamatan Kalinyamatan, Kabupaten Jepara. 

TRIBUNJATENG.COM, JEPARA -- Kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur yang melibatkan tersangka berinisial S (21) asal Jepara, Jawa Tengah, akhirnya terbongkar secara tak terduga.

Aksi bejat pelaku yang telah berlangsung selama enam bulan itu terungkap setelah orang tua salah satu korban memperbaiki ponsel anaknya.

Ponsel yang rusak itu menjadi bukti kunci. Saat dibuka usai diperbaiki, orang tua korban menemukan video dan foto tak senonoh yang disimpan dalam galeri.

Fakta ini langsung membuat orang tua korban melapor ke pihak kepolisian.

“Itu berawal dari laporan orang tua korban, saat memperbaiki HP anaknya ditemukan video dan foto tak berbusana. Anak tidak berani cerita karena malu,” ungkap Kombes Pol Dwi Subagio, Dirreskrimum Polda Jawa Tengah, Rabu (30/4/2025).

Setelah dilakukan penyelidikan, terungkap bahwa S (21) telah mencabuli puluhan anak dari berbagai daerah seperti Jepara, Semarang, Jawa Timur, hingga Lampung.

Semua korban masih di bawah umur, dan aksi dilakukan melalui media sosial, terutama aplikasi Telegram.

Dalam ponsel pelaku, polisi menemukan rekaman video call yang tersimpan rapi dengan nama korban, menunjukkan bahwa aksinya dilakukan secara sistematis. Bahkan, dari sejumlah korban, ada yang hampir bunuh diri karena diancam oleh pelaku.

“Korban saat diancam ada yang sampai ingin bunuh diri,” jelas Dwi Subagio.

Sementara itu, polisi kini tengah menelusuri akun media sosial lain yang digunakan pelaku untuk melancarkan aksinya.

Meskipun Telegram disebut sebagai platform utama, penyelidikan masih terus berlangsung untuk mengungkap jaringan dan motif lebih dalam.

Kasus ini menjadi pengingat penting bagi orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas digital anak-anak, serta segera bertindak jika menemukan hal mencurigakan pada perangkat mereka.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved