Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Hari Buruh

400 Mahasiswa Dikepung Polisi di Kampus Undip Pleburan

Sebanyak 400an mahasiswa  terjebak di dalam kampus Universitas Diponegoro (Undip) Pleburan, Kota Semarang.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Tribunjateng/Iwan Arifianto. 
POLISI TANGKAP MAHASISWA- Kericuhan antara mahasiswa dengan polisi alam aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, di Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Kamis 1 Mei 2025, petang. Kericuhan ini berujung penangkapan 18 mahasiswa. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sebanyak 400an mahasiswa  terjebak di dalam kampus Universitas Diponegoro (Undip) Pleburan, Kota Semarang, Kamis (1/5/2025) malam.

Mereka tidak bisa keluar karena dikepung oleh para anggota kepolisian dan ratusan  preman. 

Ratusan mahasiswa terjebak di dalam kampus selepas dikejar kepolisian saat kerusuhan di depan kantor Gubernur Jawa Tengah Jalan Pahlawan.

Pengacara Publik dari LBH Semarang M Safali mengatakan, ratusan mahasiswa yang terjebak di dalam kampus akibat melarikan diri saat dikejar oleh kepolisian dalam aksi demonstrasi hari buruh.
Mahasiswa masuk ke kampus tersebut untuk mengamankan diri. "Iya ada 400 an mahasiswa dikepung polisi dan preman yang sedang mengamankan diri di kampus tersebut," katanya kepada Tribun,

Safali menyebut,  mendesak kepada aparat agar segera membebaskan para mahasiswa yang saat ini ditangkap dan kawan-kawan yang disandera di dalam kampus.

"Kami meminta Kapolrestabes Semarang segera menarik preman dan polisi yang melakukan pengepungan terhadap massa aksi," bebernya.

Diberitakan sebelumnya, polisi menangkap belasan mahasiswa dalam aksi peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, di Jalan Pahlawan, Kota Semarang,  Kamis 1 Mei 2025, petang.

Belasan mahasiswa yang ditangkap adalah mahasiswa dari berbagai universitas di Semarang di antaranya Universitas Diponegoro, Universitas UPGRIS, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo dan lainnya.

Menurut Pengacara Publik dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang M Safali, data sementara ada 18 mahasiswa yang ditangkap.

Mereka dibawa ke Mapolrestabes Semarang. Sementara, ada lima mahasiswa ada yang mengalami luka-luka sehingga dibawa ke rumah sakit Roemani.

"Iya ada 18 orang yang ditangkap, 5 dibawa ke rumah sakit. kami masih melakukan upaya hukum untuk melakukan pendampingan dan pendataan kembali," kata dia kepada Tribun.

Kericuhan antara mahasiswa dengan polisi pecah sebanyak dua kali.

Kericuhan pertama, polisi memukul mundur mahasiswa dengan melakukan tembakan gas air mata secara berulang-ulang pada sekira pukul 17.00 WIB.

Mahasiswa lantas memukul mundur mengarah ke patung kuda Undip Pleburan.

Selepas itu, situasi sempat kembali tenang.

Namun, polisi kembali memukul mundur dengan menembakkan gas air mata kembali pada pukul 17.25.

Tak hanya menembakkan gas air mata, polisi juga membentuk pasukan barikade.

Mahasiswa yang terdesak lantas masuk ke area kampus Undip Pleburan.

Safali menjelaskan, polisi telah bertindak menggunakan kekerasan terhadap para mahasiswa.

Padahal mahasiswa melakukan aksi bersama para buruh.

"Kami melakukan aksi sepakat sesuai dengan aksi yang dilakukan buruh," bebernya.

Safali membantah tudingan polisi yang menarasikan bawah mahasiswa yang melakukan kerusuhan adalah anarko.

Selain itu, dia juga membantah ada provokasi dari mahasiswa sehingga polisi melakukan kekerasan.

"Tudingan mereka tidak obyektif yang menyudutkan gerakan mahasiswa dan gerakan aksi hari buruh internasional," bebernya.

Sementara itu, Kapolrestabes Semarang Kombes Syahduddi mengatakan, ada sekelompok anarko yang melakukan tindakan anarkis.

"Ya jadinya kami bubarkan," ucapnya.

Dia menyebut, tidak mengetahui pasti ada berapa orang yang ditangkap.

"Ada yang ditangkap, Meraka dibawa ke Polrestabes untuk diinterogasi," terangnya. (Iwn)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved