Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ledakan Bom Kadaluwarsa di Garut

'Bapak Saya Kerja Sama Tentara' Tangis Anak Korban Ledakan di Garut Tak Terima Ayah Disebut Memulung

Tangis anak salah satu korban ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat pecah saat bertemu Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Penulis: Adelia Sari | Editor: galih permadi
YOUTUBE KANG DEDI MULYADI
LEDAKAN GARUT : Tangkapan layar dari YOUTUBE KANG DEDI MULYADI pada Rabu (14/5/2025) : Tangis anak salah satu korban ledakan pemusnahan amunisi di Garut, tegaskan sang ayah bukan memulung sisa amunisi seperti yang diberitakan 

TRIBUNJATENG.COM - Tangis anak salah satu korban ledakan amunisi di Garut, Jawa Barat pecah saat bertemu Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Anak salah satu korban tersebut menegaskan jika ayahnya bekerja dengan tentara.

Ia juga menegaskan jika sang ayah tak menerobos untuk mengambil sisa selongsong peluru seperti yang diberitakan.

"Saya minta pertanggungjawaban, karena bapak saya di situ bukan seperti yang orang-orang pikirin. Bapak saya bukan mulung. Bapak saya di situ kerja sama tentara. Saya tahu dari jaman saya sekolah," ucap anak korban menangis kepada Dedi Mulyadi dalam video yang diunggah di akun Instagram Dedi Mulyadi @dedimulyadi71 pada Selasa (13/5/2025).

"Sudah lama?" tanya Dedi Mulyadi.

"Sudah lama, udah ke Manado, Makassar, Bali, Mabes "jawab wanita itu terisak.

"Bukan lagi mungut," timpal seorang pria.

"Katanya banyak yang bilang bapak saya nyelonong, ngelawan TNI, itu nggak," tegas anak korban.

"Artinya posisinya kerja, kategori kecelakaan kerja," ucap Dedi Mulyadi.

Agus (55), kakak kandung korban Rustiwan juga menolak adiknya disebut memulung sisa amunisi.

Agus mengatakan jika adiknya telah bekerja selama 10 tahun membantu TNI dalam pemusnahan amunisi kadaluwarsa.

Tak hanya di Garut, korban Rus juga pernah membantu pemusnahan di Yogyakarta dan daerah lainnya.

Sementara itu, TNI Angkatan Darat (AD) masih melakukan investigasi dalam insiden ini.

"TNI AD sesaat setelah kejadian telah menyatakan akan melakukan investigasi menyeluruh, termasuk yang berkaitan dengan korban sipil," kata Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Wahyu Yudhayana pada Selasa (13/5/2025), dikutip dari Kompas.com.

Sedangkan Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi sebelumnya mengatakan warga yang menjadi korban ledakan pemusnahan amunisi kedaluwarsa sedang ingin mengumpulkan bekas granat hingga mortir.

"Memang biasanya apabila selesai peledakan, masyarakat datang untuk ambil sisa-sisa ledakan tadi, apakah serpihan-serpihan logamnya yang dikumpulkan, kemudian tembaga, atau besi, yang memang bekas dari granat, mortir, itu yang biasanya masyarakat ambil logam tersebut,".

Ledakan ini sendiri terjadi di kawasan Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025).

Akibatnya 9 warga sipil tewas dan 4 anggota TNI meninggal dunia termasuk perwira.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved