Berita Jateng
Tunggu Negosiasi Tarif Trump, Wamendag Sebut Kebut Perjanjian Perdagangan dengan Eropa
Diversifikasi pasar produk-produk dalam negeri tengah diupayakan sebagai solusi bagi para pelaku industri untuk memasarkan produk-produk mereka.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
Menyoroti kondisi saat ini, Direktur PT Philnesia International, Erick Luwiya mengungkapkan, sektor industri furnitur belakangan menghadapi tantangan yang kompleks di tengah kebijakan Presiden Trump.
Menurutnya, tantangan sedang dihadapi saat ini adalah terkait regulasi, persaingan global, dan dinamika pasar yang terus berubah.
"Makanya seperti disampaikan Ibu Roro, kita memang dari posisi wait and see. mudah-mudahan kita bisa mendapatkan hasil yang optimal," ungkapnya.
Plh Disperindag Jateng, Linda Widiastuti menambahkan, ekspor-impor di Jawa Tengah terus menjadi perhatian di tengah kebijakan tarif dan ketegangan antara India - Pakistan.
Menurutnya, Pemprov Jateng secara intensif mengkaji potensi dampak dari situasi tersebut dan merumuskan langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk menghadapinya.
Dalam konteks ekspor, khususnya untuk sektor furnitur, ia menyebut berdasarkan informasi dari pelaku usaha menunjukkan bahwa hingga saat ini tidak ada masalah signifikan.
"Ekspor Jawa Tengah saat ini terbesar adalah ke Amerika dengan kontribusi kurang lebih 41,6 persen dan ini kecenderungannya sementara masih tetap."
"Sampai hari ini sih masih tidak ada masalah, karena kan sambil menunggu keputusan tanggal negosiasi itu. Justru perlu dipikirkan adalah berikutnya. Nah, secara strategi yang harus dilakukan ya yang pertama adalah kita harus melakukan peningkatan daya saing dalam negeri," klaimnya.
Dia menyebut, salah satu inisiatif yang sedang dijalankan di Jawa Tengah adalah pembentukan Free Trade Agreement Center, yang merupakan kerja sama antara Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah, Kementerian Perdagangan, dan Universitas Diponegoro (Undip).
"Tugasnya adalah melakukan sosialisasi, pendampingan, fasilitasi, sehingga pelaku-pelaku usaha khususnya IKM ini diharapkan bisa memanfaatkan perjanjian-perjanjian perdagangan itu untuk menembus pasar-pasar internasional," imbuhnya. (idy)
Baca juga: Rumah Penggemukan Sapi Masjid Agung Semarang Sediakan Sapi Kurban Sesuai Skema Iuran
Baca juga: Ratusan Calon Jemaah Haji Kumpulkan Koper di Kantor Kemenag Blora, Koper Diberi Tanda Pengenal
Baca juga: Perhutani KPH Pekalongan Barat Pasang Badan Lawan Perambahan di Kaki Gunung Slamet
3,37 Ton Sampah Belum Terkelola Dengan Baik, Pemprov Jateng Upayakan Penyelesaian |
![]() |
---|
Ini Alasan Polda Jateng Hentikan Penyelidikan Kasus Hak Siar Nenek Endang: Alhamdulillah |
![]() |
---|
Regenerasi Dalam Korupsi, Sosok Dua Sekda Klaten Rugikan Negara Rp6,8 M Kasus Sewa Plasa |
![]() |
---|
Berdayakan Potensi Desa/Kelurahan, 1.750 Koperasi Merah Putih di Jateng Sudah Operasional |
![]() |
---|
Masih Kalah Dari Subang, Buruh Tuntut Kenaikan UMK 2026 Jadi Rp 3,7 Juta di Kota Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.