Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Banjir di Grobogan

Pengungsi Banjir Sukorejo Grobogan Keluhkan Alami Gatal-gatal, Berhari-hari Terendam Air

Genangan air banjir yang merendam Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan

Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Fachri Sakti Nugroho
BANJIR GROBOGAN - Genangan air banjir yang merendam Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tapi juga mulai memunculkan keluhan kesehatan di lokasi pengungsian, Selasa (20/5/2025). Salah satu yang paling dirasakan warga adalah gatal-gatal pada kulit akibat terlalu lama terpapar air kotor. (TRIBUNJATENG/FACHRI) 

TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Genangan air banjir yang merendam Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Kabupaten Grobogan, tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tapi juga mulai memunculkan keluhan kesehatan di lokasi pengungsian, Selasa (20/5/2025). 


Salah satu yang paling dirasakan warga adalah gatal-gatal pada kulit akibat terlalu lama terpapar air kotor.


Ferlita, salah satu pengungsi yang kini tinggal di Gedung Olahraga (GOR) Desa Tanggirejo mengaku telah merasakan gejala gatal-gatal selama dua hari terakhir.


"Keluhannya gatal-gatal sudah dua hari ini, selain itu kepala juga pusing," ujarnya saat ditemui TribunJateng.com, Selasa (20/5/2025).


Ia menambahkan bahwa dirinya sudah mendapat obat paracetamol dan salep gatal dari petugas kesehatan di lokasi pengungsian.


"Ini sudah diberikan obat paracetamol dan salep untuk gatal-gatalnya," imbuhnya.


Keluhan serupa juga disampaikan oleh Fatihah, warga lain yang turut mengungsi setelah air di rumahnya mencapai setinggi paha pada Senin malam (19/5/2025).


"Keluhan kesehatannya gatal-gatal karena selalu terendam air yang kotor," kata Fatihah.


Air Banjir Capai 1,5 Meter, Ratusan Warga Dievakuasi


Banjir yang melanda Desa Sukorejo terus meningkat hingga 1,5 meter, memaksa ratusan warga mengungsi ke beberapa titik, antara lain di tenda darurat Grajegan, Masjid Grajegan, rumah warga dan GOR Tanggirejo. 


Mereka dievakuasi oleh BPBD Grobogan dengan bantuan TNI, Polri, dan relawan, menggunakan kendaraan operasional.


Mayoritas pengungsi terdiri dari lansia, perempuan, dan anak-anak yang terdampak langsung akibat tingginya debit air dan kondisi lingkungan yang tidak lagi aman.


Harapan dan Imbauan


Fatihah berharap pemerintah dapat segera melakukan perbaikan infrastruktur tanggul sungai yang menurutnya menjadi penyebab utama lambatnya penurunan air banjir.


"Semoga ada pembenahan dari area tanggul, karena di sini sekali banjir airnya sulit keluar, bisa tiga hari sampai satu minggu baru surut," harapnya.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved