Berita Maluku
Viral! Sekeluarga Terjebak di Pulau Kosong, Selamat Berkat Toa Masjid yang Gaungkan Habis Subuh
Sekeluarga nelayan di Buru Selatan selamat usai terdampar di pulau kosong. Toa masjid jadi penyelamat setelah kabar darurat disiarkan warga.
TRIBUNNJATENG.COM, MALUKU -- Sebuah kisah heroik dan penuh keajaiban terjadi di Kabupaten Buru Selatan, Maluku.
Sekeluarga nelayan yang sempat terdampar di pulau tak berpenghuni berhasil diselamatkan—bukan oleh tim SAR yang dilengkapi alat canggih, melainkan berkat suara toa masjid yang menggema di pagi buta.
Kisah ini menjadi viral di media sosial karena menunjukkan betapa komunitas lokal dan teknologi sederhana seperti pengeras suara masjid bisa menjadi penyelamat nyawa di saat genting.
Dihantam Gelombang, Terjebak di Pulau Talang
Peristiwa bermula saat Madinuru Lina (50) bersama istri, Wanima Rukua (48), serta tiga anaknya Rindiani (9), Lesti (7), dan Ikbal (5) berlayar menggunakan perahu katinting dari pelabuhan speedboat Labuang Namrole, Minggu (18/5/2025) sore.
Namun, dalam perjalanan, cuaca memburuk. Perahu dihantam gelombang besar, dan mesin mati hanya 20 meter dari bibir Pantai Pulau Talang—sebuah pulau kosong yang berada di antara Desa Nalbessy dan Desa Leksula.
Mereka pun terpaksa bermalam di pulau itu tanpa makanan cukup, hanya berbekal seadanya dan satu unit sepeda motor yang juga ikut di perahu.
Sinyal Lemah, Harapan Tipis
Di tengah keterbatasan, Madinuru sempat mengirim pesan darurat menggunakan ponsel kepada kerabatnya Ahmad Sanimu di Namrole sekitar pukul 03.00 WIT.
Ahmad lalu meneruskan pesan tersebut ke adiknya, Alin, yang tinggal di Desa Nalbessy.
Alin pun mengambil langkah cepat dan mengumumkan kabar darurat lewat Toa Masjid Nurul Akbar pukul 05.30 WIT.
Dalam sekejap, warga pun tergerak.
Toa Masjid Jadi Sinyal Penyelamat
Suara permintaan tolong dari toa masjid itu menyebar cepat. Warga Desa Nalbessy, yang mendengar pengumuman tersebut, segera berbondong-bondong menuju Pulau Talang membawa bantuan.
Tak lama kemudian, personel Polsek Leksula bersama tim medis dari puskesmas juga bergerak melalui jalur laut untuk mengevakuasi keluarga tersebut.
“Kondisi seluruh korban dalam keadaan selamat dan sehat. Perahu mereka masih berada di lokasi,” jelas Kombes Polisi Areis Aminnulla, Kabid Humas Polda Maluku.
Ketika Solidaritas dan Teknologi Sederhana Menjadi Kunci
Kisah ini bukan hanya soal kecelakaan laut. Ini tentang solidaritas warga desa, respon cepat, dan peran penting toa masjid sebagai alat komunikasi publik.
Ketika sinyal telepon tak bisa diandalkan, suara yang menggema dari pengeras suara masjid justru menjadi jembatan antara hidup dan mati.
Toa masjid mungkin terdengar sepele di era digital, namun kisah ini membuktikan bahwa alat sederhana bisa menjadi penyelamat jiwa.
Kepekaan sosial, gotong royong, dan kecepatan bertindak masyarakat Desa Nalbessy adalah cerminan kekuatan lokal yang tak boleh diremehkan.
Di tengah banyaknya berita negatif, kisah penyelamatan keluarga nelayan di Buru Selatan ini menjadi pengingat bahwa harapan bisa datang dari tempat dan cara yang paling tidak terduga—bahkan dari suara toa masjid yang menggema subuh hari. (*)
Baca juga: Ahmad Fawaid Pimpin Ansor Pekalongan, Pemkab Dorong Kemandirian dan Sinergi
Baca juga: Wakil Bupati Pekalongan Sukirman: Pandangan Fraksi Jadi Fondasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Baca juga: BREAKING NEWS: AKP Hariyadi Tersangka Pembunuhan Darso Diserahkan ke Kejari Semarang
BMKG Catat 67 Gempa Terjadi di Maluku dan Sekitarnya dalam Sepekan |
![]() |
---|
Gempa Magnitudo 7,4 Guncang Maluku, Dirasakan di NTT, Kalimantan hingga Papua |
![]() |
---|
Gempa Magnitudo 7,4 Guncang Maluku Barat Daya, Warganet: Terasa hingga Kupang |
![]() |
---|
Gempa Magnitudo 7,4 Guncang Maluku Barat Daya, BMKG: Tak Berpotensi Tsunami |
![]() |
---|
Stres Ditinggal Selingkuhan, Pria Ini Nekat Bakar KMP Lelemuku, Akibatnya Rugi Miliaran Rupiah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.