Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Terjebak! Niat Labrak Korban, Dosen Cabul W Justru Bongkar Boroknya Sendiri di Kantor Polisi

Dosen UIN Mataram berinisial W datang ingin labrak korban, tapi malah akui perbuatannya. Kasus kekerasan seksual ini kini masuk penyidikan.

Editor: Awaliyah P
via Kompas.com
PELECEHAN DI KAMPUS - Ilustrasi pelecehan seksual: Oknum dosen UIN Mataram dilaporkan atas dugaan pencabulan terhadap mahasiswi di lingkungan Ma’had kampus. 

Terjebak! Niat Labrak Korban, Dosen Cabul W Justru Bongkar Boroknya Sendiri di Kantor Polisi

TRIBUNJATENG.COM - Kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang oknum dosen UIN Mataram tengah ramai dibicarakan.

Terbaru, dosen berinisial W justru terjebak oleh ulahnya sendiri.

Ia datang ke kantor polisi dengan niat melabrak korban, tapi malah mengakui semua perbuatannya.

Baca juga: Solo Ranking 1 Kota Paling Maju di Jawa Tengah Versi IDSD 2024, Ungguli Semarang

Pengakuan itu membuka fakta-fakta baru yang lebih mengejutkan.

W datang ke Polda NTB pada Selasa, 20 Mei 2025. Ia tidak diundang.

Saat itu, tiga korban sedang dimintai keterangan oleh penyidik Subdit IV Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda NTB.

Menurut Koordinator Aliansi Stop Kekerasan Seksual NTB, Joko Jumadi, W datang untuk menghadapi para korban.

Baca juga: Maia Estianty: "Bukan Kesepakatan Awal!" Sindir Konsep Resepsi Pernikahan Al Ghazali ala Ahmad Dhani

Tapi niatnya gagal. Polisi langsung mengamankan W sebelum ia bisa menemui korban.

Setelah diamankan dan diinterogasi, W justru mengaku telah melakukan pencabulan.

Bahkan pengakuannya lebih luas dari yang dilaporkan para korban.

"Dalam sejarah pelaku mendatangi kita di Polda dan mengaku," ungkap Joko.

Baca juga: Purwoko! Dian Sandi Utama Kader PSI Ungkap Nama Lahir Jokowi, Bukan Mulyono dan Joko Widodo

W mengatakan bahwa ia telah "mencium pipi, bibir hingga memegang bagian sensitif korban."

Ia juga mengaku jumlah korbannya lebih banyak dari yang sudah melapor.

Joko menjelaskan bahwa W melakukan aksinya sejak 2021 hingga 2024.

Sampai sekarang, sudah ada tujuh korban yang teridentifikasi.

Tapi baru lima korban yang berani melapor.

"Hari ini ada tiga orang yang berikan keterangan, nanti Kamis dua orang," kata Joko dikutip dari Tribun Lombok.

Baca juga: Di Balik Senyum Pak Kades dan Sekdes di Kamar Hotel: Pamit ke Istri Sah Dinas di Malang 4 Hari

Modus W sangat manipulatif.

Ia memanfaatkan jabatannya sebagai pengurus di Ma’had UIN Mataram.

Ia mengaku sebagai ayah batin untuk mendekati korban.

"Dia melakukan manipulasi seolah-olah menjadi orang tua (ayah) dari anak-anak tersebut."

"Kalau kemarin jadi anak batin, kalau ini menjadi ayah, kemudian melakukan manipulasi agar keinginannya bisa dituruti," ujar Joko.

W bahkan meminta mahasiswi untuk tidur di salah satu ruangan.

Di sanalah ia melakukan aksi cabul.

Ironisnya, tindakan itu pernah disaksikan langsung oleh mahasiswi lain.

"Dia pimpinan di sana, ini relasi kuasa," jelas Joko.

Polda NTB merespons cepat setelah W mengakui semua perbuatannya.

Direktur Ditreskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, mengatakan bahwa kasus ini sudah naik ke tahap penyidikan sejak Rabu, 21 Mei 2025.

W dan tiga korban sudah diperiksa. Namun, W belum ditetapkan sebagai tersangka.

Dari sisi kampus, mahasiswa bergerak cepat.

Aksi demonstrasi digelar di Gedung Rektorat sebagai reaksi lanjutan atas dugaan kasus pencabulan yang melibatkan dosen berinisial W, yang juga merupakan pengurus di Ma’had kampus tersebut.

Kasus kekerasan seksual ini membuat mahasiswa marah.

Mereka kembali menggelar aksi protes dan menyampaikan beberapa tuntutan kepada pihak kampus.

Aksi kali ini dipimpin langsung oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Mataram.

Ada tiga poin tuntutan utama dari DEMA:

  1. Membentuk dan mengaktifkan secara maksimal Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS).
  2. Mengusut tuntas kasus kekerasan seksual ini dan memberikan sanksi tegas kepada pelaku.
  3. Mengeluarkan secara permanen oknum dosen yang terbukti melakukan pelecehan seksual dari lingkungan kampus UIN Mataram.

Presiden Mahasiswa UIN Mataram, Abed Aljabiri Adnan, menyampaikan sikap tegas mereka.

"UIN Mataram harus menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi seluruh mahasiswa," ungkap Abed.

Ia juga menegaskan bahwa pihak rektorat harus bertindak tegas terhadap dosen yang diduga menjadi pelaku.

"Kami menuntut agar pihak rektorat segera mengambil langkah konkret, termasuk mengusut tuntas kasus ini, memberikan sanksi tegas kepada pelaku, dan memastikan perlindungan serta pendampingan bagi korban," ungkapnya.

Rektor Janji Tindak Tegas, Dosen W Dilarang Aktif di Kampus

Rektor UIN Mataram, Prof. Masnun Tahir, memberikan respons terhadap tuntutan mahasiswa.

Ia menegaskan akan memberikan sanksi tegas kepada W dan siapa pun yang terlibat.

"Kita akan evaluasi semua pengurus yang ada di Ma’had, dan kami akan berikan sanksi tegas bagi si oknum," ucap Prof Masnun saat ditemui, Rabu (21/5/2025).

Prof. Masnun juga memastikan bahwa kampus sudah mengeluarkan surat pemberhentian terhadap W.

Saat ini, W dilarang mengikuti seluruh aktivitas di lingkungan kampus.

"Jadi komitmen kami tidak mentolerir adanya pelanggaran norma kode etik terhadap kekerasan seksual," tegasnya.

Untuk mendalami kasus ini, kampus telah meminta tim investigasi internal dari UIN Cere agar bekerja secara objektif.

Hasil investigasi ini akan menjadi dasar pemberian sanksi.

"Kami sudah minta UIN Cere yang konsen penanganan kekerasan seksual melakukan investigasi yang seobjektif mungkin."

"Dan itu menjadi bahan kami di pimpinan untuk memberikan konsekuensi berdasarkan aturan dirjen dan kode etik UIN Mataram," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved