Peringatan BNN ke Pemilik Indekos di Kendal: Sering Dijadikan Tempat Transaksi Narkotika

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Kendal, Anna Setiyawati memberi peringatan kepada pemilik usaha indekos di Kendal untuk lebih memperketat pengawasan.

Hasil sidak BNN beberapa waktu lalu mendapati salah satu tempat indekos di Kecamatan Boja dijadikan sebagai transaksi narkotika.

Akan tetapi, Anna tidak menjelaskan secara detail jumlah dan jenis narkotika apa yang telah disita.

Baca juga: Legislatif Desak Pemkab Kendal Tangani Rob Bandengan: 10 Tahun Tergenang 

Baca juga: Karir Mentereng Pelatih Baru Tornado FC Kendal Stefan Keeltjes, Siap Hadapi Liga 2 Musim Depan

"Di Kecamatan Boja ada indekos yang digunakan untuk penyelundupan narkotika,"

"Itu orang Semarang yang ngekos di situ," kata Anna Setiyawati seusai Seminar Parenting Kekinian di Ponpes Sabilur Rosyad, Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal, Jumat (23/5/2025).

Dia menerangkan, saat ini usaha indekos telah menjamur di Kabupaten Kendal seiring pesatnya pertumbuhan ekonomi. 

Namun pihaknya juga menggarisbawahi bahwa mayoritas penghuni indekos di Kendal merupakan warga luar wilayah yang menjadi perantau.

"Kendal ini pertumbuhan ekonomi mulai pesat, banyak warga luar Kendal yang ngekos di sini," paparnya.

Anna Setiyawati menjelaskan, pihaknya juga belum lama ini mendapat laporan mengenai kasus transaksi narkotika yang kembali terjadi di indekos di Kecamatan Singorojo.

Pengedar saat ini telah ditangkap pihak kepolisian disertai barang buktinya.

"Di Kecamatan Singorojo juga ada."

"Pelakunya juga dari luar Kendal, tetapi ngekos di Kendal," ungkapnya.

BNN Kabupaten Kendal pun mewanti-wanti agar pemilik usaha indekos memperketat pengawasan, terutama mengenai identitas dan aktivitas keseharian penghuninya.

"Ini perlu komitmen kuat untuk membuat aturan lebih tegas terhadap para pemilik usaha indekos," tuturnya.

Pihaknya juga meminta agar Pemkab Kendal berkolaborasi gencar mengintensifkan patroli dan razia ke indekos yang dianggap rawan penyalahgunaan.