UIN SAIZU Purwokerto
Ayam Goreng Widuran dan Krisis Kehalalan: Ketika Lidah Menangis, Nurani Bertanya
Setelah 51 tahun eksis dan digemari, Ayam Goreng Widuran dari Solo mengakui status non-halal karena penggunaan minyak babi.
Editor:
Editor Bisnis

ist
Opini Dr Muhammad Ash-Shiddiqy
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Saizu Purwokerto
Kasus Ayam Goreng Widuran memberi kita pelajaran pahit: bahwa rasa enak tak bisa jadi dalil untuk menunda kejujuran. Sebab dalam Islam, makanan bukan sekadar asupan tubuh, tapi juga bagian dari taqwa.
Kejujuran adalah bumbu terakhir, dan mungkin paling mahal — namun tanpanya, semua bumbu lain hanya jadi pemanis sementara.
Jika ada yang bertanya: “Kenapa umat baru tahu sekarang?”
Jawabannya: mungkin karena kita selama ini lebih percaya pada lidah daripada pada label.
Dan sekarang, sudah waktunya kita bertanya lebih dulu sebelum tergoda gigitan pertama. *
Halaman 3 dari 3
Berita Terkait:#UIN SAIZU Purwokerto
UIN Saizu Gelar FGD Evaluasi Pelaporan Data PDDIKTI 2024–2025 |
![]() |
---|
3 Mahasiswa UIN Saizu Lolos Akademi Kepemimpinan Mahasiswa Nasional 2025 |
![]() |
---|
Pahlawan Audit UIN Saizu Ungkap 197 Temuan AMI 2025, Jadikan Kepuasan Layanan Kampus Meningkat |
![]() |
---|
LPM UIN Saizu Gelar RTM 2025: Teguhkan Komitmen Budaya Mutu Berkelanjutan |
![]() |
---|
Kontingen UIN Saizu Raih The Best Presenter di SEIBA International 2025, Angkat Budaya Banyumasan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.