Perjalanan Singkat Penuh Makna di Museum RA Kartini Rembang, Mengenal Jejak Kartini Lebih Dekat

TRIBUNJATENG.COM, REMBANG – Berkunjung ke Rembang tidak ada salahnya untuk sejenak mampir ke Museum R.A. Kartini yang berada di Jalan Kartini Nomor 23 Rembang.

Kompleks Museum yang memiliki arsitektur khas Jawa dengan perpaduan gaya kolonial ini menyimpan sejumlah benda peninggalan Kartini.

Di depan museum terdapat gerbang besar dan tinggi dengan dominasi warna putih dan corak warna hijau. 

Baca juga: Revitalisasi Taman Inspirasi Kartini, Mengembalikan Pesona Keindahan yang Membuat Kartini Terkesan

Di atas gerbang terdapat tulisan Museum RA Kartini.

Selepas memasuki gerbang, tugu jangkar yang menandakan bahwa Rembang merupakan wilayah pesisir menyambut pengunjung. 

Sementara di sisi timur terdapat bangunan yang dulu menjadi tempat Kartini mengajar para perempuan di Rembang.

Sebuah pendopo berdiri kokoh persis sejajar dengan gerbang.

Sementara di belakangnya terdapat bangunan yang dulu menjadi kediaman Kartini semasa tinggal di Rembang menjadi istri Bupati Rembang kala itu KRM Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat.

Di kediaman tersebut Kartini tinggal kurang lebih hanya setahun sejak menikah dengan Bupati Rembang pada 12 November 1903 hingga meninggalnya 17 September 1904. 

Meskipun sebentar, Kartini meninggalkan kesan positif, karena selama di Rembang dia melakukan banyak hal mulai dari mengajar hingga kegiatan sosial meski dalam keadaan hamil. 

Kartini meninggal dunia pada usia 25 tahun, 4 hari setelah melahirkan putra pertamanya yang diberi nama Soesalit Djojoadhiningrat.

Meski sebentar, Kartini meninggalkan legacy positif di rumah yang sekarang menjadi Museum RA Kartini Rembang. 

Di dalam museum, pengunjung dapat melihat berbagai ruangan, termasuk ruang tamu, ruang makan, dan ruang pribadi Kartini. 

Ruangan-ruangan ini dilengkapi dengan perabotan dan dekorasi yang sesuai dengan zaman Kartini, sehingga pengunjung dapat merasakan suasana kehidupan Kartini pada masa itu.

Museum RA Kartini di Rembang juga memiliki koleksi benda-benda pribadi Kartini, seperti pakaian, perhiasan, dan dokumen-dokumen yang terkait dengan kehidupan dan perjuangannya. 

Selain itu, museum ini juga memiliki koleksi foto-foto dan artefak yang menggambarkan kehidupan Kartini dan keluarganya.

Retribusi masuk ke dalam Museum RA Kartini terbilang murah.

Satu orang hanya perlu membayar Rp 5 ribu untuk umum. 

Sedangkan pelajar hanya ditarif Rp 4 ribu. 

Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rembang Triana Husnul Khotimah mengatakan, benda yang disimpan di Museum RA Kartini ini diakui memang tidak semua peninggalan sang pahlawan emansipasi. 

Tetapi ada juga replika maupun peninggalan dari keluarganya yang di Jepara.

“Karena Kartini tinggal selama hidup tidak hanya di Rembang, tapi juga di Jepara. Jadi memang ada foto keluarga dari Jepara. Ada juga replika benda peninggalannya,” kata Triana.

Meski sebentar, kata Triana, selama di Rembang Kartini merasa menjadi manusia yang utuh. 

Sebab, suaminya memberikan izin kepada Kartini untuk melakukan aktivitas mulai mengajar sampai aktivitas sosial.

Salah seorang pengunjung Nikmah merasa kagum dengan sosok Kartini. 

Melalui benda-benda peninggalannya, dia menilai kalau Kartini sebagai seorang terpelajar. 

Baca juga: Jaga Warisan Sejarah Raden Ajeng Kartini, Dekranasda Jepara Tanam Bunga Kantil

Hal itu ditandai dengan sejumlah dokumen surat yang ditulis Kartini untuk Abendanon yang dipamerkan di museum.

Tidak hanya itu, menurut Nikmah, Kartini juga memiliki jiwa seni.

Lukisan angsa yang saat ini masih tersimpan di museum sebagai tanda bahwa darah seni juga mengalir di tubuh Kartini.

Setelah berkunjung di sini banyak informasi didapat melalui benda peninggalan Kartini. Benda itu bisa menjelaskan sejarah ibu kartini,” kata Nikmah.