Fenomena Meme "Tung Tung Tung Sahur": Tradisi Sahur Jadi Tren Viral di Media Sosial

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Dalam era digital yang terus berkembang, media sosial kembali melahirkan tren unik yang menggabungkan budaya dan kreativitas.

Salah satu yang tengah mendominasi linimasa sejak awal 2025 adalah meme "Tung Tung Tung Sahur", yang viral di berbagai platform seperti TikTok dan Instagram.

Awal Mula Tren: Dari TikTok ke Seluruh Dunia

Fenomena ini berawal dari unggahan akun TikTok @noxaasht pada Februari 2025. Video tersebut menampilkan animasi batang kayu silinder yang menyerupai alat latihan kuno India bernama mugdar, memegang tongkat bisbol dan menari mengikuti audio khas “Tung Tung Tung Sahur”.

Tak butuh waktu lama, konten ini langsung menarik perhatian warganet dan menjadi viral lintas platform.

Dikutip dari The Economic Times edisi 21 April 2025, animasi tersebut menjadi pusat dari tren meme ini, menciptakan kombinasi yang lucu dan ikonik antara gerakan kocak dan lagu bertema sahur.

Makna Budaya di Balik “Tung Tung Tung Sahur”

Tak sekadar lucu, meme ini mengandung makna budaya yang kuat. Frasa “Tung Tung Tung” meniru bunyi drum yang digunakan di banyak daerah Indonesia untuk membangunkan warga sahur.

Sementara “sahur” sendiri merujuk pada santapan dini hari sebelum umat Islam menjalankan puasa.

Dengan latar budaya Ramadhan yang begitu akrab, terutama di negara dengan mayoritas Muslim seperti Indonesia, tak heran jika meme ini mendapat sambutan hangat.

Viral di Instagram, TikTok, hingga Remix AI

Setelah viral di TikTok, tren ini merambah Instagram, di mana pengguna mulai membuat versi kreatif mereka sendiri.

Banyak pula yang menggunakan teknologi AI untuk membuat karakter baru, serta remix audio yang semakin menambah daya tariknya.

Fenomena “Tung Tung Tung Sahur” bahkan menjadi bukti bagaimana generasi muda menggunakan media sosial untuk merayakan budaya dalam bentuk hiburan ringan dan modern.

“Kreativitas pengguna saat membuat versi meme ini mencerminkan perpaduan budaya tradisional dengan teknologi digital,” tulis The Economic Times.