Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Gambaran Rumah Subsidi Jika Cuma 21 Meter Persegi, Joko Suratno: Setara Ukuran Garasi Mobil

Ketua Umum REI, Joko Suratno menyampaikan bahwa luas tanah minimal 25 meter persegi dan luas bangunan paling rendah 18 meter persegi itu tidak ideal.

Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
TIDAK IDEAL - Ketua Umum REI Joko Suratno. Para pengembang perumahan menyebut tidak ideal juga luasan rumah subsidi dipersempit. Jika dilihat dari draf Keputusan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, gambarannya seperti garasi mobil. 

"Kalau WHO lebih tinggi," kata dia.

Dia menjelaskan, standar kelayakan luas rumah menurut acuan internasional dan nasional menurut WHO adalah luas rumah ideal berkisar 10-12 meter persegi per orang.

Artinya, rumah untuk keluarga beranggotakan empat orang, luas rumah idealnya 40-48 meter persegi.

Sementara itu, acuan SNI mengatur bahwa luas rumah ideal ialah 9 meter persegi per orang.

Dengan kata lain, jika rumah ditempati 4 orang, luasnya sebaiknya adalah 26 meter persegi.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi), Junaidi Abdillah mengatakan, rumah subsidi dengan luas tanah minimal 25 meter persegi dan luas bangunan 18 meter persegi justru akan memicu banyak masalah.

Dia menjelaskan, luasan rumah kurang dari 9 meter persegi per jiwa dianggap tidak sehat dan berpotensi menimbulkan kekumuhan.

Selain itu, penghuni rumah juga tidak akan bisa menambah luas bangunan, membatasi fleksibilitas, dan adaptasi kebutuhan keluarga di masa depan.

Dalam jangka panjang, luas rumah yang terlalu sempit dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak.

Baca juga: PPN 12 Persen, Wiwid : Tahun Depan Bakal Lebih Sulit Cari Rumah Subsidi

Baca juga: REI Jateng Targetkan Penjualan Rumah Subsidi Naik Jadi 18.000 Unit

Program Tuku Lemah Oleh Omah

Di sisi lain, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengajak para pengembang untuk menyediakan rumah subsidi yang layak kepada masyarakat.

Pengembang perumahan menurutnya, memiliki kontribusi besar dalam menekan angka kemiskinan di Jawa Tengah.

“Ke depan Jawa Tengah harus mampu menekan angka kemiskinan melalui layanan dasar yakni rumah."

"Semoga lahannya terjangkau dan bangunan bisa dipertanggungjawabkan,” terang Gubernur Ahmad Luthfi.

Secara rinci, Pemprov Jateng terus menjalankan keterjangkauan rumah bagi warga tidak mampu.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved