Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Cilacap

Senangnya! Tol Pejagan-Cilacap Segera Tersambung, Warga Purworejo Bakal Terdampak

Proyek jalan tol Pejagan-Cilacap akan segera terealisasi sehingga memberikan dampak bagi masyarakat.

Editor: galih permadi
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
TOL PEJAGAN-CILACAP - Overview proyek Tol Pejagan-Cilacap sepanjang sekira 94 kilometer. Kabar terkini, tol penghubung wilayah utara dan selatan Jawa Tengah kembali masuk proyek strategis nasional (PSN) dan kini masih dalam pemetaan oleh tim Kementerian Pekerjaan Umum. 

TRIBUNJATENG.COM, CILACAPProyek jalan tol Pejagan-Cilacap akan segera terealisasi sehingga memberikan dampak bagi masyarakat.

Tak terkecuali bagi warga Purworejo Jawa Tengah. Lantaran akses jalan menuju Jakarta akan semakin cepat.

Akan ada percabangan Junction Cilacap: Percabangan ini menjadi akses kendaraan dari arah Ajibarang, Bumiayu, Brebes, Purbalingga (utara) menuju ke Kebumen, Purworejo, atau Yogyakarta dan sekitarnya (timur).

Apalagi rencana pembangunan tol Yogyakarta-Cilacap akan meningkatkan perekonomian masyarakat Purworejo.

Baca juga: Klarifikasi Pungli Proyek Tol Semarang-Demak, Robby: Info dari Sopir, Maaf Jika Menyinggung

Proyek Jalan Tol Pejagan–Cilacap sepanjang 142,2 kilometer ini ditujukan meningkatkan konektivitas wilayah utara dan selatan Jawa Tengah, mempercepat distribusi logistik, serta mendukung pengembangan kawasan industri dan pariwisata.

Tak menutup kemungkinan akan ada muncul para miliarder baru warga terdampak tol Pejagan-Cilacap.

Direncanakan ada lima desa di Kecamatan Wangon terdampak Tol Pejagan-Cilacap yakni:

1. Raweheng

2. Wangon

3. Randegan

4. Jurangbahas

5. Jambu

Kepala Desa Wangon, Supriyadi menyebutkan, berdasarkan survei awal yang dilakukan pihak Binamarga, ada lima desa di Kecamatan Wangon yang kemungkinan akan dilintasi trase jalan tol. "Desa yang kemungkinan terdampak ada di Desa Raweheng, Wangon, Randegan, Jurangbahas, dan Jambu," ujar Supriyadi kepada Tribunjateng.com, Jumat (30/5/2025).

Meski demikian, hingga kini belum ada pembahasan resmi terkait ganti rugi atau ganti untung lahan.

Menurut Supriyadi, proses yang berjalan saat ini masih sebatas pemetaan dan pengumpulan data lokasi yang berpotensi terkena proyek.

"Baru pemetaan dan mengumpulkan bahan, mana saja yang terlewati," jelasnya.

Untuk Desa Wangon, pihaknya memastikan dampaknya relatif minim.

Dari hasil pemetaan sementara, hanya satu rumah dan sebuah gudang yang kemungkinan akan terkena proyek pembangunan tol.

"Selain itu, sisanya adalah lahan sawah tadah hujan."

"Beberapa milik desa, tapi ada juga yang milik perorangan," imbuhnya.

Kecamatan Wangon menurutnya, saat ini masuk dalam rencana pengembangan kawasan industri.

Supriyadi menambahkan, akan ada akses jalan khusus yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk menunjang kawasan industri tersebut.

"Akses jalan tol dan jalan menuju kawasan pabrik itu beda."

"Kalau jalan masuk ke kawasan pabrik rencananya lewat Desa Randegan."

"Jadi kalau melewati rumah warga, akan masuk hitungan ganti rugi tersendiri," kata dia.

Supriyadi juga mengungkapkan, saat ini belum terlihat tanda-tanda aktifnya proyek di lapangan.

"Biasanya kalau proyek mulai jalan, makelar tanah sudah mulai keliling."

"Sekarang belum ada yang keliling, itu berarti belum mulai," ujarnya.

Di Banyumas, pemerintah daerah mengusulkan pembangunan exit tol di Kecamatan Ajibarang dan Wangon.

Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono mengatakan, telah mengajukan permintaan khusus kepada Pemerintah Pusat, yakni agar Banyumas mendapat hak menentukan lokasi pintu masuk dan keluar (exit tol) Pejagan–Cilacap. 

Hal ini penting untuk menunjang kawasan industri di wilayahnya yang selama ini terkendala akses infrastruktur.

"Yang jelas jalan tol itu akan menghidupi kawasan industri yang sedang kami gadang-gadang, tetapi tidak terealisasi karena infrastrukturnya belum mendukung," kata Sadewo.

Dia menyebutkan, Ajibarang dan Wangon sebagai lokasi strategis untuk exit tol di Banyumas.

"Kalau memungkinkan dua-duanya, di Ajibarang dan Wangon." 

"Tergantung bagaimana lobi-lobi yang akan kami lakukan," imbuhnya. 

Karena dengan adanya jalan tol Pejagan-Cilacap investor akan lebih tertarik menanamkan modal di kawasan industri yang telah disiapkan oleh Pemkab Banyumas, khususnya di Kecamatan Wangon.

Pemkab Banyumas berencana mengembangkan kawasan industri bernama Seti Madukoro Smart-Green Industrial Cluster.

Lokasinya di Desa Randegan dan Wangon, Kecamatan Wangon serta Desa Parungkamal, Kecamatan Lumbir.  

Proyek tol ini sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 dan dikeluarkan dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).

Namun, kini kembali masuk dalam PSN level 3, dan tercantum dalam Rencana Umum Jaringan Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum periode 2025–2029.

Tahap awal proyek akan difokuskan pada pembebasan lahan dengan dukungan dari pemerintah daerah.

Pemerintah juga menjajaki pendanaan dari pihak swasta, salah satunya Guangxi Beibu Gulf Investment Group Co Ltd, perusahaan BUMN asal Tiongkok yang tengah menjajaki kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum.

Selain Banyumas, proyek tol Pejagan-Cilacap juga akan berdampak ke warga Brebes.

Rencana pembangunan tol Pejagan-Cilacap, disambut baik warga Brebes.

Pasalnya, tol yang akan melintasi Tegal, Brebes, Banyumas, Purbalingga, dan Cilacap ini, sawahnya bakal terkena proyek tol.

Artinya, dia akan mendapat ganti untung untuk proyek tersebut.

"Jika betul pembangunan tol tersebut lewat Brebes, maka sawah saya akan kena proyek tol. Ya alhamdulillah, bisa dapat ganti untung," ungkap warga Brebes yang enggan disebutkan namanya.

Terlepas dari itu, sebagai warga ia mendukung rencana pembangunan exit tol Pejagan-Cilacap yang akan menghubungkan jalur selatan Pulau Jawa dengan Trans Jawa di sisi utara Jawa.

Rencana pembangunan Tol Pejagan-Cilacap mendapat kemajuan setelah ada investor China yang berminat mengerjakannya.

Sementara itu, menurut Direktur Utama (Dirut) Jasa Marga, Subaki Syukur, Jasa Marga merencanakan delapan exit tol dalam proyek pembangunan Tol Pejagan-Cilacap.

Tol Pejagan-Cilacap rencananya dibangun untuk menghubungkan jalur selatan Pulau Jawa dengan Trans Jawa di sisi utara Jawa.

Tol Pejagan-Cilacap akan memiliki panjang sekitar 142,2 kilometer.

Pihak Jasa Marga mewacanakan Tol Pejagan-Cilacap akan memiliki delapan exit tol di empat kabupaten yakni Kabupaten Tegal, Brebes, Banyumas dan Purbalingga.

Tol Pejagab-Cilacap juga direncanakan memiliki tiga titik percabangan atau junction yang akan menghubungkan Tol Pejagan-Cilacap dengan daerah yang dilintasi.

Tol Pejagan-Cilacap rencananya dibangun untuk menghubungkan jalur selatan Pulau Jawa dengan Trans Jawa di sisi utara Jawa.

Pembangunan jalan yang direncanakan sejak 2019 itu dimungkinkan segera terealisasi setelah Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengungkap adanya investor dari China yang berminat membangunnya.

Dalam sosialisasi pembangunan Tol Pejagan-Cilacap di Bumiayu, Brebes, Senin (20/2/2023), Direktur Utama (Dirut) Jasa Marga Subaki Syukur menjelaskan, proyek ini membutuhkan investasi setidaknya Rp 75,81 triliun.

Menurut Subakti, Tol Pejagan-Cilacap akan memiliki panjang sekitar 142,2 kilometer.

"Biaya konstruksti tol mencapai kurang lebih Rp 43,53 triliun dengan nilai investasi kurang lebih Rp75,81 triliun," ungkap Subaki, kala itu.

Lokasi Exit Tol

Dalam perencanaan, kata Subaki, Tol Pejagan-Cilacap diwacanakan memiliki depalan simpangsusun atau interchange (IC), yang akan menjadi akses kendaraan menuju dan dari tol.

Interchange ini bisa diartikam sebagai exit tol atau pintu tol.

Lantas, dimana saja pintu tol tersebut bakal dibangun?

Menurut Subaki, exit Tol Pejagan-Cilacap akan dibangun di 3 titik di Kabupaten Tegal, 1 titik di Kabupaten Brebes, 3 titik di Kabupaten Banyumas, dan 1 titik di Kabupaten Purbalingga.

Berikut lokasinya:

Dukuhwaru (Kabupaten Tegal).

Lebaksiu (Kabupaten Tegal).

Margasari (Kabupaten Tegal).

Bumiayu (Kabupaten Brebes).

Ajibarang (Kabupaten Banyumas).

Purwokerto (Kabupaten Banyumas).

Purbalingga.
Wangon (Kabupaten Banyumas).

Tiga Persimpangan

Selain 8 exit tol, jalan bebas hambatan yang melintasi Kabupaten Tegal, Brebes Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap itu direncanakan memiliki 3 junction atau percabangan.

Percabangan ini akan menjadi akses kendaraan menuju daerah tujuan tanpa keluar tol.

Tiga percabangan itu meliputi:

Junction Pejagan, Brebes: Percabangan ini akan menjadi akses kendaraan dari Jakarta (barat) menuju Semarang (timur) dan ke Purwokerto atau Cilacap (selatan), dan sebaliknya.

Junction Ajibarang, Banyumas: Percabangan ini akan menjadi akses kendaraan dari Brebes dan Bumiayu (utara), menuju Purwokerto (timur), dan Cilacap (selatan), dan sebaliknya.

Junction Cilacap: Percabangan ini menjadi akses kendaraan dari arah Ajibarang, Bumiayu, Brebes, Purbalingga (utara) menuju ke Kebumen, Purworejo, atau Yogyakarta dan sekitarnya (timur).

Percabangan ini juga menjadi akses kendaraan menuju Banjarpatroman dan Tasikmalaya (arah barat), dan sebaliknya.

Atasi Kemacetan dan Dukung Industri

Tol Pejagan-Cilacap diharapkan menjadi solusi kemacetan yang kerap terjadi di jalur tengah saat arus mudik dan balik Lebaran.

Kemacetan tersebut sering terjadi di Pejagan-Bumiayu-Ajibarang-Kebumen-Yogyakartan.

Kepala Dinas Perhubungan Banyumas Agus Sriyono berharap, Tol Pejagan-Cilacap dapat segera terealisasi agar macet di jalur tersebut tak terulang.

"Yang perlu menjadi pertimbangan adalah segera terwujudnya jalan Tol Pejagan-Cilacap."

"Keberadaan tol ini tidak hanya bermanfaat pada masa Lebaran tetapi juga saat ada hambatan samping di sepanjang jalur selatan," kata Agus, Rabu (17/4/2024).

Sementara, Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan, kehadiran jalan Tol Pejagan-Cilacap bisa menarik minat investor.

Khususnya, terkait rencana pembangunan kawasan industri di Ajibarang dan Wangon.

Dia pun berharap, Banyumas akan mendapat hak menentukan lokasi pintu masuk dan keluar tol di wilayah tersebut.

Sadewo ingin, pintu tol Pejagan-Cilacap di Banyumas ditempatkan di Ajibarang dan Wangon.

Kehadiran dua pintu tol itu diharapkan dapat mendukung pengembangan kawasan industri yang selama ini terkendala akses infrastruktur.

"Yang jelas, jalan tol itu akan menghidupi kawasan industri yang sedang kita gadang-gadang tapi enggak terealisasi karena infrastrukturnya belum mendukung," jelas Sadewo, Rabu (21/5/2025).

"Kalau memungkinkan dua-duanya, di Ajibarang dan Wangon. Tergantung bagaimana lobi-lobi yang kita lakukan," katanya. 

(*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved