Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Idul Adha 2025

Bosan Masak Gule dan Tengkleng, Warga Penuhi Kawasan Gang Banteng

Di sudut kawasan Jalan Banteng, Kecamatan Gayamsari, Semarang, mesin-mesin penggilingan berdentum bersahutan

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D
Cap; GILING DAGING - Sejumlah masyarakat mendatangi kawasan jalan banteng Kota Semarang, untuk membawa daging sisa kurban yang bosan dimasakkan menu pakem seperti gule, sate dan tengkleng. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di sudut kawasan Jalan Banteng, Kecamatan Gayamsari, Semarang, mesin-mesin penggilingan berdentum bersahutan. Suaranya tak henti sejak pagi yang menjadikan riuh dari sibuknya kawasan itu.

Aroma daging segar, bumbu dapur, bercampur jadi satu. Seminggu usai Idul Adha, suasana di sini masih hiruk. 

Penggilingan daging menjelma jadi titik temu, bukan hanya antara pedagang dan warga, namun kebiasaan masyarakat mengolah berkat kurban.

"Kalau dimakan begitu saja, ya bosan, Mas," ujar Ibu Nurman, warga Penggaron, sambil menggamit kantong plastik berisi dua kilogram daging kambing. 

"Makanya digiling, dibikin bakso, biar nggak mubazir." sambungnya, Kamis (12/6/2025).

Namun Nurman mesti menambah sekitar Rp28.000 untuk bumbu campuran seperti bawang putih, lada, tepung, telur bebek dan sedikit penyedap, tergantung menu akhir yang diinginkan. 

"Murah, Mas. Dan puas, karena tahu sendiri bahannya," katanya.

Sejak Jumat lalu, tepat setelah takbir menggaung, penggilingan daging milik Kasmudi tak pernah sepi. 

“Sudah 15 tahun saya di sini. Tapi tiap Idul Adha tetap jadi momen paling ramai,” katanya. 

Meski ia mengaku tahun ini tak seramai tahun kemarin, mesin tuanya tetap berputar tanpa jeda.

"Ya 50 kiloan per hari. Satu kilo, satu kilo, datangnya gantian," ujarnya.

Tarif jasa penggilingan di kawasan ini cukup terjangkau: Rp5.000 per kilo. 

Bagi banyak warga, daging kurban tak lagi sebatas gulai atau sate. Inovasi menu jadi bagian dari perayaan. 

Dentuman mesin mungkin terdengar bising bagi telinga luar, tapi bagi warga sekitar, itu nada-nada dari niat baik dan kreativitas. 

Momen Idul Adha pun tak hanya berhenti di tempat penyembelihan, tapi berlanjut hingga ke dapur rumah dan ke meja makan dengan rasa yang lebih kaya, lebih akrab, dan lebih berani bereksperimen. (Rad)

Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 9 Halaman 200 201, Kurikulum Merdeka: Timun Mas

Baca juga: Dua Srikandi Panjat Tebing Batang Siap Harumkan Jawa Tengah di Kejurnas 2025

Baca juga: Dua Perda di Kabupaten Pekalongan Disahkan : Tertibkan Reklame, Perkuat Usaha Mikro

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved