Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Jalan Rusak Jadi Aduan Infrastruktur Terbanyak Warga Semarang Sejak Februari 2025

Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mencatat telah menerima sebanyak 3.068 aduan warga di bidang infrastruktur.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
tribunjateng/dok
ilustrasi jalan rusak 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang mencatat telah menerima sebanyak 3.068 aduan warga di bidang infrastruktur.

Jumlah aduan itu tercatat dalam kurun waktu 20 Februari hingga 15 Juni 2025, di mana Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) menjadi dua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan jumlah pengaduan tertinggi. 

Tercatat, DPU menerima 737 aduan, sementara Disperkim menerima 573 aduan dengan status aduan yang sebagian besar telah selesai ditangani.

Aduan terbanyak meliputi jalan rusak, lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) mati, saluran mampet, banjir, hingga permintaan perbaikan trotoar.

Agustina, Wali Kota Semarang menegaskan bahwa keterlibatan warga melalui aduan publik merupakan pondasi dalam membangun kota.

“Kami terus berupaya meningkatkan kualitas pengaduan pelayanan publik salah satunya melalui Lapor Semar Solusi AWP.

Namun, saya mendapat banyak laporan bahwa beberapa aduan tidak ditindaklanjuti secara cepat atau tidak diselesaikan dengan tuntas,” katanya dalam keterangannya, Senin (16/6/2025).

Lebih lanjut, Agustina mengingatkan kepada seluruh OPD untuk tidak abai terhadap keluhan masyarakat.

"Jangan sampai warga berulang kali komplain gara-gara lama atau tidak tuntas. Ini soal kepercayaan warga terhadap pemerintah," tegasnya.

Menindaklanjuti aduan-aduan tersebut, selama 100 hari kerja pertama, duet Agustina-Iswar mengklaim telah melakukan berbagai aksi nyata.

Dalam kurun waktu tersebut, Pemkot Semarang mencatat telah memperbaiki 25,8 kilometer ruas jalan, membenahi 56 titik saluran air, dan memasang 1.245 PJU di 37 ruas jalan. 

Selain itu, 88 ruas jalan lingkungan juga ditangani, termasuk pembangunan talud, rehabilitasi 60 Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), serta pemeliharaan taman, jembatan, dan pedestrian.

Agustina menambahkan, program-program ini akan terus dilanjutkan.

"Pembangunan infrastruktur bukan hanya soal fisik, tapi juga membangun rasa aman dan nyaman bagi masyarakat," imbuhnya. (*)

Baca juga: Penutupan Manunggal Leadership, Wawali Tegal: Ada Nilai Kepemimpinan Jawa

Baca juga: Melek Finansial Digital, FEB UPGRIS Gelar Seminar Nasional ke 147

Baca juga: Wabup Demak Apresiasi Pemprov Kroyokan Melakukan Penanganan Banjir Rob Sayung Demak

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved