Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Pengakuan Penjual Janur di Semarang yang Ramai Permintaan, Biasanya untuk Dekorasi Pernikahan

Penjual janur di Semarang menyebutkan ramai pembeli di tengah banyaknya warga yang menggelar hajatan.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
PENJUAL JANUR - Penjual janur di Semarang menunjukkan selongsong ketupat dan janur dagangannya, Rabu (18/6/2025). Tribun Jateng/Idayatul Rohmah 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Penjual janur di Semarang menyebutkan ramai pembeli di tengah banyaknya warga yang menggelar hajatan.

Murti (47) satu di antara penjual tersebut mengatakan, saat-saat ini menjadi salah satu yang ramai.

Menurutnya, di bulan Ruwah dalam penanggalan jawa ini, banyak warga yang menggelar hajatan sehingga turut mempengaruhi tingginya permintaan janur di lapaknya.

"Kalau bulan besar begini, ramai sekali. Seminggu bisa dua kali kirim (mendapat pasokan), sekali kirim bisa 200 janur," jelas Murti di kawasan pasar Peterongan, Rabu (18/6/2025).

Murti menyebutkan, tak hanya menjual. Ia juga menyediakan janur bagi para perias dan jasa dekorasi.

"Buat dekorasi. Memang janurnya untuk dekorasi," ucapnya.

Ia mengaku tidak membuat hiasan langsung, melainkan hanya menyediakan janur yang sudah siap pakai. 

Adapun bahan baku janur yang didapat dari berbagai daerah, mulai dari Magelang, Purwokerto, hingga Cilacap.

Harga per ikat janur biasanya Rp25.000. Namun, saat musim ramai atau lebaran, bisa naik menjadi Rp30.000 hingga Rp35.000, tergantung ongkos kirim. 

"Naiknya bukan karena saya, tapi karena biaya transportasinya juga ikut naik.

Tapi kalau sekarang ini, harganya normal Rp 25.000 per ikat," terangnya. 

Idul Fitri menjadi momen lain yang juga membawa rezeki. Murdi menyebut penjualan janur di momen hari besar umat muslim tersebut bahkan tembus 1.000 janur.

"Kalau saat ini, sekitar 500. Ini termasuk ramai," jelasnya.

Sementara itu, tidak semua bulan penjualan janur ramai pembeli.

Murti menyebutkan, di bulan Suro biasanya cenderung sepi karena sebagian masyarakat menganggapnya bukan waktu baik untuk menggelar hajatan.

"Padahal sebenarnya bulan baik juga, tapi ya begitu tradisinya," imbuhnya. (idy)

Baca juga: Geger Temuan Janin Terbungkus Kain Kafan di Pantai Batamsari Tegal, Polisi: Masih Kami Selidiki

Baca juga: UPTP Karir UIN Saizu Gelar Workshop Public Speaking dan Simulasi Interview untuk Lulusan

Baca juga: Fakta Video Viral Bocah SD Menangis Ingin Sekolah dan Ayah Lumpuh: Uang Donasi Dipake Ayah Judol

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved