Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kabupaten Semarang

Lihat Potensi Bahan Baku Berlimpah, Diskop UKM Jateng Latih Warga Desa Nyatnyono

Sebanyak 25 warga Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, mengikuti pelatihan keterampilan usaha produktif.

Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rival al manaf
(TRIBUN JATENG/REZA GUSTAV)
PANTAU OLAH SINGKONG - Kepala Balai Pelatihan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Tengah, Dwi Silo Raharjo memantau para peserta yang mengikuti pelatihan olah singkong menjadi aneka produk makanan menarik di Gedung Serba Guna Desa Nyatnyono, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Selasa (24/6/2025).   

Dia menambahkan, dengan pelatihan itu, harga jual produk olahan singkong yang sebelumnya hanya sekitar Rp 1.000 hingga Rp 1.500 per buah, bisa meningkat menjadi Rp 3.000 atau lebih.

Untuk menyukseskan pelatihan ini, pihak Balatkop UKM Jateng menggandeng PT. Argotelo Singkong Keju, sebuah perusahaan yang sudah dikenal luas di Salatiga dan telah mengembangkan industri olahan singkong dengan pasar internasional. 

“Kami menggandeng fasilitator kami yang sudah berhasil, lalu yang telah lulus dari pelatihan kami ini diundang kembali untuk menjadi pelatih.

Tak hanya berhenti di pelatihan, kami akan melakukan pendampingan dan memantau dalam dua sampai tiga bulan ke depan, apakah ada progres, pergerakan penjualan, atau sesuai yang kami harapkan,” imbuh Dwi.

Nantinya, produk-produk olahan singkong di sana akan dipasarkan dengan branding Singkong Tanah Wali.

Langkah Strategis Pemerintah untuk Pengentasan Kemiskinan

Pelatihan itu merupakan bagian dari upaya pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam pengentasan kemiskinan ekstrem melalui pemberdayaan ekonomi berbasis potensi lokal. Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, kegiatan itu diharapkan dapat membuka peluang usaha baru yang mengangkat kesejahteraan masyarakat desa.

Selain memberikan pelatihan, pemerintah juga memberikan dukungan berupa peralatan seperti kompor low pressure dan cetakan gethuk akrilik untuk mendukung proses produksi. 

Setelah pelatihan, peserta juga akan mendapatkan pendampingan selama dua hingga tiga bulan untuk memastikan bahwa mereka dapat mengembangkan usaha dengan baik.

Desa Nyatnyono Dikunjungi 2.500 hingga 3.000 Peziarah dalam Sebulan 

Kepala Desa Nyatnyono, Parsunto, mengungkapkan rasa syukur dan harapannya atas pelatihan itu.

Menurut dia, kegiatan itu sangat bermanfaat untuk meningkatkan perekonomian warga.

“Kami berharap pelatihan ini menjadi langkah awal bagi warga untuk mengembangkan usaha kecil menengah (UMKM) yang berbasis potensi lokal. 

Ini juga membuka peluang baru sebagai oleh-oleh khas Nyatnyono, selain intip, yang bisa dijual kepada para peziarah,” kata Parsunto.

Sebagian besar warga Desa Nyatnyono saat ini bekerja sebagai buruh atau pedagang yang melayani pengunjung yang datang untuk berziarah. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved