Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Telkom University Purwokerto

Tim Telkom University Hadirkan Teknologi IoT dan Panel Surya untuk Budidaya Melon di Desa Kaliurip

Inovasi pertanian berbasis teknologi kembali hadir melalui program pengabdian masyarakat dari tim dosen Telkom University Purwokerto.

|
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
PENGABDIAN MASYARAKAT: Tim dosen Telkom University Purwokerto mengembangkan budidaya melon dengan sistem penyiraman otomatis berbasis panel surya dan Internet of Things (IoT) di Desa Kaliurip, Banyumas. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang penerapan ilmu pengetahuan dari ranah akademis, tetapi juga menjadi jembatan kolaboratif antara kampus dan petani lokal. (Dok Telkom University) 

TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS - Inovasi pertanian berbasis teknologi kembali hadir melalui program pengabdian masyarakat dari tim dosen Telkom University Purwokerto yang mengembangkan budidaya melon dengan sistem penyiraman otomatis berbasis panel surya dan Internet of Things (IoT) di Desa Kaliurip, Banyumas.

Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang penerapan ilmu pengetahuan dari ranah akademis, tetapi juga menjadi jembatan kolaboratif antara kampus dan petani lokal.

Tujuannya adalah menciptakan pertanian cerdas atau smart farming yang efektif dan berkelanjutan.

Sistem ini mengandalkan sensor capacitive soil moisture untuk mendeteksi tingkat kelembaban tanah secara real-time.

Data tersebut dapat dipantau langsung oleh petani melalui smartphone menggunakan platform Blynk, memungkinkan proses penyiraman berlangsung otomatis saat kelembaban turun di bawah 50 persen.

Baca juga: Tim Telkom University Kenalkan Edukasi Sehat Anak dengan Teknologi AR di Purbalingga

Dalam sistem closed-loop ini, pompa air akan menyala secara otomatis saat tanah terdeteksi kering.

Lebih lanjut, sistem ini juga didukung oleh panel surya sebagai sumber daya utama, dan baterai cadangan yang menjaga pasokan energi tetap stabil bahkan saat malam hari atau saat terjadi pemadaman listrik.

Dengan teknologi ini, para petani tak lagi bergantung sepenuhnya pada pasokan listrik konvensional.

Pemilihan Desa Kaliurip sebagai lokasi pengabdian bukan tanpa alasan.

Desa ini memiliki intensitas sinar matahari tinggi yang sangat ideal untuk penggunaan panel surya.

Selain itu, kondisi kelembaban udara dan tanahnya dinilai cocok untuk pengembangan tanaman melon yang membutuhkan pengairan dan pengelolaan suhu optimal selama masa tanam 2–3 bulan.

Sistem ini dirancang untuk mendorong para petani melon agar semakin terampil dalam penggunaan teknologi digital dalam pertanian.

“Melalui program ini, kami ingin petani dapat memahami dan memanfaatkan otomatisasi dalam budidaya, sehingga produksi menjadi lebih maksimal dan efisien,” ujar Sena Wijayanto, S.Pd., M.T.

Salah seorang petani melon menyatakan bahwa ia merasakan dampak positif secara langsung dari penerapan teknologi ini.

“Sebelumnya, kami harus datang ke lokasi setiap hari hanya untuk memastikan tingkat kelembapan dan kondisi lahan."

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved