UKSW SALATIGA
IICF 2025 UKSW: Semarak Budaya dari Kampus Indonesia Mini untuk Dunia
Melalui gelaran Pesta Budaya IICF 2025, UKSW memantapkan diri sebagai Kampus Indonesia Mini yang menyuarakan keberagaman ke panggung dunia.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Langit cerah kota Salatiga menjadi saksi semarak budaya dari berbagai penjuru nusantara yang berpadu dalam satu harmoni di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW).
Melalui gelaran Pesta Budaya Indonesian International Culture Festival (IICF) 2025, UKSW tidak hanya menampilkan wajah Indonesia yang kaya akan budaya, tapi juga memantapkan diri sebagai Kampus Indonesia Mini yang menyuarakan keberagaman ke panggung dunia.
Lapangan Sepak Bola UKSW disulap menjadi panggung kebudayaan, tercermin dari deretan stan 21 etnis di UKSW serta partisipan asing dari Jepang dan Timor Leste, Selasa (24/06/2025).
Dari rumah adat hingga tarian daerah, dari pakaian tradisional hingga alat musik etnik, semua membaur dalam perayaan yang menghidupkan semangat Bhinneka Tunggal Ika.

Dalam momen penuh kehangatan ini, Rektor UKSW Profesor Intiyas Utami menyampaikan apresiasinya kepada Senat Mahasiswa Universitas (SMU) yang telah menginisiasi kegiatan IICF serta seluruh panitia yang bekerja tanpa lelah merancang acara luar biasa ini.
“Semua rangkaian acara ini dirancang oleh mahasiswa untuk menjaga pilar persatuan dan kesatuan yang ada di UKSW dan kemudian terpancar secara nasional."
"Kami berharap IICF bisa menjadi ikon UKSW dan Salatiga,” katanya.
Ditambahkannya, dalam perjalanan UKSW menunjukkan kampus World Class University, keberadaaan IICF dan juga kegiatan mahasiswa lainnya menjadi bagian penting untuk meraih rekognisi nasional hingga internasional.
Baca juga: Raih Masa Depan Gemilang di UKSW: Maksimalkan Skor UTBK-mu untuk Peluang Karier Lebih Cepat
Menyemaikan Toleransi
Senada dengan pernyataan tersebut, Wali Kota Salatiga dr. Robby Hernawan, Sp.OG., juga mengapresiasi positif kegiatan IICF di Kampus Indonesia Mini ini.
“UKSW sebagai institusi pendidikan, tak hanya mengedepankan prestasi akademik namun juga menjadi tempat untuk menyemaikan toleran yang mengukuhkan predikat Kota Salatiga sebagai kota tertoleransi di Indonesia,” ucapnya.
Ia berharap kegiatan ini memantik kesadaran seluruh elemen tidak hanya civitas academica UKSW saja untuk melestarikan dan merawat budaya sebagai warisan adi luhur, mengambil peranan penting merawat kebudayaan, toleran dan persatuan.
Kegiatan ini sangat sejalan dengan wajah Salatiga sebagai rumah yang nyaman, tempat perjumpaan yang damai bagi banyak etnis, budaya dan agama.
“Festival ini bukan hanya pertunjukan tetapi merupakan implementasi dari semangat Bhinneka Tunggal Ika."
"Tema Akulah Indonesia sangat tepat merefleksikan setiap tarian, busana, dan nada yang dipamerkan dalam satu identitas besar yakni Indonesia,” terangnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.