Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Sosok Pembunuh Sembilan Orang Itu Sudah Dihukum Gantung, Dulu Incar Korban dari Twitter

Sosok Takahiro Shiraishi pembunuh sembilan orang di Jepang akhirnya dieksekusi.

Editor: rival al manaf
STR/JIJI PRESS/AFP
Takahiro Shiraishi (tengah) terdakwa pembunuhan 9 orang yang dijuluki Twitter Killer, menutupi wajahnya saat dibawa ke pengadilan dari kantor polisi Tokyo, Jepang, 1 November 2017. 

TRIBUNJATENG.COM - Sosok Takahiro Shiraishi pembunuh sembilan orang di Jepang akhirnya dieksekusi mati pada Jumat (27/6/2025) lalu.

Dia dihukum gantung di Rumah Tahanan Tokyo, Jepang.

Sebelumnya Takahiro lebih dahulu  dijatuhi hukuman mati pada 2020 setelah mengaku bersalah membunuh sembilan orang yang terdiri atas delapan wanita dan satu pria.

Baca juga: Ketua Perbakin Purbalingga Jadi Pemasok Amunisi Para Pembuat Senjata Api Rakitan di Lampung

Baca juga: Catat Tanggalnya Ini Jadwal Gelaran Pameran Lokananta Seabad Keroncong Surakarta

Shiraishi ditangkap pada Oktober 2017 setelah polisi menggeledah rumahnya di Kota Zama Prefektur Kanagawa, untuk menyelidiki hilangnya seorang wanita berusia 23 tahun.

Saat menggeledah rumah Shiraishi, polisi menemukan tiga kotak pendingin dan lima wadah yang berisi potongan jenazah manusia.

Shiraishi rupanya menyasar korbannya yang membuat unggahan ingin bunuh diri di media sosial, termasuk Twitter yang kini menjadi X.

NHK dan TV Asahi melaporkan, Shiraishi memantau lalu menghubungi calon korbannya melalui platform media sosial.

Shiraishi kemudian mengundang mereka ke apartemennya di Zama dan berjanji untuk membantu mereka mati, kantor berita Jiji melaporkan.

Kasus pembunuhan massal yang terkenal itu telah mencengkeram Jepang selama bertahun-tahun dan menimbulkan kekhawatiran atas penggunaan media sosial. 

Shiraishi mengaku bersalah membunuh para korban dan mengatakan di pengadilan bahwa dia membunuh para korban untuk memuaskan hasrat seksualnya sendiri, NHK dan TV Asahi melaporkan.

Ia dinyatakan bersalah pada Desember 2020 atas pembunuhan, pemerkosaan, dan mutilasi sembilan korban, dan menyimpan jasad mereka di apartemennya.

Pengacara Shiraishi mengajukan banding atas putusan tersebut ke Pengadilan Tinggi Tokyo, tetapi kemudian dia menarik banding tersebut dan hukumannya difinalisasi, NHK melaporkan.

Menteri Kehakiman Keisuke Suzuki mengatakan kepada wartawan pada Jumat bahwa kasus tersebut didorong oleh motif egois seperti kepuasan seksual dan finansial.

"Mengakibatkan kematian sembilan orang selama dua bulan, sebuah insiden yang sangat serius yang telah menyebabkan guncangan dan kecemasan di seluruh masyarakat," kata Suzuki.

"Saya memahami bahwa ini adalah kasus yang sangat memilukan bagi para korban dan keluarga mereka," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved