Berita Semarang
BBPI Dengar Suara Nelayan: Dari Jaring Rusak hingga Harapan Sejahtera
Suasana di lantai tiga Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI), Jalan Yos Sudarso, Semarang.
Penulis: budi susanto | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Suasana di lantai tiga Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI), Jalan Yos Sudarso, Semarang, tampak berbeda siang itu.
Kursi-kursi penuh, raut wajah serius menghiasi ruangan, dan suara percakapan nelayan dari berbagai daerah di Jawa Tengah saling bersahutan.
Mereka datang bukan untuk sekadar mendengar, tapi untuk didengar.
Baca juga: Ribuan Nelayan Kota Tegal Besok Gelar Aksi Tolak Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur
Dalam forum yang digelar oleh BBPI, tema Sinergi dan Inovasi dalam Pelayanan BBPI untuk Mendukung Pengelolaan Penangkapan Ikan yang Berkelanjutan bukan sekadar slogan.
Tema menjadi harapan yang nyata, bagaimana suara nelayan bisa dirangkum dan dijadikan pijakan untuk pelayanan yang lebih baik, demi meningkatkan kesejahteraan mereka.
Pelaksana tugas Kepala BBPI, Umar Soleh, menyadari sepenuhnya bahwa kesejahteraan nelayan tidak hanya dibangun dari laut dan hasil tangkapan semata, tetapi juga dari bagaimana negara hadir melalui layanan yang tepat sasaran.
“Kami membuka ruang dialog ini agar nelayan tidak hanya menjadi obyek kebijakan, tapi juga subyek yang didengar. Sebagai pelayan teknis, kami sadar belum maksimal. Tapi dari sinilah kami belajar merespons dengan inovasi dan efisiensi,” ujarnya, Selasa (1/7/2025).
Satu per satu, keluhan nelayan dicatat, alat tangkap mahal dan mudah rusak, bahan bakar yang sulit diakses, bantuan yang tak kunjung sampai, hingga kebutuhan akan pelatihan dan laboratorium uji yang terjangkau.
BBPI tak tinggal diam. Forum ini menjadi titik awal penyamaan persepsi, mempertemukan pandangan para pelaku langsung di lapangan dengan pemangku kepentingan dari pusat.
Menurut Umar, ini adalah langkah penting untuk menciptakan sektor perikanan tangkap yang tangguh dan berdaya saing.
BBPI juga menunjukkan komitmennya secara konkret. Hingga saat ini, lembaga ini telah menerbitkan 187 Standar Nasional Indonesia (SNI) di bidang perikanan tangkap.
Standar ini mencakup alat tangkap, metode pengolahan, hingga pengujian perangkat seperti pancing dan GPS.
Di sisi lain, sarana dan prasarana juga terus dibenahi mulai dari laboratorium uji alat tangkap hingga fasilitas pelatihan untuk nelayan.
Semua itu dirancang agar nelayan tidak hanya bisa melaut, tapi juga melaut dengan cerdas dan efisien.
“Setiap masukan akan kami jabarkan dalam rencana kerja. Kami harap, akan terus ada pertukaran pandangan yang membangun. Karena tanpa suara nelayan, pelayanan kami kehilangan arah,” tegas Umar.
Baca juga: Dapat Aduan dari Nelayan, Pemprov Jateng Kawal Perizinan Penangkapan Ikan
Forum ini bukan yang terakhir. BBPI berkomitmen untuk terus membuka ruang dialog, menyatukan visi antar-daerah, dan menjadikan kebutuhan riil nelayan sebagai dasar inovasi kebijakan.
"Karena bagi BBPI, mendengar keluhan nelayan bukan sekadar formalitas. Ini menjadi langkah awal untuk mengubah sistem layanan menjadi lebih berpihak, berdaya guna, dan berdampak nyata di laut dan darat," imbuhnya. (*)
| Polisi Imbau Publik Tak Mudah Terprovokasi Terkait Perusakan Masjid di Bandungan Semarang |
|
|---|
| Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Rabu 29 Oktober 2025: Hujan Ringan |
|
|---|
| Kasus Konten Porno AI SMAN 11 Semarang Naik ke Penyidikan: Polisi Segera Panggil Chiko |
|
|---|
| Panen Raya Kerang Hijau Saat Banjir di Semarang: Nelayan Tambakrejo Tanam Harapan dari Rumpon Bambu |
|
|---|
| "Kalau Besok Hujan Tidak Usah ke Sekolah, Belajar Daring" Imbas 36 SD Terendam Banjir di Semarang |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/20250701_Plt-Kepala-BBPI-Umar-Soleh_1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.