GEMPA BUMI
Jelang Maghrib: Ramalan Ryo Tatsuki Gempa Megathrust dan Megatsunami di Jepang, Sabtu 5 Juli 2025
DU DU WI, Tiktokers asal Indonesia tinggal di Jepang kembali mengabarkan kondisi terkini kewaspadaan Gempa Megathrust dan Megatsunami
TRIBUNJATENG.COM - DU DU WI, Tiktokers asal Indonesia tinggal di Jepang kembali mengabarkan kondisi terkini kewaspadaan Gempa Megathrust dan Megatsunami yang diprediksi terjadi di Jepang, Sabtu 5 Juli 2025.
Warga Jepang gundah ketika seorang seniman komik manga sekaligus peramal, Ryo Tatsuki meramalkan akan terjadi gempa dan tsunami dahsyat di Jepang pada Sabtu lusa.
Ramalan gempa dan tsunami Ryo Tatsuki diprediksi terjadi jelang Maghrib pukul 17.00-18.00 waktu setempat. Maghrib di Negeri Sakura sekitar pukul 19.00.
Baca juga: Gempa Baru Saja Terjadi Siang Tadi, Kamis 3 Juli 2025, Cek Jarak dan Lokasi, Rilis BMKG
Baca juga: 3 Hari Lagi, Ramalan Gempa Megathrust dan Tsunami di Jepang Terbukti? Indonesia Disebut Terdampak
"Beritanya ramai di Jepang. Du Du Wi di rumah saja. Sabtu nanti kan pulang kerja jam 5 (sore). Ini diperkirakan jam 5-6 (sore)," ujarnya, Rabu (2/7/2025).
Du Du Wi mengatakan jika istrinya juga telah membeli buku ramalan Ryo Tatsuki dua bulan lalu. "Istriku juga beli kok bukunya dua bulan yang lalu. Bukan percaya ngga percaya, tapi antisipasi. Jadi Du Du Wi pulang kerja Sabtu mandi, persiapan baju taruh koper terus keluar di halaman yang lebar. Kalau ada apa-apa aman," ujarnya.
Gempa Jepang semakin hari semakin meningkat. Bahkan di wilayah Tokara yang diprediksi jadi titik gempa besar sudah terjadi 900 kali gempa dalam sehari. "Makin hari makin parah. Seminggu lalu cuma 100, lalu 300, 400, 600, 800, kemarin sampai 900. Jadi disuruh waspada," ujarnya.
Ramalan Ryo Tatsuki ditulis dalam komik manga berjudul Watashi ga Mita Mirai/ The Future I Saw (Masa Depan yang Kulihat).
Cetakan ulang tahun 2021 menyertakan visi baru yang ditetapkan pada tanggal 5 Juli 2025, yang menggambarkan retakan bawah laut di Samudra Pasifik yang menyebabkan tsunami besar.
Menurut komik manga tersebut, bencana ini akan menghancurkan wilayah barat daya Jepang, jauh melebihi skala bencana tahun 2011.
Dikutip dari berbagai sumber, Ryo Tatsuki dikenal luas sejak menerbitkan buku The Future I Saw pada 1999.
Pada edisi terbaru bukunya yang terbit 2021, Tatsuki menyebutkan bahwa bencana yang “sebenarnya” akan terjadi pada Juli 2025, melibatkan gempa besar dan tsunami.
Prediksi tersebut kini memicu ketakutan massal menjelang tanggal yang disebutkan.
Tatsuki mengatakan ia bermimpi tentang bencana yang lebih besar lagi, tsunami besar yang dapat meluluhlantakan Jepang dan sekitarnya.
Laut di selatan Jepang seolah "mendidih" dengan gelembung-gelembung besar, yang ia yakini dapat menjadi tanda letusan gunung berapi bawah laut.
Ia berpikir hal ini dapat menyebabkan tsunami tiga kali lebih besar daripada yang terjadi pada 2011 silam.
Bahkan tak hanya Jepang, negara-negara seperti Filipina, Taiwan, Indonesia dapat terkena dampaknya.
Dalam mimpinya, ia melihat pusat bencana di daerah berbentuk berlian yang menghubungkan Jepang, Taiwan, Indonesia, dan Kepulauan Mariana Utara.
Ia juga melihat dua bentuk seperti naga yang menuju ke daerah-daerah tersebut dan kemudian melihat bentuk serupa pada peta bawah laut di dekat Hawaii di Amerika Serikat (AS).
Dalam buku tersebut, ia disebut-sebut pernah memprediksi gempa dahsyat yang terjadi pada Maret 2011, yang menimbulkan tsunami mematikan dan krisis nuklir di Fukushima.
Tragedi itu merenggut lebih dari 15.000 nyawa dan menjadi salah satu bencana nuklir terburuk dalam sejarah.
Sebelumnya, Pemerintah Jepang kembali mewaspadai potensi bencana besar yang mengintai wilayah selatannya.
Dalam laporan terbaru yang dirilis oleh Dewan Manajemen Bencana Pusat Jepang, para ahli memperkirakan kemungkinan terjadinya gempa megathrust di Palung Nankai, yang dalam skenario terburuk bisa merenggut hingga 298.000 jiwa.
Prediksi mengejutkan ini diungkap dalam pertemuan para pakar yang digelar pada 31 Maret 2025, dipimpin oleh Profesor Emeritus Nobuo Fukuwa dari Universitas Nagoya.
Menurut informasi yang dihimpun, Palung Nankai merupakan palung bawah laut yang terletak di lepas pantai selatan Jepang dan dikenal sebagai salah satu zona seismik aktif yang berisiko tinggi memicu gempa bumi dahsyat.
Sebelumnya sejarah mencatat bahwa wilayah ini telah beberapa kali menjadi sumber gempa besar dan tsunami mematikan.
Dalam simulasi terbaru, para ahli memperkirakan bahwa sekitar 2,35 juta bangunan akan rusak berat jika gempa tersebut terjadi.
Rincian korban jiwa juga dipaparkan, dengan 73.000 orang diprediksi meninggal akibat bangunan roboh, 9.000 karena kebakaran, dan 215.000 akibat terjangan tsunami.
Semua ini dihitung berdasarkan asumsi tingkat evakuasi penduduk hanya 20 persen.
Namun, jika evakuasi meningkat hingga 70 persen, jumlah korban jiwa dapat ditekan hingga sekitar 94.000 orang.
Di sisi lain, proyeksi bangunan yang hancur total meliputi 1,28 juta akibat guncangan gempa, 188.000 karena tsunami, dan 767.000 akibat kebakaran yang menyebar pascagempa.
Dampak ekonomi dari bencana ini juga menjadi perhatian besar.
Kerugian maksimal diprediksi bisa mencapai ¥270 triliun yen Jepang atau sekitar $1,81 triliun USD, meningkat drastis dari estimasi sebelumnya sebesar ¥214 triliun.
Meskipun data ini mengungkapkan potensi kehancuran yang besar, pemerintah Jepang disebut telah meningkatkan langkah-langkah kesiapsiagaan bencana secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir.
Hal ini diharapkan bisa meminimalkan dampak nyata dari skenario terburuk.
Diberitakan sebelumnya, pada 28 Maret 2025, gempa berkekuatan besar juga mengguncang wilayah Myanmar dan berdampak hingga Tahiland.
Gempa berkekuatan Magnitudo 7,7 tersebut menyebabkan kerusakan hebat di sebagian besar wilayah Myanmar dan menewaskan lebih dari 2.700 orang.
Daftar 15 Wilayah Indonesia yang Dikelilingi oleh Titik Megathrust
Peneliti BRIN, Nuraini Rahma Hanifa mengungkapkan gempa megathrust berpotensi mengguncang Selat Sunda Banten dan sejumlah wilayah lain di Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa potensi bencana berupa gempa megathrust di wilayah selatan Jawa sangat mungkin terjadi dan dapat memicu tsunami dengan skala yang mirip dengan kejadian di Aceh pada 26 Desember 2004.
Megathrust sendiri merupakan jenis patahan besar yang terletak di zona subduksi, di mana lempeng tektonik yang lebih padat bergerak ke bawah lempeng yang lebih ringan.
Pergerakan ini menciptakan tekanan yang dapat menyebabkan gempa bumi dengan magnitudo tinggi ketika dilepaskan secara tiba-tiba.
Tidak hanya gempa besar, kondisi ini juga memiliki potensi untuk memicu tsunami dengan gelombang tinggi.
Daftar zona megathrust di Indonesia
Dilansir dari Kompas.com, Senin (13/8/2024), wilayah Indonesia dikelilingi oleh titik-titik megathrust, antara lain:
Aceh-Andaman
Nias-Simeulue
Kepulauan Batu
Mentawai-Siberut
Mentawai–Pagai
Enggano
Selat Sunda, Banten
Selatan Jawa Barat
Selatan Jawa Tengah-Jawa Timur
Selatan Bali Selatan Nusa Tenggara Barat (NTB)
Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT)
Laut Banda Selatan
Laut Banda Utara
Utara Sulawesi
Subduksi lempeng Laut Filipina.
Setiap zona megathrust memiliki potensi gempa yang berbeda.
Namun, tidak setiap gempa megathrust menimbulkan potensi tsunami.
Pasalnya, tsunami memiliki syarat gempa besar dengan titik pusat gempa atau hiposenter dangkal dan gerak naik.
Meski demikian, bukan tidak mungkin tsunami menyusul gempa di sejumlah zona megathrust tersebut.
Potensi tsunami di Selat Sunda
Selain itu, Rahma menuturkan bahwa segmen megathrust di selatan Jawa menyimpan energi tektonik
Sehingga bisa melepaskan gempa berkekuatan magnitudo 8,7 hingga 9,1.
"Potensi megathrust ini dapat memicu goncangan gempa yang besar dan tsunami, yang menjalar melalui Selat Sunda hingga ke Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam," ungkap Rahma, dikutip dari laman BRIN, Kamis (26/12/2024).
Jika tsunami terjadi, dari simulasi yang dilakukan oleh BRIN bersama tim peneliti dari berbagai institusi, ketinggian gelombang diperkirakan bisa mencapai hingga 20 meter.
Menurut simulasi, gelombang tsunami berpotensi setinggi 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3–15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.
Penelitian ini juga menunjukkan, fenomena serupa pernah terjadi dalam sejarah. Misalnya, saat tsunami Pangandaran 2006 yang dipicu oleh marine landslide di dekat Nusa Kambangan.

Yogya Terdampak Megathrust
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengungkapkan bahwa Kabupaten Kulon Progo menjadi salah satu wilayah paling rawan terdampak potensi tsunami megathrust.
Berdasarkan hasil kajian terbaru, tinggi gelombang tsunami di kawasan ini bisa mencapai hingga 22 meter.
Dari hasil pemetaan risiko, terdapat 11 kalurahan di Kulon Progo yang masuk dalam zona merah tsunami.
Kalurahan-kalurahan ini tersebar di empat kapanewon, yakni Temon, Wates, Panjatan, dan Galur.
Lokasinya yang berada di sekitar pantai selatan dan bantaran Sungai Progo menjadikan kawasan ini sangat rentan terhadap dampak gempa megathrust yang dapat memicu tsunami besar.
“Sebaran wilayah zona merah itu meliputi Kalurahan Jangkaran, Sindutan, Palihan, dan Glagah (Kapanewon Temon), Karangwuni (Wates), serta Garongan, Pleret, Bugel (Panjatan). Di Galur ada Banaran, Karangsewu, dan Brosot,” jelas Akhid Nur Hartono, Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Damkar, dan Penyelamatan BPBD Kulon Progo, mengutip dari sumber lain, Kamis (12/6/2025).
Untuk mengantisipasi risiko bencana tersebut, BPBD Kulon Progo rutin melakukan pengecekan terhadap sarana peringatan dini tsunami.
Setiap tanggal 26 pukul 10.00 WIB, sirene peringatan dini diuji coba secara berkala di kawasan rawan seperti Glagah, Palihan, dan Jangkaran, termasuk sistem pengamanan di underpass Yogyakarta International Airport (YIA).
Adapun lokasi titik evakuasi tsunami di Kulon Progo telah disiapkan, yaitu:
1. Girigondo untuk wilayah Temon (zona barat),
2. Stadion Cangkring dan Lapangan Karangsari untuk Wates dan Panjatan (wilayah tengah),
3. Lapangan Cubung untuk wilayah Galur (zona timur).
Sebelumnya, Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Danny Hilman Natawidjaja, juga memperingatkan potensi gempa besar di wilayah Mentawai-Pagai-Siberut.
Ia memperediksi megathrust dapat memicu gempa dengan magnitudo 8,8 dan tsunami setinggi 5-10 meter.
Megathrust, jenis gempa besar di zona subduksi, telah terdeteksi dalam riset BRIN selama 20 tahun.
Peringatan ini bertujuan meningkatkan kewaspadaan tanpa menimbulkan ketakutan, karena waktu pasti terjadinya gempa tidak bisa diprediksi.
“Ini masih menyimpan gempa M 8,8 intinya perkiraan kita sudah di dalam ujung siklus. Sudah siap melepaskan gempa. Tapi kapan (gempanya)? Seminggu lagi, setahun lagi, atau 10 tahun lagi, kita enggak tahu,” tambahnya.
Tanda-tanda akan terjadinya gempa besar ketiga di wilayah ini sebenarnya sudah muncul sejak 2007.
Pada tahun tersebut, gempa megathrust dengan kekuatan M 8,4 dan 7,8 mengguncang Bengkulu dan Mentawai.
Kemudian, gempa kedua terjadi di Pagai Selatan, Sumatera Barat, pada 2010, yang menyebabkan tsunami setinggi 1,5 meter.
Berdasarkan kejadian-kejadian tersebut, Hilman memperkirakan gempa besar ketiga masih akan terjadi di kawasan ini karena megathrust Mentawai-Pagai-Siberut belum sepenuhnya mengeluarkan seluruh kekuatannya.
Hilman menambahkan bahwa meskipun gempa pertama dan kedua terjadi pada titik yang berbeda, kekuatan gempa ketiga tidak akan berkurang.
Sebabnya, gempa-gempa tersebut terjadi di segmen-segmen yang berbeda dalam zona megathrust yang sama.
Salah satu wilayah yang diperkirakan akan terdampak parah oleh gempa megathrust ini adalah Kota Padang.
Wilayah tersebut dinilai sangat rentan karena padat penduduk, berada di daerah rendah, dan dekat dengan Pulau Siberut.
Berdasarkan pemodelan BRIN, tsunami setinggi 5-10 meter akibat gempa ini dapat menyapu wilayah Padang hingga dua kilometer dari garis pantai.(*)
Gempa Terkini Sore ini 2 Menit yang Lalu, Senin 11 Agustus 2025, Info BMKG |
![]() |
---|
Gempa Terkini Senin 11 Agustus 2025 Siang Hari, Barusan Terjadi, Info Lengkap dari BMKG Klik Disini |
![]() |
---|
Gempa Bumi 7 Kali Dalam 3 Jam, Senin 11 Agustus 2025 Cek Jarak dan Wilayah Dari Rilis BMKG |
![]() |
---|
Gempa Terkini Siang ini 2 Menit yang Lalu, Minggu 10 Agustus 2025, Info BMKG |
![]() |
---|
Gempa Baru Saja Terjadi Pagi Tadi, Minggu 10 Agustus 2025, Cek Jarak dan Lokasi, Rilis BMKG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.