Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Dewan Pers: Pers Harus Upgrade Diri Hadapi Isu Energi Bersih

Tantangan perubahan iklim dan transisi menuju energi bersih menempatkan pers pada peran strategis dalam membangun kesadaran publik.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUN JATENG/IDAYATUL ROHMAH
BUKA KEGIATAN: Wakil Ketua Dewan Pers, Totok Suryanto, saat membuka kegiatan pelatihan media bertema “Energi Bersih – Potensi, Bisnis Proses, dan Outlook” yang digelar Pamerindo Indonesia bersama Lientera, dan PT Radian Teknologi Global (RTG) secara daring, Sabtu (28/6/2025). Totok menjelaskan, pers dituntut untuk terus memperbarui wawasan dan keahliannya, terutama dalam isu-isu krusial seperti EBT. (Tribun Jateng/Idayatul Rohmah) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Tantangan perubahan iklim dan transisi menuju energi bersih menempatkan pers pada peran strategis dalam membangun kesadaran publik.

Wakil Ketua Dewan Pers, Totok Suryanto, mengatakan, pers dituntut untuk terus memperbarui wawasan dan keahliannya, terutama dalam isu-isu krusial seperti energi baru dan terbarukan (EBT).

"Pers ini memiliki peran yang luar biasa, sehingga tuntutan kepada pers adalah harus terus-menerus meng-upgrade ilmu, meng-upgrade pengetahuan, terutama terkait bagaimana agar bangsa ini bisa mendapatkan energi yang bersih, sehat, dan berkelanjutan," tegas Totok saat membuka kegiatan pelatihan media bertema “Energi Bersih – Potensi, Bisnis Proses, dan Outlook” yang digelar Pamerindo Indonesia bersama Lembaga Inovasi Energi Teknologi Nusantara (Lientera), dan PT Radian Teknologi Global (RTG) secara daring, Sabtu (28/6/2025).

Baca juga: Potensi Energi Terbarukan RI Capai 3.687 GW, Modal Utama Menuju Energi Bersih

Totok menilai isu energi bersih bukan sekadar tren, tetapi sudah menjadi kebutuhan mendesak seiring semakin nyata dampak perubahan iklim. 

Indonesia, lanjutnya, memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar—mulai dari energi surya, panas bumi, air, angin, hingga bioenergi—yang dapat menjadi kekuatan utama menuju ketahanan energi.

Namun, potensi ini belum sepenuhnya dioptimalkan.

“Kita ini punya sumber daya alam yang luar biasa.

Matahari melimpah, gunung berapi yang bisa dimanfaatkan untuk panas bumi, aliran sungai, laut, dan sebagainya.

Ini harus jadi modal besar kita menuju transisi energi yang lebih bersih,” jelasnya.

Ia mengingatkan bahwa komitmen Indonesia untuk mencapai net-zero emission pada 2050–2060, sebagaimana tertuang dalam dokumen Komite Nasional Indonesia untuk Paris Agreement (NDC), membutuhkan kerja sama semua pihak.

Pers, kata Totok, punya peran penting dalam mengawal, mengedukasi, dan mengkritisi setiap langkah transisi tersebut.

"Kalau semua mobil nanti sudah listrik, tapi sumber listriknya masih dari PLTU batubara, itu tidak menyelesaikan masalah.

Kita harus pastikan energi bersih itu benar-benar bersih, baik dari sisi penggunaan maupun sumbernya,” katanya menyontohkan.

Totok juga mengajak media untuk tidak hanya menjadi penyampai berita, tetapi juga aktor perubahan.

Lewat pemberitaan yang membangun, pers diharapkan mampu memberi dorongan semangat kepada masyarakat dan para pemangku kepentingan untuk memperkuat pengembangan energi bersih.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved