Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Sukacita Hari Pertama MPLS Siswa Difabel Kendal, Diajak Selawatan hingga Pameran Karya 

Setelah pengenalan guru selesai, siswa lalu diajak bersenandung selawat, lengkap dengan alat rebana yang dimainkan di tengah keterbatasan

Penulis: Agus Salim Irsyadullah | Editor: muslimah
Tribun Jateng/Agus Salim
MENDENDANGKAN SELAWAT - Sejumlah siswa difabel di SLB Swadaya Kabupaten Kendal mendendangkan selawat pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), Senin (14/7/2025). Penampilan ini merupakan bagian dari implikasi peningkatan kreativitas dalam sistem pembelajaran di sekolah tersebut. 

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Umi Isriyati membimbing sejumlah murid baru menuju teras dalam sekolah, pada hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SLB Swadaya Kabupaten Kendal, Senin (14/7/2025). 

Guru sekaligus ketua MPLS itu, terlihat sibuk menata dan mengatur posisi duduk siswa tingkat SD, SMP, dan SMA, dalam satu lokasi di pojok luar kelas seusai upacara pembukaan.

Maklum, di sekolah itu belum memiliki ruangan aula yang cukup luas untuk menampung sebuah pertemuan.

Di tempat itu, Umi dibantu guru lain memberikan dekorasi sederhana tapi penuh makna untuk membuat masa MPLS siswa lebih berkesan.

Baca juga: MPLS Ramah di Banyumas, Bupati Larang Pungutan dan Titipan Siswa Baru

Pada hari pertama, Umi menjadwalkan sejumlah agenda selepas pembukaan MPLS, yakni pengenalan guru dan visi-misi sekolah.

Tawa ruang gembira siswa mengiringi selama masa pengenalan.

Sementara, sejumlah orang tua menunggu di selasar teras, beberapa di antaranya ikut bergabung dalam lingkaran forum.

"Untuk MPLS sampai hari Rabu, kemudian Kamis sampai Jumat itu kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)," kata Umi, Senin (14/7/2025).

Tahun ini terdapat 35 siswa difabel angkatan baru, dengan kategori siswa belum pernah sekolah di SLB Swadaya Kendal, pindahan dari sekolah umum, dan naik jenjang dari tingkatan sebelumnya di SLB Swadaya.

Setelah pengenalan guru selesai, siswa lalu diajak bersenandung selawat, lengkap dengan alat rebana yang dimainkan di tengah keterbatasan.

Suaranya mengalun merdu menyejukkan hati yang mendengar; menuai decak kagum dari para orang tua.

Beberapa dari mereka, menahan linangan air mata seraya memanjatkan doa masa depan untuk buah hati kesayangannya.

Di sekolah itu, memang memberikan fasilitas pengembangan bakat keterampilan cukup beragam, mulai rebana, membatik, kerajinan tangan dan olah kemampuan lain sebagai penunjang pembelajaran.

Guru pengampu ekstrakurikuler rebana, Asyrofah juga tak bisa menyembunyikan rasa haru dan bangga, menyaksikan anak didiknya melantunkan syair-syair merdu dan menenangkan itu.

"Untuk persiapan tampil di MPLS ini kami hanya dua kali saja, dan alhamdulillah kami cukup bangga," kata Asyrofah.

Asyrofah menuturkan, anak didiknya di bidang rebana juga telah meraih prestasi meyakinkan di dunia kesenian vokal tingkat lokal maupun nasional.

"Untuk personel rebana ini ada 8 orang, tidak semua siswa ikut di sini, karena ini memang sesuai dengan bakat-bakat yang dipilih siswa sendiri," sambungnya.

Selain menampilkan karya seni vokal rebana, sejumlah hasil kerajinan tangan siswa juga ikut dipamerkan.

Pemilik yayasan SLB, Kirana Endhita Satyani mengatakan beberapa karya siswanya juga telah laku di pasaran.

"Kemarin ada lukisan punya siswa, dan sudah ada yang beli. Siswa juga ada yang membuat bross, buket, sandal, serta karya kerajinan manik-manik," paparnya.

Kirana menerangkan, pihaknya juga rutin menjajakan hasil tataboga siswa ke warga sekitar untuk melatih jiwa wirausaha.

"Kami juga memberi keterampilan usaha. Hari Senin kami ajak membuat kuliner dimsum kukus dan martabak yang langsung kami jual ke warga sekitar,"

"Sedangkan untuk Selasa - Kamis kami buat pudding disimpan kulkas dan besoknya dijual." paparnya.

Menurut Kirana, menjadi guru untuk siswa difabel merupakan sebuah kebanggaan, sekaligus orang tua kedua. Ia percaya, kasih sayang yang ditanam para guru itu suatu saat akan berbuah manis.

"Memang kadang ada siswa yang seminggu sekali masuk, atau hanya tiga hari. Tetapi kami percaya masa depan mereka dengan kasih sayang yang kami berikan," tandasnya. (ags)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved