Berita Semarang
Yang Unik di MPLS SMA 3 Semarang, Diikuti Lima Pasang Anak Kembar, Wajah Serupa Karakter Berbeda
Tak hanya satu pasang, tapi lima pasang anak kembar tercatat mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri 3 Semarang tahun ini
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Mereka datang berdua, berdampingan, dengan wajah yang nyaris sama.
Tak hanya satu pasang, tapi lima pasang anak kembar tercatat mengikuti Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Negeri 3 Semarang tahun ini.
Fenomena ini menarik perhatian guru dan siswa baru lainnya.
“Mungkin baru kali ini kami punya lima pasang kembar dalam satu angkatan. Biasanya hanya satu atau dua pasang saja,” ujar Nur Subagio, Staf Kesiswaan sekaligus Sekretaris MPLS SMA 3 Semarang, Senin (14/7/2025).
Kelima pasangan itu datang dari latar belakang dan jalur penerimaan berbeda ada yang lolos jalur prestasi, mutasi, hingga domisili.
Baca juga: Satria Bawa 3 Setel Baju Ganti dan Alquran di Hari Pertama Masuk Sekolah Rakyat Banyumas
Tapi satu hal yang sama: mereka memilih SMA 3 sebagai tempat melanjutkan cerita sekolah mereka.
Kelima pasang murid tersebut bernama M Albarani R.S dan M. Atayafi RS, Rafi Mirza Arfai dan Rafa Izzan Rifai, Bella Sabrina dan Della Sabrina, Halimah Fadhilah Sadewo dan Nayla Fadhilah Sadewo, Khansa Rukmania dan Sarisha Kayana.
Wajah Sama Namun Cerita Berbeda
Salah satu pasangan kembar yang menarik perhatian adalah Alba dan Ata. Dua remaja yang baru pindah dari Bekasi ke Semarang ini masuk SMA 3 lewat jalur mutasi tugas orang tua.
Sejak SD hingga SMP, mereka selalu bersekolah bersama. Meski begitu, bukan berarti semuanya berjalan harmonis.
“Awalnya malah pengin pisah sekolah biar suasananya beda. Tapi orang tua maunya bareng terus,” kata Alba, tertawa.
“Ya udah akhirnya masuk bareng lagi.” sambungnya.
Meski sekilas tampak serupa, Alba dan Ata punya sifat yang kontras.
Alba mengaku lebih aktif dan suka bersosialisasi, sementara Atta lebih tenang dan betah di rumah.
“Kalau belajar malah enggak bareng. Saya sama teman saya sendiri. Atta juga gitu. Udah muak kali ya kalau harus bareng terus,” seloroh Alba.
Di sisi lain, Halimah yang akrab dipanggil Lili dan saudara kembarnya Nayla atau Lala, justru tampil sebagai pasangan kembar yang kompak sejak awal.
Masuk SMA 3 lewat jalur prestasi, keduanya punya cita-cita yang sama: masuk fakultas kedokteran.
“Dari dulu udah pengin ke kedokteran. Jadi ya pilih SMA 3 biar bisa nyiapin dari sekarang,” kata Lili.
Meski satu sekolah sejak SD, Lili dan Lala selalu ditempatkan di kelas berbeda.
“Dari bunda maunya begitu, biar temannya beda-beda. Tapi kalau di rumah, ya belajar bareng,” kata Lala.
Lala dan Lili juga mengaku sempat khawatir soal seleksi masuk SMA.
“Kalau cuma satu yang keterima. Sempat mikir, kalau satunya enggak masuk, yang satu lagi juga enggak usah masuk. Tapi alhamdulillah akhirnya dua-duanya lolos,” ujar Lili.
MPLS Ramah dan Tanpa Tugas Aneh
MPLS di SMA 3 tahun ini dibuka langsung oleh Kepala Sekolah, kemudian dilanjutkan dengan pengenalan guru, karyawan, serta materi kurikulum.
Tahun ini menjadi momen pertama bagi sekolah menerapkan Kurikulum Nasional, menggantikan Kurikulum Merdeka yang sebelumnya digunakan.
Menurut Subagio, kegiatan MPLS tahun ini juga dirancang lebih ramah dan tanpa atribut yang menyulitkan siswa baru.
“Kalau dulu anak-anak sering diminta bawa yang aneh-aneh, sekarang enggak ada. Hanya pakai kokard (kartu identitas) yang desainnya tinggal edit. Kami fokus ke pengenalan program, guru, dan lingkungan sekolah,” jelasnya.
MPLS yang semula dijadwalkan hanya tiga hari sempat diubah kembali menjadi lima hari, menyesuaikan dengan edaran terbaru dari Dinas Pendidikan.
Selama MPLS, siswa juga mendapat materi dari pihak luar seperti Polrestabes, Kodim, dan Puskesmas.
Subagio menambahkan, meski banyak anak kembar tahun ini, sekolah tetap akan memisahkan mereka ke kelas berbeda.
“Biasanya begitu. Permintaan dari orang tua juga seperti itu. Biar pergaulan mereka enggak hanya satu lingkaran saja.”
Sekolah Favorit, Tanggung Jawab Lebih Besar
Keputusan lima pasang anak kembar dan ratusan siswa baru lainnya memilih SMA 3 tentu bukan tanpa alasan.
Selain dikenal sebagai sekolah unggulan, SMA 3 juga dianggap mampu mendukung prestasi akademik dan non-akademik siswanya.
“Buat kami ini amanah. Artinya, kepercayaan masyarakat terhadap SMA 3 masih sangat tinggi. Maka kami juga harus menjaga kualitas dan pelayanan pendidikan dengan baik,” ucap Subagio. (Rad)
Pemkot Semarang Wajibkan ASN Jadi Anggota KKMP, Wali Kota: Akan Dipantau Kepala Dinas dan Kabag |
![]() |
---|
Sosok Rohmat Sukur, Warga Semarang Terlibat Penculikan Kacab Bank BUMN: Sering Nyupiri Bos |
![]() |
---|
2.800 Mahasiswa Baru Polines Satukan Semangat Lewat Outbound Training |
![]() |
---|
Irwan Hidayat Tekankan Integritas dan Akal Budi di Hadapan Mahasiswa Baru Universitas Telogorejo |
![]() |
---|
Harga Emas Antam Hari Ini di Kota Semarang Kamis 28 Agustus 2025, Naik Rp 4.000 per Gram |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.