Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Prakiraan Cuaca Jateng

Daftar Wilayah di Jateng yang Hari Ini Hujan, Berikut Prakiraan Cuaca BMKG Rabu 16 Juli 2025

Berikut kami sampaikan prakiraan cuaca Jawa Tengah (Jateng) secara umum Rabu (16/7/2025) hari ini

Penulis: Msi | Editor: muslimah
Istimewa
JATENG MASIH hUJAN: Rabu (16/7/2025) hari ini, cuaca di 35 kabupaten dan kota di Jateng berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagian masih hujan 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Berikut kami sampaikan prakiraan cuaca Jawa Tengah (Jateng) secara umum.

Rabu (16/7/2025) hari ini, cuaca di 35 kabupaten dan kota di Jateng berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di instagram @cuaca_jateng didominasi berawan dan cerah berawan.

Meski demikian hujan masih turun di sejumlah wilayah

Wilayah yang hari ini diprediksi hujan meliputi Batang, Grobogan, Jepara, Kendal, Kota Semarang, Magelang, Pati, Rembang, Kabupaten Semarang, Temanggung dan Wonosobo.

Waktu terjadinya hujan bervariasi mulai sore hari pukul 16.00 WIB.

Di sejumlah wilayah, hujan turun di malam hari.

Sementara itu daerah lainnya diwarnai awan dan cerah berawan.

Hari ini suhu udara di angka 14 derajat celvius hingga 34 derajat celcius.

Kecepatan angin antara 4 km per jam hingga 15 km per jam.

Baca juga: Jateng Masih Hujan Padahal Musim Kemarau, BMKG Sebut Anomali Cuaca, Sampai Kapan?

Kemarau Basah

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, kemarau basah diperkirakan berlangsung di sebagian besar wilayah Indonesia hingga Oktober 2025.

"Hasil prediksi curah hujan bulanan menunjukkan bahwa anomali curah hujan yang sudah terjadi sejak Mei 2025 akan terus berlangsung dengan kondisi curah hujan di atas normal di sebagian besar wilayah Indonesia hingga Oktober 2025," ujar Dwikorita Jumat (8/7/2025).

Lantas, apa itu kondisi anomali curah hujan atau kemarau basah?

Kemarau basah adalah kondisi cuaca tidak biasa di mana hujan tetap terjadi dengan intensitas cukup tinggi meskipun berada dalam periode musim kemarau.

Dikutip dari laman Kompas.com (19/5/2025), BMKG menyebut fenomena ini disebabkan berbagai faktor atmosfer dan perubahan iklim yang memengaruhi pola cuaca di Indonesia.

Umumnya musim kemarau identik dengan cuaca panas dan langit cerah, namun saat musim kemarau basah, kelembaban udara tetap tinggi sehingga memungkinkan terjadi hujan lebih sering.

Kelembaban udara dan curah hujan masih cukup tinggi selama periode pancaroba hingga awal periode kemarau.

Penyebab kemarau basah cukup kompleks dan dipengaruhi beberapa fenomena atmosfer di wilayah Indonesia.

BMKG menyebut, tingginya curah hujan di musim kemarau ini merupakan dampak dari anomali iklim atau musim kemarau basah.

Beberapa faktor utama penyebabnya antara lain:

  • Melemahnya Monsun Australia, sehingga udara kering tidak dominan
  • Suhu muka laut yang tetap hangat di selatan Indonesia
  • Gelombang Kelvin dan konvergensi angin di barat-selatan Pulau Jawa
  • Labilitas atmosfer tinggi, yang mempercepat pembentukan awan hujan.

Secara musiman, kemarau basah dipicu oleh aktifnya gelombang atmosfer tropis seperti MJO, gelombang Kelvin, dan Rossby Ekuator.

Ketiga fenomena ini membawa uap air dalam jumlah besar dan mendorong pembentukan awan hujan. Kondisi tersebut mengganggu pola cuaca normal, menyebabkan curah hujan meningkat secara signifikan walaupun musim kemarau sedang berlangsung. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved