Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Jawa Tengah Dorong Implementasi Ekonomi Sirkular secara Berkelanjutan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong implementasi ekonomi sirkular, khususnya dalam aktivitas industri yang menyisakan sampah kemasan.

TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN 
BAHAS SIRKULAR EKONOMI - DLHK Provinsi Jawa Tengah dengan dukungan dari Coca Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia dan Kawasan Industri Wijayakusuma menggelar Circular Economy Forum 2025, di Semarang, Rabu (16/7/2025).  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong implementasi ekonomi sirkular, khususnya dalam aktivitas industri yang menyisakan sampah kemasan.

Langkah tersebut menjadi salah satu strategi untuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto mengatakan, masih ada 37 persen sampah yang terbuang ke lingkungan, masih ada pembakaran sampah, dan ditimbun di pekarangan.

Baca juga: Pemkab Jepara Rencanakan Pengadaan 4 Incinerator Sampah di TPS 3R dan TPA Bandengan

Ini perlu dilakukan treatment untuk menangani masalah sampah hingga ke tingkat desa.

Komposisi sampah yang diproduksi Jawa Tengah utamanya masih sampah organik, yaitu sampah makanan yang punya persentase sebesar 40 persen dari total keseluruhan sampah yang dibuang.

Sebanyak 20 peraen sampah yang terbuang adalah sampah plastik, dan sisanya sampah kertas dan karton.

Dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular, tumpukan sampah itu sebetulnya masih memiliki nilai ekonomi tersendiri.

"Botol minuman kemasan itu bisa dijual, termasuk kertas, koran itu bisa. Sebenarnya semua bernilai ekonomi, hanya tinggal kita mau enggak untuk melakukan pemilahan di rumah," ucap Widi, dalam Circular Economy Forum 2025 yang digelar di Kota Semarang, Rabu (16/7/2025).

Ia pun memberikan apresiasi atas inisiatif penyelenggaraan Circular Economy Forum 2025. Menurut dia, forum ini menjadi langkah yang strategi untuk mendukung ekonomi sirkular.

Circular Economy Forum 2025 diselenggarakan oleh Bisnis Indonesia dan DLHK Provinsi Jawa Tengah dengan dukungan dari Coca Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia dan Kawasan Industri Wijayakusuma.

Acara ini melibatkan pelaku usaha, akademisi, asosiasi, juga kelompok masyarakat untuk mendorong implementasi ekonomi sirkular secara berkelanjutan di Jawa Tengah.

Dalam forum tersebut, Pakar Ekonomi Lingkungan sekaligus Wakil Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof Amin Pujiati menjelaskan, ekonomi sirkular dapat menjadi alternatif solusi pengelolaan sampah di Jawa Tengah.

Namun demikian, prinsip tersebut masih menyisakan sejumlah tantangan untuk bisa diterapkan.

"Kendala terbesar saat ini adalah keterbatasan sumber daya manusia dan kesadaran. Jadi, penanganan limbah ini paling banyak dibuang, yang dikelola hanya sedikit saja. Dalam konteks ekonomi sirkular pada sektor pangan, yang sudah banyak dilakukan itu adalah repurpose," jelasnya.

Kendala itu pula yang menjadikan implementasi ekonomi sirkular terkesan tidak banyak memberikan dampak positif.

"Ekonomi sirkular ini sebetulnya besar sekali dampaknya. Data PDRB itu nilai tambah dari ekonomi sirkular itu ada, tetapi karena ini belum serentak semua maka dampaknya secara spasial terlihat kecil," lanjutnya.

Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) menjadi salah satu perusahaan yang telah berhasil menerapkan prinsip ekonomi sirkular tersebut. Regional Public Affairs Manager CCEP Indonesia, Armytanti Hanum Kasmito, mengungkapkan, mekanisme pengelolaan sampah kemasan di perusahaan itu dimulai dengan upaya untuk mengumpulkan kembali plastik kemasan yang diproduksi melalui Collection Center yang dibangun di beberapa lokasi.

Ada 36 Collection Center yang telah dibangun CCEP di Indonesia, tiga di antaranya berada di Jawa Tengah.

Baca juga: Dewan Sarankan Alat Pembakar Sampah tidak Ditempatkan di TPA Bandengan Jepara, Lebih Tepat di sini

Sepanjang 2024, CCEP berhasil mengelola 30.000 ton sampah plastik yang dikumpulkan melalui fasilitas Collection Center tersebut. 

"Itu sudah lebih dari 50 persen total kemasan plastik yang kami produksi. 

Tetapi, kami tidak bisa bilang semua itu kemasan plastik dari kami, karena kami tidak eksklusif dalam mengolah limbah," paparnya. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved