Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Sosok Siswa SMA di Garut yang Akhiri Hidup Diduga karena Dibully, Curhat Ibu dan Kata Pihak Sekolah

Viral di media sosial kasus meninggalnya seorang pelajar yakni P (16) siswa SMA di Garut

Editor: muslimah
sidqi al ghifari/tribun jabar
ANAK SMA TEWAS - Rekaman unggahan orang tua korban di Instagram sebelum terjadinya peristiwa nahas. Siswa SMA di Garut mengakhiri hidup diduga mendapatkan perundungan di sekolah.  

TRIBUNJATENG.COM, GARUT - Viral di media sosial kasus meninggalnya seorang pelajar yakni P (16) siswa SMA di Garut.

P disebut mengalami perundungan dari teman di sekolahnya hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.

Ibu dari P yang menceritakan soal perundungan ini.

Sementara pihak SMAN 6 Garut melalui guru bimbingan konseling (BK) mengungkapkan, P telah lama menjadi perhatian karena dinilai memiliki kerentanan dalam aspek akademik dan psikologis.

Baca juga: Kelakuan Anggota Dewan Titip Siswa Jadi Biang Masalah, Warga Murka Blokir dan Las Pagar Sekolah

Koordinator Guru BK SMAN 6 Garut, Ranggi Puji Widiarestadi, menyampaikan, pihaknya secara rutin melakukan sharing dan pemetaan terhadap siswa yang menunjukkan kerentanan, baik secara akademik maupun mental. 

Dalam proses itu, P termasuk satu di antara siswa yang diidentifikasi sebagai anak dengan kerentanan akademik.

"Selama satu tahun kami menangani, ada beberapa catatan yang menjadi perhatian. Dari segi kehadiran, tidak ada masalah. Dia tergolong rajin masuk sekolah. Namun gejala kerentanannya muncul dari respons terhadap tugas-tugas sekolah," ujar Ranggi saat ditemui Tribunjabar.id di kantornya, Selasa (15/7/2025).

Menurutnya, P kerap tidak mengerjakan tugas. Saat ditanya, ia hanya menjawab tidak bisa, atau memilih diam. Bahkan tak jarang, dia benar-benar tidak memberikan respons apapun.

Secara psikologis, komunikasi dengan P pun dinilai sulit. Ia dikenal sebagai anak yang sangat tertutup dan tidak mudah membuka diri.

Namun, Ranggi menyebutkan dari hasil asesmen kebutuhan penjurusan yang dilakukan pada P, hasil psikotes tersebut menunjukkan adanya indikasi masalah dalam aspek kepribadian, salah satunya daya juang yang rendah.

"Ketika menghadapi tantangan, dia cenderung cepat menyerah. Misalnya, saat diberi tugas yang dianggap sulit, reaksinya seperti, ‘ah udah weh’, seolah langsung menyerah begitu saja.

Tapi asesmen ini memang hanya untuk kebutuhan penjurusan, bukan diagnosis psikologis menyeluruh," jelas dia.

Ia menjelaskan kondisi tersebut berdampak pada motivasi belajar P yang disebut semakin menurun di semester dua. 

Pihak BK pun telah berupaya menjalin komunikasi dengan orang tua, termasuk melakukan pertemuan bersama guru mata pelajaran.

Bahkan sejumlah guru sudah diminta untuk meringankan tugas-tugasnya demi mencegah beban yang berlebihan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved