Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Dishanpan Semarang Sebut Tak Temukan Beras Oplosan

Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang menyebut tidak menemukan adanya beras oplosan yang beredar.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: Catur waskito Edy
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
ILUSTRASI - Warga mempersiapkan stok di rumah dengan membeli bahan pokok di sebuah supermarket di Semarang, beberapa waktu lalu. Tribun Jateng/Idayatul Rohmah 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpan) Kota Semarang menyebut tidak menemukan adanya beras oplosan yang beredar.

Hal itu disampaikan sebagai tanggapan atas isu maraknya peredaran beras oplosan yang merugikan masyarakat.

Menurut Kepala Dishanpan Kota Semarang, Endang Sarwiningsih, berdasarkan pengawasan bersama Bapanas, Dinas Pasar, dan Jejaring Keamanan Pangan Daerah (JKPD) tidak ditemukan adanya beras oplosan.

"Hari Selasa dan Rabu kami lakukan pengawasan ke pasar Johar.

Terkait dengan beras yang beredar di sana, beras oplosan dan sebagainya itu di pasar Johar Alhamdulillah tidak ditemukan.

Kemudian teman-teman juga terjun ke beberapa supermarket untuk melakukan pengawasan terhadap beras-beras yang ada di Kota Semarang," klaimnya saat dihubungi Tribun Jateng, Kamis (17/7/2025).

Endang lebih lanjut mengimbau kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dan lebih cermat dalam memilih beras, terutama dengan memperhatikan label dan kualitas fisik beras.

"Kalau memilih beras itu tolong dilihat dari kemasannya. Apakah itu premium, apakah medium? Kalau premium, berarti di sana kemasannya itu juga harus menunjukkan keterangan-keterangan bahwa derajat sosohnya adalah 95 persen. Kemudian kadar airnya 14 persen.

Lalu patahannya, kalau yang premium itu hanya 15 % , sedangkan untuk yang medium 25 % ," terangnya.
Bagi masyarakat yang membeli beras curah, ia menyarankan agar memperhatikan bentuk butirannya.

Menurutnya, beras premium umumnya utuh dan minim patahan, sementara beras medium memiliki lebih banyak butir patah.

Ia juga menjelaskan bahwa warna beras yang terlalu putih dan mengkilat justru bisa menjadi indikasi telah dipoles air, yang artinya kandungan vitaminnya berkurang.

 “Lebih baik yang agak putih butek sedikit, itu justru kandungan gizinya masih banyak,” terangnya.

Dari segi tekstur, lanjutnya, beras yang baik memiliki permukaan yang keset dan kering. Jika terasa lembab saat disentuh, kemungkinan kadar airnya masih tinggi dan belum melalui proses pengeringan yang sempurna saat masih berupa gabah. 

“Kalau terasa agak lembab, berarti kadar airnya masih di atas 14 persen. Artinya ketika masih gabah, belum cukup kering saat digiling,” tambahnya. (idy)

Baca juga: Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Tegal, Gratis Tidak Ada Biaya Layanan 

Baca juga: Jateng-Melaka Perkuat Kerja Sama Pertanian dan Pendidikan Vokasional

Baca juga: Resmi, Harga Rincian Tarif Listrik Lengkap Mulai Kamis 17 Juli 2025, Subsidi hingga Rumah Tangga

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved