Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Hari Jadi Wonosobo

Jelang Hari Jadi ke-200 Wonosobo, Warga Gelar Ritual Pengambilan Air Suci

Menjelang malam puncak Hari Jadi ke-200 Kabupaten Wonosobo, sejumlah persiapan terus dilakukan. 

Penulis: Imah Masitoh | Editor: Catur waskito Edy
Pemkab Wonosobo
PENGAMBILAN AIR SUCI - Prosesi pengambilan air suci di Tuk Suradilaga tepatnya di lereng Gunung Sindoro masuk Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek pada Kamis (17/7/2025). Kegiatan ini bagian dari rangkaian Hari Jadi ke-200 Kabupaten Wonosobo. Nantinya air ini akan dicampur dengan enam sumber mata air lainnya yang tersebar di berbagai penjuru Wonosobo. 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Menjelang malam puncak Hari Jadi ke-200 Kabupaten Wonosobo, sejumlah persiapan terus dilakukan. 

Salah satunya adalah pengambilan air suci dari tujuh sumber mata air yang tersebar di berbagai penjuru Wonosobo.

Prosesi pengambilan air suci sendiri dimulai sejak Kamis (17/7/2025), berlangsung di sejumlah titik mata air yang dipercaya memiliki nilai spiritual dan historis penting. 

Salah satunya adalah di Desa Pagerejo, Kecamatan Kertek, tepatnya di Tuk Suradilaga yang terletak di lereng Gunung Sindoro.

Prosesi pengambilan air di tempat ini dipimpin oleh Mbah Sarno dari Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) bersama beberapa warga. 

Acara ini juga dihadiri oleh perwakilan dari keluarga Trah Hamengku Buwono II, yang menambah makna historis dalam kegiatan tersebut.

Mereka melakukan doa bersama, lalu membasuh muka dengan air dari Tuk Suradilaga sebagai simbol penyucian diri.

Air dari Tuk Suradilaga ini nantinya akan disatukan dengan enam air dari sumber lain dalam prosesi doa bersama dan Birat Sengkala yang digelar di Pendopo Kabupaten pada malam tanggal 23 Juli 2025, sehari sebelum puncak perayaan.

Selain prosesi ritual, masyarakat Desa Pagerejo turut menyemarakkan acara dengan pagelaran wayang kulit dan kesenian tradisional lainnya. 

Di sela acara, juga dikenalkan nama baru untuk ruas Jalan Candiyasan - Keseneng, yang akan diubah menjadi Raden Mas Sundoro berdasarkan hasil Rapat Dengar Pendapat pada Rabu (16/7/2025).

Tradisi ini bukan hal baru. Pengambilan air suci ini telah menjadi bagian dari budaya Wonosobo, yang biasanya juga digelar bersamaan dengan ritual nyadran tenong Jumat Kliwon di Makam Sikramat, petilasan Sunan Puger, yang rutin dilakukan setiap 70 hari.

Selain Tuk Suradilaga, Kepala Desa Pagerejo, Nurwadi, menyebut bahwa kehadiran situs-situs peninggalan sejarah di desanya, termasuk yang berkaitan dengan Hamengku Buwono I dan II, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi pengembangan wisata desa.

"Harapan kami siapapun di Pagerejo ini bisa mewarisi semangat perjuangan dan sikap keteguhannya (Sultan HB II) yang membela kepentingan bangsa dan masyarakatnya terlebih lewat penamaan jalan RM Sundoro. 

Harapannya dari keluarga trah juga semoga bisa membantu pengembangan desa seperti dari sisi wisata," ujarnya.

Melalui prosesi ini, masyarakat Wonosobo tidak hanya menjaga tradisi, tapi juga menegaskan bahwa nilai sejarah, spiritual, dan kearifan lokal tetap menjadi bagian penting dari perjalanan menuju masa depan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved