Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

"Maafkan Mama, Nak": Kisah Ibu dan Anak di Balik Jeruji Terungkap Lewat Pameran Photovoice Semarang

Puluhan gambar Photovoice Mendarah & Empathy menarik perhatian para peserta di Kota Lama Semarang.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D
PAMERAN FOTO - Puluhan foto yang terpajang di dinding Rumah Pohan Kota Lama Semarang menampilkan Photovoice Mendarah & Empathy, gambar yang ditampilkan adalah foto yang diambil oleh para WBP dan ABH untuk menarasikan isi hati mereka. 

“Sebagian besar anak-anak ABH ini merasa nggak diperhatikan orang tua, akhirnya mereka mencari ruang yang aman. Sayangnya, teman yang mereka temui bukan teman yang baik,” ucap Syifa mencoba menahan suara gemetar. 

Ia mengaku momen ini membuatnya berefleksi: kalau belum siap punya anak, jangan dulu. Menurutnya apabila belum siap secara mental dan material akan membuat anak tenggelam dalam kehidupan gelap.

Pameran ini digelar oleh PKBI Jawa Tengah bersama sejumlah mitra inklusi, Direktur Eksekutif Daerah PKBI Jateng, Elisabeth S.A. Widyastuti, menyebut pameran ini sebagai bagian dari peringatan Hari Anak Nasional bertajuk T(j)ilik Lihat, Dengar, Temui Hak Anak.

“Yang penting bukan fotonya, tetapi bagaimana mereka menarasikan kegelisahan yang mereka alami,” kata Elisabeth. 

“Lewat foto, mereka menyuarakan kerinduan, penyesalan, dan harapan untuk memulai ulang.” sambungnya.

Lebih dari 50 karya dipamerkan selama tiga hari di Rumah Pohan, salah satu bangunan berarsitektur kolonial yang kini disulap menjadi ruang kreatif dan tempat ngopi di kawasan Kota Lama Semarang.

Selain pameran foto, rangkaian kegiatan meliputi talk show, bedah buku puisi, dan dialog sinema bertema hak anak.

Saat sore menjelang, pengunjung semakin ramai. Beberapa duduk bersandar di kursi kayu, mengamati foto dengan ekspresi serius. 

Ada yang membaca narasi sambil menahan napas, ada pula yang mengambil gambar untuk dibagikan ke media sosial. 

Baca juga: Jalan Brigjen Sudiarto Semarang-Grobogan Akan Diperbaiki Hingga Desember 2025

Di tengah keceriaan Kota Lama yang dipenuhi wisatawan, di sini, keheningan justru berbicara lebih lantang.

Pameran ini bukan sekadar galeri. Ia adalah ruang yang membisikkan pesan: setiap ibu dan anak di balik jeruji tetap manusia, dengan rindu yang tak pernah selesai.

Melalui selembar foto, suara mereka akhirnya sampai sebagai sebuah pembelajaran yang harus diperhatikan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved