Berita Viral
10 Fakta Kasus Ustadz Zuhdi di Demak: Dituntut Rp 25 Juta Usai Tampar Murid
Guru bernama Ustadz Ahmad Zuhdi dituntut membayar uang damai sebesar Rp 25 juta usai menampar seorang murid bernama D. Berikut 10 fakta
Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
10 Fakta Kasus Ustadz Zuhdi di Demak: Dituntut Rp 25 Juta Usai Tampar Murid
TRIBUNJATENG.COM - Kasus dugaan pemukulan oleh seorang guru Madrasah Diniyah (Madin) di Kabupaten Demak, Jawa Tengah, menjadi sorotan publik.
Guru bernama Ustadz Ahmad Zuhdi dituntut membayar uang damai sebesar Rp 25 juta usai menampar seorang murid bernama D. Berikut 10 fakta lengkap dari peristiwa ini:
1. Kejadian Terjadi pada 30 April 2025 Saat Proses Belajar Mengajar
Insiden terjadi di Madrasah Diniyah Roudhotul Mutaalimin di wilayah Ngampel, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak. Saat itu, Ustadz Zuhdi tengah mengajar di ruang kelas 5. Dalam pengakuannya kepada Wakil Gubernur Jateng, ia menyampaikan bahwa sebuah sandal dilempar oleh murid dari kelas lain dan mengenai pecinya saat mengajar.
2. Berawal dari Lemparan Sandal yang Mengenai Ustadz Zuhdi
Menurut penuturan D yang viral di TikTok @exaecin, peristiwa dimulai saat teman-temannya bermain lempar sandal. Sandal tersebut tak sengaja mengenai pundak Ustadz Zuhdi. Namun, D justru menjadi pihak yang dituduh melempar.
> "Diuncalke keno Pak Ustadz Zuhdi, keno kenek ane," ucap D dalam video, sambil memegang pundaknya.
Saat ditanya siapa yang melempar, D menjawab:
"Bar ngono sing dituduh aku, padahal sing nguncalno dudu aku."
3. D Mengaku Ditampar di Kepala oleh Ustadz Zuhdi
D menjelaskan bahwa setelah dituduh, ia pergi ke kelas. Tak lama kemudian, Ustadz Zuhdi menghampirinya dan langsung menampar bagian kepalanya.
"Terus aku kan ke kelas, kulo ditakok i, 'mau sing nguncalke sopo?' jare ne ono sing ngomong aku. Terus aku diparani (Ustadz Zuhdi) dikeplak i, plok-plok," ucap D.
Ia mengaku pukulan itu mengenai bagian kepala dan ia menangis di kelas.
"Dikeploki, sirah. Terus mandek sedelo, aku ngomong, ora aku pak. Kulo ndek kelas, nangis."
4. D Tidak Langsung Cerita ke Ibunya, Tapi Mengompres Kepala dengan Es
Setelah kejadian, D tidak langsung menceritakan kejadian ini kepada ibunya. Ia hanya mengompres bagian kepala yang terasa sakit dengan es batu.
Saat ditanya oleh perekam video apakah ada bagian tubuh yang sakit, D menjawab:
"Wonten. Kepala saya. Diberobat di Pak Cahyono."
5. Ibu Teman D yang Pertama Kali Memberi Tahu Ibu Kandung D
Bukan dari anaknya sendiri, ibu D yang bernama SM mengetahui kejadian ini dari ibu salah satu teman D. Mendengar cerita tersebut, SM langsung bertanya kepada anaknya. Keesokan harinya, ia mendatangi madrasah dan menemui langsung Ustadz Zuhdi untuk meminta penjelasan.
6. Mediasi Pertama Dilakukan pada 1 Mei 2025
Keesokan harinya, tepatnya 1 Mei 2025, kakek D mendatangi rumah kepala Madin untuk mengadukan kejadian yang dialami cucunya. Pada hari itu juga, pihak sekolah dan Ustadz Zuhdi mengakui kesalahan dan menyampaikan permintaan maaf. SM sebagai orang tua menyatakan menerima permintaan maaf tersebut, namun meminta dibuatkan surat pernyataan bermaterai.
Ketika ditanya mengenai isi surat pernyataan, SM hanya menjawab akan rembukan dulu bersama keluarga.
"Nanti saya rembuk keluarga," ujarnya saat itu.
7. Lima Orang Mendatangi Madin dan Membawa Surat Panggilan Polisi
Pada 10 Juli 2025, lima orang datang ke Madin dan mengaku sebagai perwakilan dari keluarga D. Mereka membawa surat pemberitahuan resmi dari Polres Demak yang ditujukan kepada Ustadz Zuhdi. Kejadian ini mengejutkan pihak sekolah karena sebelumnya mediasi sudah dilakukan dan permintaan maaf telah diterima.
8. Ustadz Zuhdi Dituntut Uang Damai Rp 25 Juta oleh Pihak yang Mengaku dari LSM
Dalam keterangan selanjutnya, Ustadz Zuhdi menyatakan bahwa lima orang tersebut mengaku berasal dari sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan meminta uang damai sebesar Rp 25 juta. Mereka menyebut bahwa laporan kepolisian sudah dibuat, dan uang tersebut adalah bentuk penyelesaian secara kekeluargaan.
“Alhamdulillah ini sudah bertemu Gus Yasin. Beliau menyampaikan akan mendampingi dan beri perlindungan,” kata Zuhdi kemudian.
9. Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Turun Tangan dan Beri Dukungan
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin, mendatangi langsung Madin Roudhotul Mutaalimin pada 19 Juli 2025. Ia menyatakan dukungan kepada Ustadz Zuhdi dan menyampaikan keprihatinan atas kasus tersebut.
“Kalau permasalahan kecil dibesarkan, akhirnya anak yang jadi korban. Kasus ini bahkan sempat viral. Anak jadi takut sekolah, guru tertekan, dan nama lembaga pendidikan ikut tercoreng,” ujarnya.
Taj Yasin juga menegaskan pentingnya penyelesaian masalah melalui pendekatan kekeluargaan dan edukatif.
“Kita koordinasikan langsung dengan Kementerian Agama, Jadi kita lebih kearah edukasi dan perlindungan.”
10. Zuhdi Akui Menampar, Tapi Tegaskan Sebagai Teguran Mendidik
Ustadz Zuhdi sendiri tidak menyangkal bahwa ia menampar D. Namun ia menegaskan bahwa tindakannya tidak dimaksudkan untuk melukai, melainkan sebagai bentuk teguran.
Ia mengaku bahwa saat sandal mengenai dirinya, ia terpancing emosi karena murid-murid tidak mengakui siapa pelakunya. Teman-teman D menunjuk D sebagai pelaku, sehingga ia menampar D sebagai respons langsung.
| Cerita Ningsih Neneknya Mega Korban Rumah Ambruk di Kauman Semarang: Dengar Cucu Teriak Minta Tolong |
|
|---|
| Maling yang Terbakar di Surabaya Sering Curi Motor, Begini Kondisinya Sekarang |
|
|---|
| Heboh Setelah Safrianus Meningal, 17 Warga Syok Daging Anjing yang Dibagikan Terinfeksi Rabies |
|
|---|
| Daftar 14 Artis Indonesia Gugat Cerai Pasangan Sepanjang 2025, Terbaru Sabrina Chairunnisa |
|
|---|
| Nasib S, Pemilik Warung Bakso Babi Yang Berjualan 35 Tahun Tanpa Label, Kini Sepi Pembeli |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/BERDIALOG-Wakil-Gubernur-Jateng-Taj-Yasin-temui-guru-Madrasah1.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.