Kongres PSI
BREAKING NEWS: Kaesang Terpilih Sebagai Ketua Umum PSI di Kongres Solo
Anak bungsu Presiden ke-7 RI Jokowi, Kaesang Pangarep terpilih menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia periode 2025-2030.
Penulis: Ardianti WS | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Anak bungsu Presiden ke-7 RI Jokowi, Kaesang Pangarep terpilih menjadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia periode 2025-2030.
Kaesang mengalahkan dua pesaingnya, Ronald Aristone Sinaga alias Bro Ron dan Agus Mulyono Herlambang.
Kaesang memperoleh total 65,28 persen suara.
Sementara Bro Ron meraih 22,23 persen suara. Sedangkan Agus hanya mendapat 12,49 persen suara.
Baca juga: Resmi Dibuka! Pendaftaran Sanggah UKT Mahasiswa Baru UM-PTKIN 2025 UIN Saizu, Cek di Sini
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 9 Halaman 162 163, Kurikulum Merdeka: Andre and Princess Suripit
Terdapat 157.579 anggota yang menggunakan hak pilihnya dalam pemilihan ketum secara langsung ini.
"Kita sudah menyaksikan hasil akhir pemilihan raya PSI, selamat kepada pemenang Mas Kaesang Pangarep," kata Plt Ketua Umum PSI Andy Budiman dalam kongres.
pengumuman tersebut, disambut riuh tepuk tangan kader PSI.
Sebelumnya, Pakar cyber security, Muhammad Salahuddien, menyatakan aplikasi e-voting dalam Pemilihan Raya PSI terbukti aman dan ideal.
“Kami sudah melakukan uji coba dan audit secara langsung pada saat aplikasi ini digunakan selama satu minggu, kami terus mengevaluasi, apakah sistem ini ajeg dan stabil, Alhamdulillah tadi malam persis pukul 00.00, kita kirimkan report bahwa aplikasi ini sudah bisa kita nyatakan proven, terbukti aplikasi ini dipercaya,” kata Salahuddien saat jumpa pers di Media Center Kongres PSI di Graha Saba Buana, Solo, Sabtu 19 Juli 2025.
Kesimpulan ini diambil setelah dia melihat bahwa aplikasi e-vote Pemilihan Raya PSI memenuhi sejumlah standar dan kriteria para ahli IT dunia.
Kriteria pertama adalah, mampu mengakomodasi berbagai macam bentuk model pemilihan, termasuk one man one vote (satu orang satu suara). Kedua, menghasilkan tingkat kepercayaan pemilih yang tinggi. Ketiga, jaminan kerahasiaan pemilih, dan hasil dari itu pemilihan harus tersimpan secara aman di dalam aplikasi dan terkunci.
Lebih jauh, Salahuddien mengatakan, pelibatan aplikasi e-vote dalam setiap jenjang pemilihan sudah diwacanakan oleh KPU sejak 2004.
Namun hal itu belum juga terlaksana karena ketiadaan kemauan politik (political will) para pemangku kepentingan.
Karena itu, dia berharap, inisiatif PSI menggunakan teknologi dan aplikasi e-vote dalam memilih ketua umum, menjadi inspirasi untuk diterapkan pada Pemilu nasional selanjutnya.
“Mudah-mudahan, apa yang sudah dipelopori oleh PSI ini bisa menjadi inspirasi bagi kawan-kawan politisi lain, terutama di Senayan, agar segera tergerak mempertimbangkan Pemilu berikutnya bisa mengimplementasikan (aplikasi e-vote),” imbuhnya.
“Saya sangat mengapresiasi dan selamat kepada PSI dengan kepeloporannya ini untuk melaksanakan kongres yang pertama dengan menggunakan teknologi dan e-voting,” pungkas Salahuddien. (waw)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.