Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Jawaban Guru Madin Demak Zuhdi Saat Ditanya Amalan yang Dilakukan Hingga Bernasib Mujur

Ahmad Zuhdi, guru madrasah diniyah (Madin) di Kecamatan Karanganyar, Demak, kini menjadi sorotan publik setelah kisahnya viral.

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D.
KUNJUNGAN - Gus Miftah datangi Ahmad Zuhdi (63), guru Madrasah Diniyah yang viral usai didenda Rp 25 juta oleh orangtua dari murid 

TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Ahmad Zuhdi, guru madrasah diniyah (Madin) di Kecamatan Karanganyar, Demak, kini menjadi sorotan publik setelah kisahnya viral. 

Pria sederhana ini sehari-hari bekerja sebagai buruh tani bersama istrinya, sementara mengajar agama ia jalani sebagai panggilan hati, bukan untuk mencari nafkah.

Pasalnya selama 30 tahun mengajar, Zuhdi harus menaiki motor tua miliknya untuk menempuh jarak 7km ke tempat dia mengajar, akses perjalanannya lumayan bagus, meski sudah berjalan beton namun tetap ada lubang disepanjang jalan itu dan tentunya juga debu dari truk-truk pengangkut tanah galian.

Baca juga: Alasan Zuhdi Guru Madin di Demak Tampar Siswa Terungkap, Orangtua Kembalikan Uang Tuntutan

Baca juga: Jawaban Zuhdi Guru Madin di Demak Saat Orangtua D Minta Maaf dan Kembalikan Uang Rp 12,5 Juta

“Setiap pagi itu Pak Zuhdi berangkat sebagai buruh tani. Setelah salat zuhur, beliau mengajar di madrasah. Beliau guru agama, guru madin,” kata Haryanto, tetangganya, Sabtu (19/7/2025).

Honor yang diterimanya sebagai guru Madin hanya Rp 450 ribu setiap empat bulan. Namun, Zuhdi tidak pernah mengeluh. 

“Beliau murni menjadi guru agama untuk mengamalkan ilmunya, bukan mencari uang,” tambah Haryanto.

Dihujani Simpati dan Bantuan

Sejak kasusnya menampar murid berinisial D kembali viral, rumah sederhana Zuhdi tidak pernah sepi dari kunjungan.

Berbagai tokoh politik di Kabupaten Demak, Wakil Gubernur Jawa Tengah, hingga pendakwah Gus Miftah, datang menyampaikan dukungan.

Gus Miftah bahkan memberikan uang Rp 25 juta, satu unit motor, serta menjanjikan keberangkatan umrah untuk Zuhdi beserta istrinya. 

“Banyak yang datang. Bahkan pagi tadi Pak Camat dan anggota DPRD juga hadir,” kata Haryanto.

Tetangga Banyak Yang Menanyakan Amalan Zuhdi 

Dibalik derasnya simpati yang datang, tak sedikit tetangga yang bertanya-tanya amalan apa yang dilakukan Zuhdi hingga mendapat perhatian begitu besar.

Saat ditemui tribunjateng.com, Sabtu (19/7/2025), Zuhdi menjawab dengan rendah hati.

“Tetangga itu tanya, amalan apa yang saya lakukan, kok sampai Ketua DPRD Demak datang terus pendakwah Gus Miftah hadir, Wagub Jateng ya datang kesini, mereka ngajak foto saya yang buruh tani pakaiannya klembis (lusuh)," kata Ahmad Zuhdi menirukan tetangganya.

“Tidak ada amalan khusus. Orang Islam ya biasanya ibadah lima kali, kalau mau lebih ya ditambah qobliyah ba'diyah.

Kalau badan agak kuat malamnya ya bangun, salat tahajud kalau bisa diseringkan salat tasbih, ya tidak ada amalan khusus,” ucap Zuhdi sambil tersenyum tipis.

Menurut Zuhdi, semua simpati ini adalah bentuk kasih sayang Allah. 

Kronologi Kasus yang Membawa Simpati

Kisah Zuhdi bermula tiga bulan lalu saat ia menampar murid berinisial D karena percaya bocah itu melempar pecinya dengan sandal.

Namun, fakta kemudian terungkap bahwa pelakunya adalah teman-teman D yang melempar menggunakan sandal milik D.

Keluarga D sempat menuntut ganti rugi Rp25 juta, sebelum turun menjadi Rp12,5 juta. Nominal itu dilunasi Zuhdi berkat bantuan teman-temannya, meski gajinya hanya Rp450 ribu tiap empat bulan. 

Kasus sempat damai, namun viral kembali beberapa pekan terakhir, hingga memantik gelombang simpati warganet dan tokoh nasional. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved