Berita Semarang
Pemkot Semarang Proyeksikan TPS Alternatif Atasi Sampah Overload
Pemkot Semarang sedang mengevaluasi dan menyiapkan lokasi-lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang lebih memadai.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pengelolaan sampah menjadi salah satu tantangan utama di Kota Semarang.
Pemkot Semarang menyebut sedang berupaya menangani persoalan lingkungan tersebut dengan mengevaluasi dan menyiapkan lokasi-lokasi Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang lebih memadai.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti pun melakukan peninjauan ke salah satu lahan milik Pemkot yang diproyeksikan sebagai TPS alternatif.
Baca juga: Serunya Warga Berebut Gunungan Hasil Bumi di Eks Lokalisasi Semarang, Ana: Daripada Nggak Kebagian
Baca juga: Fauzan Jauh-jauh ke Semarang Ikuti Seleksi Kerja ke Korsel, Wamen P2MI: Jaga Baik Nama Indonesia
Dijelaskan, langkah ini merupakan bagian dari strategi penguatan sistem pengelolaan sampah yang lebih terintegrasi, menyusul tingginya volume sampah yang kini membebani TPS-TPS.
“Waktu itu kami sudah kunjungan ke Muktiharjo Kidul."
"TPS di sana sudah penuh dan memang butuh alternatif tambahan," kata Agustina, Minggu (20/7/2025).
Tinjauan itu dilakukannya pada Sabtu (19/7/2025).
Pada tinjauan itu, dia menekankan pentingnya validasi status lahan sebelum dimanfaatkan.
“Banyak informasi yang simpang siur."
"Ada yang bilang ini TPU bukan TPS, ada juga yang menyebut sebagai lahan garapan warga."
"Maka dari itu, kami datang langsung untuk mengkonfirmasi dan memastikan semua secara jelas,” tambahnya.
Dia memaparkan, warga sekitar TPS Muktiharjo Kidul telah lama mengeluhkan bau menyengat dan tumpukan sampah yang meluber hingga menimbulkan gangguan kenyamanan.
Pemerintah telah merespon dengan inspeksi langsung dan evaluasi menyeluruh atas sistem pengangkutan serta pengelolaan TPS tersebut.
Di sisi lain, masyarakat melalui BKM Mukti Jaya dan KSM setempat sebenarnya telah menjalankan pengelolaan TPS 3R sejak 2019.
Upaya tersebut, lanjutnya, membutuhkan dukungan lebih kuat dari Pemkot Semarang dan partisipasi aktif warga.
Baca juga: Brand Sepatu Asal Amerika Serikat Cole Haan Kini Hadir di Semarang, Disini Lokasinya
Baca juga: Operasi Patuh Candi Dilakukan di Area Rawan Balap Liar Semarang Dini Hari, 47 Pemotor Ditindak
Agustina menambahkan, ke depan, langkah-langkah penanganan permasalahan lingkungan juga terus didorong.
Salah satunya melalui program Semarang Bersih yang mencakup penguatan pemilahan sampah di tingkat rumah tangga, pengelolaan bank sampah, hingga kampanye zero waste berbasis komunitas.
Agustina berharap, kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan warga menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan tertata.
Sekaligus menjadi bagian dari strategi terpadu dalam membangun kota yang lebih berkelanjutan.
Sementara itu, dalam kunjungannya ke Muktiharjo Kidul, Wali Kota juga menyoroti permasalahan stunting yang masih menjadi tantangan di wilayah tersebut.
Dia menyebutkan, saat ini tercatat 12 anak dalam kondisi stunting.
Ini setelah sebelumnya ada 13 anak, namun satu keluar dari data karena faktor usia.
“Itu tetap angka yang besar."
"Maka kami akan melakukan treatment per kluster."
"Karena cara kami menurunkan stunting adalah dengan menyasar kelompok paling kecil yakni kelurahan supaya lebih terukur hasilnya,” imbuhnya. (*)
Baca juga: Warga Lapor Bupati Tegal Makin Mudah, Cukup Gunakan Aplikasi, Begini Cara Aksesnya
Baca juga: Beri Keamanan dan Kenyamanan Warga, Tim Patroli Siraju Polres Jepara Giatkan Patroli Malam
Baca juga: UMK Buka Kudus English Corner Setiap Minggu di Car Free Day
Baca juga: Cerita Nekat Warga Sukodono Kendal Temui Kang Dedi di Subang, Minta Bantuan Karena Usaha Bangkrut
Semarang
Pemkot Semarang
Agustina Wilujeng Pramestuti
pengelolaan sampah di semarang
TPS Kota Semarang
Sampah Semarang
sampah
TPS Muktiharjo Kidul
BKM Mukti Jaya
tps 3r
tribun jateng
tribunjateng.com
Mobilmu Mau Dipasang One Auto Film Premium? Cukup Bayar Rp2 Juta di Oneway Kaca Film Semarang |
![]() |
---|
Pemkot Evaluasi SOP Pengelolaan Gedung Cagar Budaya Setelah Kebakaran Resto di Kota Lama Semarang |
![]() |
---|
Lanjut Usia, Alasan Hakim Tipikor Semarang Tidak Cabut Hak Politik Mbak Ita Meski Divonis 5 Tahun |
![]() |
---|
Stok Beras di Kota Semarang Masih Cukup hingga 1 Bulan 21 Hari |
![]() |
---|
Pemkot Semarang Ungkap Alasan Kenaikan Harga Beras: Gabah Petani Naik, Pasokan Menurun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.