Berita Demak
Sosok Karno dan Oknum LSM Cari Untung di Kasus Zuhdi Guru Demak, Dapat Uang Rp300 ribu dan Rokok
Ahmad Zuhdi (62), sosok guru senior yang akrab disapa Kyai Zuhdi, akhirnya bisa menarik napas lega setelah melewati masa sulit
Penulis: Lyz | Editor: muh radlis
Kedua pihak sepakat berdamai tanpa ada lagi tuntutan.
Ahmad Zuhdi harus menghadapi kenyataan pahit didenda Rp 12,5 juta oleh orang tua murid gara-gara insiden tamparan yang belakangan viral dan menimbulkan reaksi beragam dari publik.
Insiden itu terjadi pada April 2025 lalu. Kala itu, Mbah Zuhdi tengah mengajar ketika tiba-tiba sebuah sandal terlempar dari kelas lain dan mengenai pecinya.
Kaget dan tersulut emosi, ia menampar siswa yang menurut teman-temannya adalah pelaku. Tak ada luka, tak ada niat menyakiti. Hanya sebuah tamparan yang oleh Zuhdi disebut sebagai "teguran mendidik".
Permintaan maaf pun telah disampaikan kepada orang tua sang murid.
Namun tiga bulan kemudian, Zuhdi didatangi oleh lima pria yang mengaku dari sebuah LSM.
Mereka mengatasnamakan pihak orang tua dan menyebutkan bahwa kasus ini sudah dilaporkan ke polisi. Sebuah “uang damai” pun diminta: Rp 25 juta.
Merasa tertekan dan tak punya pilihan, Zuhdi hanya bisa menunduk.
Setelah melalui negosiasi, nominalnya diturunkan menjadi Rp 12,5 juta jumlah yang tetap terlampau besar bagi seorang guru dengan gaji hanya Rp 450 ribu setiap empat bulan.
“Akhirnya saya dibantu teman-teman untuk melunasinya,” ucap Zuhdi pelan.
Kisah ini pun sampai ke telinga Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen atau yang akrab disapa Gus Yasin. Ia pun turun langsung menemui Mbah Zuhdi, mendengarkan langsung kronologi, dan menyatakan keprihatinannya.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat, Gus Yasin menegaskan bahwa guru bukan sosok sempurna, namun tetap memegang tanggung jawab moral untuk mendidik.
“Kalau permasalahan kecil dibesarkan, akhirnya anak yang jadi korban. Guru tertekan, anak takut sekolah, dan lembaga pendidikan ikut tercoreng,” ujarnya.
Lebih dari sekadar empati, Gus Yasin membawa pesan penting: pentingnya adab dalam pendidikan, serta dorongan untuk menyelesaikan konflik dengan pendekatan kekeluargaan, bukan intimidasi hukum.
Dia juga menekankan bahwa pendidikan karakter bukan semata urusan sekolah, tapi kerja sama antara orang tua dan pendidik.
Harapan Baru Petani Demak, Normalisasi Sungai Pulihkan 450 Hektare Sawah yang Lama Terendam Banjir |
![]() |
---|
Warga Mranggen Desak Pemkab Demak Sediakan Unit Damkar, Selama Ini Tunggu dari Semarang |
![]() |
---|
Bantuan RTLH Demak 2026 Naik Jadi Rp20 Juta per Penerima, Bupati: Ada yang Potong Laporkan ke Saya |
![]() |
---|
Revolusi Literasi di Demak: Kini Bisa Pinjam Buku Secara Digital Lewat Aplikasi iDemak |
![]() |
---|
Warga Desa Babalan Demak Minta Adanya SLB, Bupati Siap Wujudkan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.