Berita Semarang
Kisah Haru Pengasuh di Rumah Anak Surga Semarang Merawat Bocah dengan Masa Lalu Kelam
Bagi Vira (24), pengasuh di Rumah Anak Surga, merawat anak-anak di panti asuhan ini bukan sekadar tugas.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Bagi Vira (24), pengasuh di Rumah Anak Surga, merawat anak-anak di panti asuhan ini bukan sekadar tugas, melainkan panggilan hati.
Selama satu tahun terakhir, ia merawat puluhan bayi dan balita dengan penuh kasih, hingga tumbuh keterikatan emosional yang begitu dalam.
“Kalau sukanya alhamdulillah saya di sini mendapat pengalaman dan ilmu baru tentang parenting. Padahal kami, pengasuhnya, belum ada yang menikah. Jadi ini bisa jadi bekal kami kelak jika punya anak,” kata Vira, Senin (21/7/2025).
Baca juga: Mei Fatimah Merasa Haru Saat Kunjungi Rumah Anak Surga Semarang
Namun, tak selalu mudah menjalani peran ini. Ia bercerita bahwa tantangan terbesar muncul ketika anak-anak jatuh sakit.
“Gampang-gampang sulit, sih. Kalau anak-anak sakit, kami benar-benar bingung. Kami kan tidak punya latar belakang tenaga kesehatan. Pernah ada yang sesak napas, ada juga yang demam tinggi. Rasanya ikut sedih,” tuturnya.
Di balik rasa lelah bekerja selama hampir 24jam menjaga anak-anak selama 6hari, selalu ada pelukan dan senyum yang membuat Vira merasa pekerjaannya berarti.
"Kadang ada anak yang dekatnya hanya dengan satu pengasuh saja. Kalau dia sakit, kami benar-benar ikut merasa sakit," katanya.
"Energi terkuras, tapi kami tetap bertahan karena melihat mereka tersenyum itu rasanya luar biasa,” sambungnya dengan mata berkaca-kaca.
Rumah Anak-anak Dengan Kisah Getir
Rumah Anak Surga, yang berlokasi di Jalan Gangin, RT.4/RW.4, Bangetayu Wetan, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, berdiri sejak Juli 2023.
Di tempat ini, 20 bayi dan balita berusia 2 minggu hingga 2 tahun hidup dalam asuhan penuh kasih.
Mereka datang dari berbagai daerah, kebanyakan dari Jawa Barat dan Jawa Timur, membawa kisah masa lalu yang tak mudah.
Melisa, manajer Rumah Anak Surga, mengatakan bahwa sebagian besar anak di sini adalah korban kondisi keluarga yang sulit.
“Kami merawat anak-anak dengan risiko terlantar, entah karena orang tua mereka terjerat masalah ekonomi, korban perceraian, KDRT, atau bayi dari kehamilan yang tak diinginkan. Ada juga korban kejahatan seksual dan bayi dengan penyakit bawaan seperti jantung,” jelas Melisa.
Rumah Anak Surga bukan sekadar tempat untuk berteduh. Di halaman kecil yang dipenuhi mainan, tawa anak-anak terdengar setiap hari.
“Kami tidak hanya mengasuh mereka, tapi juga mendidik. Pagi hari ada pembacaan Asmaul Husna, doa-doa harian, belajar bahasa Inggris, hingga kegiatan bermain. Semua itu bagian dari mendukung perkembangan mereka,” tambahnya.
Melisa mengaku, para pengasuh seperti Vira memiliki peran besar.
Meski belum berpengalaman sebagai orang tua, mereka memberikan perhatian penuh seakan anak-anak itu adalah darah daging sendiri.
“Anak-anak di sini merindukan sosok ayah dan ibu. Semua pengasuh kami perempuan, jadi kalau ada tamu laki-laki datang, mereka spontan memanggil ‘bapak’. Itu bukti betapa mereka merindukan figur orang tua,” kata Melisa.
Keberlangsungan Rumah Anak Surga hampir 90 persen ditopang donatur tetap dan masyarakat.
Baca juga: Kisah Pilu 5 Bocah di Banyumas Jadi Yatim Piatu Setelah Orangtua Kecelakaan, Hanya Sulung yang Paham
“Kami bersyukur ada donatur yang rutin membantu, tapi masyarakat umum juga banyak ikut serta. Ada yang transfer ke rekening yayasan, ada juga yang mengirimkan kebutuhan sehari-hari seperti susu, popok, atau mainan,” jelas Melisa.
Rumah ini juga terbuka untuk kunjungan edukasi, namun dengan aturan ketat demi menjaga kesehatan anak-anak.
“Kami melarang pengunjung merokok minimal dua jam sebelum datang dan tidak boleh mencium bayi. Ini untuk mencegah risiko penyakit, apalagi ada beberapa anak yang punya sakit asma dan pneumonia,” lanjutnya. (Rad)
Jurnalis FC Gandeng SSB Emerald Semarang di HUT ke-3, Satukan Kebersamaan di Lapangan Hijau |
![]() |
---|
Harga Beras Medium di Semarang Tembus Rp15 Ribu per Kilogram, Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Percontohan Nasional, Koperasi Merah Putih Gedawang Tembus Omzet Rp 69 Juta dalam 1,5 Bulan |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Anjurkan Pedagang Kelontong Kulakan di Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Pemkot Semarang Wajibkan ASN Jadi Anggota KKMP, Wali Kota: Akan Dipantau Kepala Dinas dan Kabag |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.