Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

"Dulu Sehari Rp1,6 Juta" Mariati Meratapi Nasib Kampung Pelangi Semarang, Era Kejayaan Kian Memudar

Masa-masa kejayaan Kampung Pelangi Semarang yang dimulai pada 2017 seakan sudah berakhir sejak pandemi Covid-19.

|
Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
KAMPUNG PELANGI - Kondisi terkini Kampung Pelangi, Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Rabu (23/7/2025). Kampung yang dahulunya menjadi ikon wisata viral di Kota Semarang, kini semakin tenggelam karena sepinya pengunjung. 

Warna-warni cat pada bangunan menjadikan daerah itu memiliki magnet untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Ibu rumah tangga seperti Mariati, sempat mendapatkan keuntungan yang tinggi saat menjual minuman.

Tiap Minggu setidaknya perempuan seperti Mariati bisa mengantongi uang Rp1,6 juta.

Artinya, lebih dari 200 cup es yang dia jual ludes terbeli. 

"Dulu ramai-ramainya saat 2017-2019."

"Saya kalau Sabtu dan Minggu dari jualan pop ice (minuman ringan) sehari bisa Rp800 ribu," ujarnya.

KAMPUNG PELANGI - Kondisi terkini Kampung Pelangi, Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Rabu (23/7/2025). Kampung yang dahulunya menjadi ikon wisata viral di Kota Semarang, kini semakin tenggelam karena sepinya pengunjung.
KAMPUNG PELANGI - Kondisi terkini Kampung Pelangi, Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Rabu (23/7/2025). Kampung yang dahulunya menjadi ikon wisata viral di Kota Semarang, kini semakin tenggelam karena sepinya pengunjung. (TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR)

 

Baca juga: Mahalnya Tiket Susi Air Hantui Wisatawan Lokal: Penerbangan Semarang-Karimunjawa Sepi Peminat?

Masa Keemasan Kampung Pelangi Semarang

Kampung Pelangi pernah menjadi ikon wisata Semarang.

Dengan cat warna-warni dan beragam mural memikat mata di setiap dinding rumah, kampung ini juga viral di media sosial.

Hampir setiap akhir pekan, gang-gang kecil dipadati wisatawan lokal maupun mancanegara.

Warung kopi, penjual es, hingga pedagang suvenir merasakan dampak positifnya. 

“Dulu sebelum Covid-19 ramai-ramainya."

"Banyak pengunjung foto-foto, beli suvenir, bawa anak-anak."

"Rasanya hidup sekali,” terang Mariati.

Bukan hanya wisatawan, artis dan influencer pun datang untuk membuat konten atau sinema elektronik.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved