Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

"Dulu Sehari Rp1,6 Juta" Mariati Meratapi Nasib Kampung Pelangi Semarang, Era Kejayaan Kian Memudar

Masa-masa kejayaan Kampung Pelangi Semarang yang dimulai pada 2017 seakan sudah berakhir sejak pandemi Covid-19.

|
Penulis: Dse | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
KAMPUNG PELANGI - Kondisi terkini Kampung Pelangi, Kelurahan Randusari, Kecamatan Semarang Selatan, Kota Semarang, Rabu (23/7/2025). Kampung yang dahulunya menjadi ikon wisata viral di Kota Semarang, kini semakin tenggelam karena sepinya pengunjung. 

Itu pun tak seramai dulu.

Mariati juga menunjukkan arah ke rumah Andini, seorang perempuan pengrajin suvenir di Gang 5, yang kini sudah berhenti memproduksi karena sepinya pembeli. 

“Dulu ada (penjual souvenir) Bu Andini, tapi sekarang enggak jalan lagi,” ujarnya. 

Sepinya pengunjung membuat usaha-usaha rumahan berhenti satu per satu.

Bahkan beberapa rumah yang dulu jadi titik foto favorit kini hanya terlihat seperti perkampungan biasa, kehilangan daya tariknya.

Meski begitu, Mariati tak sepenuhnya kehilangan harapan.

Dia percaya, dengan perawatan ulang dan promosi yang tepat, Kampung Pelangi Semarang masih bisa bangkit. 

“Kalau ada yang mau memperbaiki, pasti kampung ini bisa ramai lagi."

"Warga mau saja kalau diajak kerja bareng,” ucapnya.

Selain Mariati, Kokoh Harianto, pria berpakaian biru dongker terlihat sibuk memotong kertas berwarna merah dengan sebilah pisau kecil di tangan kanannya.

Kertas itu nantinya digunakan untuk dijadikan bunga kertas, dahulunya saat kondisi kampung ramai. 

Bunga kertas menjadi souvenir dan tak sedikit beberapa orang yang tertarik untuk ikut membuat kerajinan tangan, yang bisa dibawa pulang.

Namun kini Kokoh Harianto membuat bunga kertas untuk usahanya karangan bunganya.

"Dulu ada yang tertarik, seperti wisatawan mancanegara dan lokal buat belajar."

"Sekarang saya buat usaha aja," tutur pria bertato itu. 

Dia dan warga di Kampung Pelangi Semarang tentunya berharap agar lokasi tersebut menjadi kembali ramai sebelum pandemi Covid-19.

Menurutnya perlu ada perhatian dari pemerintah untuk mengembalikan warna di kampung Gunung Brintik Semarang ini. (*/Rezanda Akbar)

Baca juga: Mengintip Prosesi Bedhol Kedhaton, Simbol Sakral Pemerintahan di Desa Plobangan Wonosobo

Baca juga: Asyrofi Ketua PCNU Kudus ke Kantor Kejari Terkait Dana Hibah Rp1,3 Miliar

Baca juga: Eks Gedung Ngasirah Kudus Bakal Jadi Pusat Kuliner Mie Gacoan? Investor Tinggal Ukur Lahan

Baca juga: Besok Kamis Siswa Belajar Mandiri di Rumah, Guru Ikuti Puncak Hari Jadi ke-200 Wonosobo

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved