Kompas Gramedia
Menggambar Dapat Mencegah “Brain Rot” atau Pelemahan Otak
Menggambar atau melukis merupakan proses kreatif yang melibatkan kekuatan intelek serta semua indera dalam tubuh manusia.
Pergelaran menampilkan lebih dari 120 karya dari 86 perupa muda, mulai dari anak-anak, remaja, sampai mahasiswa.
Mereka berasal dari sejumlah perkumpulan seni, sanggar anak, atau komunitas anak dengan kebutuhan khusus dari Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek), Yogyakarta, dan Makassar (Sulawesi Selatan).
Digelar dalam momen perayaan Hari Anak Nasional, 23 Juli, pameran diikuti para peserta dari kalangan usia balita, remaja, dan usia di atasnya.
Menurut Ilham Khoiri, menggambar atau melukis merupakan proses kreatif yang melibatkan semua potensi dalam diri manusia, mencakup daya intelek dalam otak serta semua indera (penglihatan, pendengaran, dan perabaan).
Baca juga: Kompas Gramedia Tingkatkan Literasi Bahasa Inggris Anak Lewat Program KG English Club
Ketika melukis, seseorang akan terlatih fokus dengan konsentrasi penuh untuk berimajinasi dan bermain dengan warna, bentuk, dan bidang.
Semua itu diolah untuk menghasilkan karya seni, baik dengan gaya meniru alam atau abstrak.
"Dengan mengerahkan semua potensi dalam diri, pelukis akan terlatih untuk berkonsentrasi menangkap kenyataan atau peristiwa, kemudian mengekspresikannya dalam bentuk gambar atau lukisan."
"Proses kreatif ini akan membangkitkan daya nalar, daya khayal, dan kekuatan berpikir analitik manusia," katanya.
Kurator pameran, Efix Mulyadi, mengungkapkan, pameran "Menjelajah Dunia Warna dan Rupa” membebaskan setiap peserta untuk menggambarkan apa pun yang mereka inginkan.
Menggambar pun bisa ditafsir secara leluasa karena akan memungkinkan kerja-kerja seni rupa yang tidak hanya mencoret dan memulas di atas bidang gambar, tetapi juga menampilkan keterampilan prakarya atau kolase (tempel-menempel).
"Pameran ini menampilkan berbagai ragam karya dengan bermacam cara berdasarkan ide yang paling mereka sukai atau yang paling mereka akrabi dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Fran Sartono mencatat, karya-karya dalam pergelaran ini menunjukkan wajah-wajah dunia imajinasi dan alam pikiran para peserta pameran yang merupakan warga Indonesia.
Ini boleh dianggap mewakili cara mereka memandang dunia sekitar.
Bagi mereka, melukis adalah hiburan sambil bermain-main.
“Bentara Budaya hadir memberikan ruang ini agar karya anak-anak bersama bisa kita nikmatinya dan sama bergengsinya dengan banyak karya-karya maestro Indonesia yang juga dipamerkan di Bentara Budaya,” jelas Corporate Communication Director Kompas Gramedia Glory Oyong. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.