Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kompas Gramedia

Menggambar Dapat Mencegah “Brain Rot” atau Pelemahan Otak

Menggambar atau melukis merupakan proses kreatif yang melibatkan kekuatan intelek serta semua indera dalam tubuh manusia.

Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
SENI RUPA: Salah satu peserta menjelaskan karyanya kepada Bapak Fajar Riza. Menggambar atau melukis merupakan proses kreatif yang melibatkan kekuatan intelek serta semua indera dalam tubuh manusia. (Dok. Multimedia Corporate Communication KG) 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA — Menggambar atau melukis merupakan proses kreatif yang melibatkan kekuatan intelek serta semua indera dalam tubuh manusia.

Aktivitas ini berpotensi untuk mencegah ‘brain rot’ atau pelemahan otak akibat seseorang kecanduan mengkonsumsi konten media sosial yang remeh-temeh.

Dengan pengelolaan dan pelatihan, lukisan juga bisa menjadi sarana rekreasi baik bagi seniman maupun publik penikmatnya.

"Kehidupan global saat ini menghadapi tantangan serius berupa 'brain rot' atau pembusukan otak."

"Kondisi negatif itu terjadi akibat seseorang terlalu banyak terpapar oleh konten media sosial yang melemahkan kekuatan nalar, proses berpikir analitik, dan daya kritis."

"Ada banyak strategi untuk mengantisipasi 'brain rot'."

"Salah satunya, dengan proses kreatif menggambar atau melukis," kata Ilham Khoiri, General Manager Bentara Budaya & Communication Management, Corporate Communication Kompas Gramedia, di Jakarta, Rabu (23/7/2025). 

Baca juga: Bentara Budaya Yogyakarta Rayakan Jejak Kompas Gramedia Lewat Pameran Kriwikan Dadi Grojogan

Ungkapan itu disampaikan untuk menyambut Pameran Seni Rupa “AKU INDONESIA #2: Menjelajah Dunia Warna dan Rupa” di Bentara Budaya Jakarta, 23 Juli - 2 Agustus 2025.

Kurasi ditangani oleh Kurator Bentara Budaya, Frans Sartono dan Efix Mulyadi.

Pameran dibuka oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI Fajar Riza Ul Haq, Rabu (23/7/2025) sore.  

Fajar Riza Ul Haq dalam sambutannya menyampaikan, “Selamat kepada Bentara Budaya yang sudah mengadakan pameran lukisan anak AKU INDONESIA #2."

"Pameran ini menyajikan dua hal yang sangat fundamental tapi kenyataannya lambat laun tenggelam oleh teknologi kecerdasan buatan yang hari-hari ini bertubi-tubi menyergap kita.”

“Dua hal yang nyaris tenggelam adalah imajinasi dan kreativitas."

"Fungsi pendidikan adalah sebenarnya bagaimana guru dan kepala sekolah bisa mengaktivasi atau menghidupkan daya imajinasi anak."

"Dengan begitu bisa merangsang kreativitas atau inovasi anak,” ungkapnya.

Pergelaran menampilkan lebih dari 120 karya dari 86 perupa muda, mulai dari anak-anak, remaja, sampai mahasiswa.

Mereka berasal dari sejumlah perkumpulan seni, sanggar anak, atau komunitas anak dengan kebutuhan khusus dari Jakarta dan sekitarnya (Jabodetabek), Yogyakarta, dan Makassar (Sulawesi Selatan).

Digelar dalam momen perayaan Hari Anak Nasional, 23 Juli, pameran diikuti para peserta dari kalangan usia balita, remaja, dan usia di atasnya.   

Menurut Ilham Khoiri, menggambar atau melukis merupakan proses kreatif yang melibatkan semua potensi dalam diri manusia, mencakup daya intelek dalam otak serta semua indera (penglihatan, pendengaran, dan perabaan).

Baca juga: Kompas Gramedia Tingkatkan Literasi Bahasa Inggris Anak Lewat Program KG English Club

Ketika melukis, seseorang akan terlatih fokus dengan konsentrasi penuh untuk berimajinasi dan bermain dengan warna, bentuk, dan bidang.

Semua itu diolah untuk menghasilkan karya seni, baik dengan gaya meniru alam atau abstrak.  

"Dengan mengerahkan semua potensi dalam diri, pelukis akan terlatih untuk berkonsentrasi menangkap kenyataan atau peristiwa, kemudian mengekspresikannya dalam bentuk gambar atau lukisan."

"Proses kreatif ini akan membangkitkan daya nalar, daya khayal, dan kekuatan berpikir analitik manusia," katanya. 

Kurator pameran, Efix Mulyadi, mengungkapkan, pameran "Menjelajah Dunia Warna dan Rupa” membebaskan setiap peserta untuk menggambarkan apa pun yang mereka inginkan.

Menggambar pun bisa ditafsir secara leluasa karena akan memungkinkan kerja-kerja seni rupa yang tidak hanya mencoret dan memulas di atas bidang gambar, tetapi juga menampilkan keterampilan prakarya atau kolase (tempel-menempel).

"Pameran ini menampilkan berbagai ragam karya dengan bermacam cara berdasarkan ide yang paling mereka sukai atau yang paling mereka akrabi dalam kehidupan sehari-hari," katanya.

Fran Sartono mencatat, karya-karya dalam pergelaran ini menunjukkan wajah-wajah dunia imajinasi dan alam pikiran para peserta pameran yang merupakan warga Indonesia.

Ini boleh dianggap mewakili cara mereka memandang dunia sekitar.

Bagi mereka, melukis adalah hiburan sambil bermain-main.

“Bentara Budaya hadir memberikan ruang ini agar karya anak-anak bersama bisa kita nikmatinya dan sama bergengsinya dengan banyak karya-karya maestro Indonesia yang juga dipamerkan di Bentara Budaya,” jelas Corporate Communication Director Kompas Gramedia Glory Oyong. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved