Serma Tengku yang Bunuh Istri Kini Dikurung di Pomdam, Ini Motif dan Curhat Korban Sebelum Meninggal
Pembunuhan ini sungguh tragis, dimana korban meninggalkan empat anak yang masih kecil
"Sebelum pisah rumah, korban sempat curhat ke keluarga bahwa suaminya ini kecanduan judi online dan tak jarang itu jadi pemicu pertengkaran. Korban juga pernah ngeluh jarang dia dikasih uang belanja. Padahal kan ada empat anak juga yang mesti diurusnya," ujar Fadhil.
"Itu lah kadang dia jualan bakso dan online di TKP untuk mencukupi kebutuhan. Udah seperti itu pun, pelaku ini sering main tangan, makanya dulu sempat diadukan soal KDRT ke Kodam cuma terakhirnya dimediasi," lanjutnya.
Astri merupakan anak ketiga dari 5 bersaudara. Dari pernikahan Astri dengan Serma Tengku Dian dikaruniai 4 orang anak, dan buah hati paling besar (sulung) saat ini mengenyam bangku SMP kelas 8.
Kronologi Kejadian
Pada pagi naas itu, Astri baru saja mengantar anaknya ke sekolah sebelum kembali ke rumah mertua.
Pertengkaran terjadi di halaman rumah, yang berujung pada aksi penikaman oleh pelaku.
Warga sekitar yang mendengar teriakan segera mendatangi lokasi dan menemukan Astri dalam kondisi kritis.
Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Latersia Binjai, namun nyawanya tidak tertolong.
Kesaksian Warga dan Barang Bukti
Warga sekitar mengaku mendengar teriakan minta tolong dari rumah korban.
Ketika mendatangi lokasi, mereka menemukan Astri dalam kondisi bersimbah darah.
"Saya lihat di lokasi korban ini sudah duduk di kursi lemas, berdarah di pintu samping. Yang saya lihat lukanya di dada kirinya," ujar Siska, salah satu tetangga korban.
Polisi Militer telah mengamankan sejumlah barang bukti dari lokasi kejadian, termasuk kursi plastik bersimbah darah dan senjata tajam yang digunakan pelaku.
Sementara, jenazah Astri telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Wahidin, Sumber Mulyo Rejo, Kecamatan Binjai Timur, Sumut.
Serma TNI Tengku Dian Anugerah diketahui anggota TNI aktif yang berdinas di Denmadam I Bukit Barisan.
Keluarga Perempuan Malah Diintervensi
Suasana sedih masih terpancar di rumah duka. Di tengah wawancara media dengan kakak ipar korban, Fadhil, prajurit TNI berpakaian dinas lengkap dengan balok dua lis merah di kerah bajunya menghampiri Fadhil.
Langkah itu dilakukan oknum prajurit TNI itu diduga untuk melarang keluarga korban bersuara kepada wartawan. "Dipanggil pak Mardianto," ujar prajurit TNI yang tertulis di papan namanya CP Manalu.
Kepada prajurit itu, wartawan meminta waktunya sekejap untuk menyelesaikan wawancara lebih dulu. Namun, permintaan wartawan tak dihiraukan.
Tak lama berselang, prajurit TNI yang lain dengan pangkat mayor berinisial M mendatangi Fadhil dan kemudian merangkulnya untuk menjauh dari wartawan.
Diduga oknum prajurit itu melakukan intervensi kepada Fadhil. "Aku capek diintervensi kayak gini bang, gas terus pemberitaannya," ujar Fadhil saat kembali menemui wartawan.
"Di RSUD Djoelham juga tadi gitu. Saya diintervensi jangan foto dan video lah. Terus dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan tidak melakukan autopsi. Cuma tadi hanya melakukan autopsi luar," sambungnya.
Kata Fadhil, pria yang berpangkat mayor itu merupakan paman dari Serma Tengku Dian Anugerah.
"Itu pamannya. Padahal kami sudah memberitahu ke paman pelaku ini. Sudah mau kami laporkan pelaku karena suka main tangan itu," tandas Fadhil.
Tampang Alvi Pelaku Mutilasi di Kamar Indekos Surabaya, 2 Jam Potong Tubuh Tiara |
![]() |
---|
Kejanggalan Kronologi Penculikan Berujung Kematian Kacab Bank BUMN, Ilham Tahu Jadi Target? |
![]() |
---|
Remaja 16 Tahun Cekik Pacar Hingga Tewas Setelah Temukan Foto Korban dengan Pria Lain |
![]() |
---|
Alasan Penculikan Berujung Kematian Kacab Bank BUMN Libatkan 15 Orang, Direncanakan Sejak Juni |
![]() |
---|
Darah Berceceran di Kebun, Candra Diduga Dibunuh Teman |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.