Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pemuda Bacok Nenek di Blora

Kisah Sandwich Generation di Blora, Sudah Kirim Uang Tapi Dilarang Kuliah, Kini Diduga Habisi Nenek

Seorang sandwich generation di Blora Jawa Tengah diduga depresi hingga membacok neneknya sendiri.

Penulis: Val | Editor: rival al manaf
Humas Polres Blora
NENEK DI BLORA TEWAS - Jajaran kepolisian saat mendatangi rumah korban untuk mendalami kasus kematian nenek di Dukuh Kalisangku, Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, Blora, Jumat (25/7/2025) malam. 

TRIBUNJATENG.COM, BLORA - Seorang sandwich generation di Blora Jawa Tengah diduga depresi hingga membacok neneknya sendiri.

Peristiwa pembacokan itu terjadi pada Jumat (25/7/2025) malam yang menyebabkan Patmirah (82) meninggal dunia dengan luka di leher dan wajah.

Terduga pelaku adalah adalah IMH (19), yang merupakan cucunya sendiri warga Dukuh Kalisangku, Desa Gempolrejo, Kecamatan Tunjungan, Blora, Jumat (25/7/2025) malam. 

Baca juga: Depresi Karena Tak Direstui Kuliah, Seorang Pemuda di Blora Diduga Membacok Nenek Hingga Tewas

Baca juga: Kematian Tragis di Blora, Suparmi Menjerit Temukan Ibunya Tewas dengan Luka Sayat di Leher dan Wajah

IMH bisa disebut sebagai sandwich generation atau istilah yang merujuk pada seseorang yang menanggung beban finansial, emosional, dan fisik untuk orang tua, adik, hingga neneknya.

Indikasi itu muncul setelah IMH diketahui baru di rumah 12 hari.

Ia pulang ke rumah karena kontrak kerjanya di Kalimantan sudah habis.

Kemudian, IMH pulang ke rumah untuk meminta restu kepada sang ibu, untuk melanjutkan kuliah. 

IMH merupakan tulang punggung keluarga. Bapaknya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

Setelah lulus STM, IMH langsung bekerja ke Kalimantan. Selama bekerja, ia selalu mengirimi uang ke ibu, dan adiknya.

Gaji dari kerja, juga ditabung untuk rencana melanjutkan kuliah.

Namun, saat IMH pulang ke rumah dan meminta izin ibunya untuk kuliah, sang ibu tidak merestui.

Sang ibu khawatir, tidak bisa membiayai kebutuhan bulanan sang anak selama kuliah.

Sejak itulah, IMH mulai depresi. Ia sering melamun, dan tatapannya sering kosong.

Lantaran merasa depresi, IMH sering datang ke rumah guru ngajinya semasa kecil, Ahmad Muhyiddin (54).

Ahmad Muhyiddin selalu mencoba menenangkan IMH saat datang ke rumahnya, sekaligus memberikan nasihat-nasihat.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved