Berita Ungaran
Jeritan Orang Tua di Balik Atap Roboh SDN Kawengen 02 Semarang, Anak Lelah dan Ngaji Terlantar
Curhat pilu orang tua setelah atap sekolah ambrol di SDN Kawengen 02, Desa Kawengen, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: raka f pujangga
Setelah pulang sekolah siang, capek, tidak bisa istirahat dan akhirnya tidak bisa berangkat mengaji,” imbuh Eni.
Masalah serupa juga dirasakan orangtua lainnya, terutama yang bekerja.

Tiar (34), ibu rumah tangga asal Dusun Kawengen, juga mengaku lebih memilih sekolah tetap berjalan pagi.
Meski tidak bekerja di luar rumah, dia tahu betul betapa repotnya tetangganya yang bekerja di pabrik.
“Kalau anaknya diantarkan pagi-pagi, harus nunggu sampai jam 10.00 baru masuk, kasihan anaknya kelamaan di sekolah,” ujar Tiar.
Dia juga harus membantu menjemput anak tetangganya yang tak bisa pulang sendiri karena orangtuanya kerja.
“Saya anaknya kelas 3, tetangga saya anaknya kelas 4, jadwal pulangnya bareng, jadi saya sekalian jemput dua-duanya,” imbuh dia.
Di balik semua itu, pihak sekolah menyadari betul dampak kebijakan darurat ini.
Plt Kepala SDN Kawengen 02, Suharto menjelaskan bahwa sistem itu terpaksa dilakukan karena dua ruang kelas rusak parah.
Kayu penyangga rapuh, plafon ambrol, dan bangunan sudah tak aman dipakai sejak ditemukan saat libur sekolah.
"Kami tidak punya pilihan lain daripada anak-anak belajar dalam bangunan yang membahayakan, kami bagi waktu.
Tapi kami tahu, ini tidak ideal karena materi juga menurun dan belajar siang hari itu anak-anak sudah capek," jelas Suharto.
Bangunan sekolah itu sendiri sudah berdiri sejak 1995 dan belum pernah mendapat bantuan rehabilitasi di bagian dalam kelas.
Satu-satunya perbaikan hanya pada bagian tiang teras beberapa tahun sebelumnya.
Baca juga: Ular Piton Jumbo Ngumpet di Plafon, Damkar Kota Pekalongan Jebol Atap Rumah Warga
Sementara kondisi dua ruang kelas yang rusak kini menanti uluran tangan dari pemerintah.
"Kami sudah laporkan, dan berharap ini menjadi prioritas.
Kalau dibiarkan, bukan hanya proses belajar yang terganggu, tapi juga keseharian warga ikut terbebani," pungkas Suharto. (*)
Daftar Calon Ketua PDIP Jateng Versi PAC Semarang, Ada Anak Puan Maharani hingga Wali Kota Semarang |
![]() |
---|
Batal Naik Gaji, DPRD Kabupaten Semarang Putar Haluan Anggaran untuk UMKM dan Program Prioritas |
![]() |
---|
Sayap Malaikat dan Replika Al-Quran Raksasa: Kirab Maulid Unik Ponpes Al-Ikhlas Pukau Warga Ungaran |
![]() |
---|
Industri Garmen di Kabupaten Semarang Kekurangan SDM Siap Kerja, Bupati Ngesti Akan Revitalisasi BLK |
![]() |
---|
Kisah Aziz dan Rifka: Dulu Nikah Siri Kini Tampil Bak Raja Sehari di Pernikahan Massal Ambarawa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.