Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Satria Pelajar SD Semarang Hidupkan Boneka Dengan Bercerita Hingga Meraih Banyak Piala

Satria Mahardika Putra Antaka (12) tampak tenggelam dalam dunia imajinasinya siang itu. 

Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG/Rezanda Akbar
MENDONGENG DAN BERCERITA - Satria Mahardika Putra Antaka saat menunjukan kemampuannya dengan bercerita menggunakan wayang buatan atau boneka tangan di rumahnya/TRIBUNJATENG.COM/REZANDA AKBAR D. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Satria Mahardika Putra Antaka (12) tampak tenggelam dalam dunia imajinasinya siang itu. 

Di ruang tamu rumahnya yang sederhana di Jalan Panda Timur I Nomor 8, Palebon, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, ia sibuk menata boneka tangan dan wayang buatan di atas meja.

Dengan cekatan, ia menirukan suara-suara berbeda seekor kucing yang lincah, penyihir tua yang bijak, hingga raksasa yang galak seolah tengah tampil di atas panggung besar lengkap dengan lampu sorot dan penonton.


Boneka-boneka itu tak sekadar diam.

Di tangannya, mereka hidup.

Mereka saling berbicara, bermain peran, dan menyampaikan pesan moral kepada siapa pun yang mendengarnya.


Pendongeng cilik itu telah menorehkan banyak prestasi, dan deretan pialanya kini turut dipajang di SD Negeri Palebon I, tempat ia menimba ilmu.


"Aku mulai mendongeng sejak kelas dua, pas masa Covid," tutur Satria dengan senyum kecil, Kamis (31/7/2025).


"Waktu itu lombanya online, jadi aku cuma tampil di depan kamera, kirim videonya. Deg-degan juga sih, tapi seru." ujarnya.


Kini, Satria sudah tampil di banyak perlombaan.

Ia tidak hanya percaya diri saat bercerita, tapi juga mampu berimprovisasi, memainkan karakter, dan menjaga alur cerita dengan gaya yang khas. 


Tak jarang, ia menyisipkan humor kecil di tengah cerita menjadikan dongengnya lebih hidup dan dekat dengan penonton.


Namun, di balik setiap gerak tangannya dan boneka yang bersuara, ada satu sosok penting yang tak pernah absen mendampingi yakni sang ayah, Kempho Antaka.


Kempho Antaka bukan hanya sekadar ayah bagi Satria.

Ia adalah guru, pelatih, sahabat, dan rekan panggung. 


Sebagai seorang guru TK, Kempho memang sudah terbiasa mendongeng.

Tapi bukan hanya itu, ia juga seniman visual yang menggabungkan gambar dan cerita menjadi satu bentuk pertunjukan bernama visual storytelling.


“Saya gabungkan dua hal itu menggambar dan bercerita.

Dari situ saya buat Sanggar Cergam Kak Kempo,” ujar Kempho, saat ditemui di ruangan rumahnya yang ia sulap menjadi studio belajar anak-anak bercerita.


Ruang itu penuh warna.

Di dinding tergantung beberapa gambar hasil tangan sendiri dan anak-anak sanggar. 


Ada juga rak penuh boneka, buku cerita anak, dan alat-alat gambar.

Di situlah Satria tumbuh dikelilingi dunia imajinasi yang hidup sejak dini.


“Kalau pagi-pagi itu mereka belum mandi, tapi udah ngoceh terus,” kenangnya sambil tertawa.


“Dari kecil memang cerewet, tapi saya lihat potensi verbalnya kuat. Jadi saya arahkan ke dunia dongeng.” sambungnya.


Tak sekadar melatih, Kempho juga turut bermain peran bersama Satria saat latihan.

Kadang ia menjadi raksasa yang bersuara berat, kadang menjadi nenek tua bijak yang memberi nasihat.


Keduanya membangun cerita bersama dari nol memilih tema, membuat alur, membuat properti, dan menentukan dialog.


“Kami main boneka berdua. Kalau Satria jadi tokoh utamanya, saya jadi karakter pembantu yang bantu ngembangin cerita,” kata Kempho.


Kegiatan ini bukan hanya latihan menjelang lomba.

Tapi juga menjadi waktu berkualitas antara ayah dan anak.


Bercerita Bukan Sekedar Juara 


Meski Satria sudah meraih berbagai penghargaan dari lomba dongeng di tingkat kota hingga provinsi, keluarga ini menekankan bahwa tujuan utama mereka bukanlah piala atau pengakuan.


“Prestasi itu bonus,” tegas Kempho. 


“Yang lebih penting, anak bisa percaya diri, bisa berkomunikasi, bisa kerja sama, dan berani tampil. Itu yang akan jadi bekal hidup mereka ke depan.” sambungnya.


Lewat kegiatan mendongeng, Satria tak hanya belajar berbicara di depan umum.

Ia juga belajar menyusun cerita, memahami karakter, dan bahkan memupuk empati dari tokoh-tokoh yang ia mainkan.


Tak hanya mendongeng, Satria juga pernah menjajal dunia seni peran. 


Ia tampil dalam dua film pendek bertema pahlawan dan keluarga, yang diproduksi bersama komunitas lokal. 


Namun, dari semua pengalaman itu, panggung dongeng tetap menjadi tempat paling nyaman bagi Satria. (Rad)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved